3 Orang Ini Dijamin Masuk Surga

3 Orang Ini Dijamin Masuk Surga

3 orang ini akan masuk surga.

3 orang ini akan tinggal di surga.

3 orang ini dijamin oleh Nabi ﷺ bisa menempati surga.

Nabi ﷺ bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku menjamin sebuah rumah di dasar surga bagi yang meninggalkan perdebatan meskipun ia dalam posisi benar, juga rumah di tengah surga bagi siapa yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bercanda, dan rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud)

Dalam hadis ini Nabi ﷺ menjamin 3 orang bisa masuk surga.

Siapakah mereka itu?

 

  1. Orang yang tidak melakukan perdebatan walaupun dalam posisi yang benar

Maksud perdebatan di sini adalah perdebatan dalam hal yang tidak ada manfaatnya atau perdebatan yang tidak bertujuan untuk mencapai titik temu, atau perdebatan yang hanya bertujuan untuk mengangkat diri dan menjatuhkan serta menghinakan lawan debat.

Sebagai contoh, ada dua orang berbincang tentang guru mereka.

Yang satu mengatakan bahwa si guru tadi memakai baju merah, sedangkan yang satu mengatakan bahwa si guru tadi memaka baju putih.

Yang satu bersikeras bahwa yang dipakai oleh gurunya adalah baju merah sedangkan yang satunya bersikeras bahwa yang dipakai adalah baju putih. Jadilah mereka berdebat.

Perdebatan seperti itulah yang tidak bermanfaat. Perdebatan seperti itulah yang terlarang.

Sebab, tidak menghasilkan manfaat apa pun kecuali kemarahan dan permusuhan.

Lantas, apakah mudah meninggalkan perdebatan seperti itu?

Belum tentu. Sebab, manusia karena egonya kadang tidak mau mengalah kepada lawannya.

Karena itu, meninggalkan perdebatan seperti itu bukanlah perkara ringan, makanya balasannya pun tidak ringan.

Apa itu? Rumah di dasar surga!

 

  1. Orang yang tidak berdusta walaupun ketika bercanda.

Berdusta itu merupakan perbuatan yang tercela, baik ketika serius maupun bercanda.

Nabi ﷺ bersabda:

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

“Celakalah orang yang berkata lalu berdusta agar orang lain tertawa, celakalah ia dan celakalah ia.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Dalam hadis ini, Nabi ﷺ mendoakan orang yang berdusta agar mendapat keburukan.

Beliau mendoakan orang itu agar mendapat وَيْلٌ. Dan وَيْلٌ dijelaskan para ulama, maknanya bisa celaka atau lembah di neraka.

Artinya, semoga orang yang berdusta celaka atau menempati lembah di neraka. Dan doa beliau itu bukan cuma sekali, atau dua kali, bahkan sampai tiga kali!

Lantas, apakah perbuatan itu mudah untuk ditinggalkan?

Belum tentu. Sebab, biasanya orang-orang suka dengan yang lucu-lucu walaupun bohong.

Karena itu, tidak berdusta ketika bercanda bukanlah perkara yang ringan, makanya balasannya pun tidak ringan.

Apa itu? Rumah di pertengahan surga!

 

  1. Orang yang berakhlak mulia.

Berakhlak mulia merupakan perkara yang terpuji dan dianjurkan, bahkan diperintahkan oleh Islam, baik terhadap seorang muslim maupun non muslim.

Nabi ﷺ bersabda:

اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada, iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya itu menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Lantas, apakah perbuatan itu mudah untuk dikerjakan?

Belum tentu. Kadang akhlak yang baik begitu mudah diucapkan dengan lisan, tetapi belum tentu itu mudah dipraktekkan dengan perbuatan.

Kadang, ada orang yang bisa berakhlak baik kepada Allah, tapi tidak berakhlak baik kepada manusia. Ia rajin beribadah kepada Allah, dan selalu mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ dalam ibadahnya, tetapi ia durhaka kepada orang tua, kasar kepada tetangga, menggunjing dan menyakiti orang lain.

Ada lagi orang yang bisa berakhlak baik kepada manusia, tapi tidak berakhlak baik kepada Allah. Ia bisa berbakti kepada orangtua, bisa memuliakan tetangga, dan bersikap ramah kepada orang lain, tetapi ia durhaka kepada Allah, berbuat syirik, bidah, maksiat dan berbagai kedurhakaan lainnya.

Karena itu, berakhlak baik bukanlah perkara yang ringan, makanya balasannya pun tidak ringan.

Apa itu? Rumah di puncak surga!

 

Siberut, 7 Muharram 1442

Abu Yahya Adiya