“Janganlah suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika ia tidak senang dengan salah satu perilaku istrinya, bisa jadi ia akan merasa senang dengan perilakunya yang lain.” (HR. Muslim)
Itulah tuntunan dari Nabi ﷺ.
Kalau memang kita diperintahkan untuk menunaikan akhlak mulia tadi kepada orang terdekat dengan kita, maka begitu pula kepada orang lain. Kita pun diperintahkan untuk menunaikan akhlak mulia itu kepada orang lain.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di berkata:
وأنه ينبغي أن توطن نفسك على أنه لا بد أن يكون فيه عيب أو نقص أو أمر تكرهه
“Engkau harus sadar bahwa setiap orang pasti punya aib, kekurangan, atau perkara yang tidak kau sukai.” (Al-Wasail Al-Mufidah li Al-Hayah As-Sa’idah)
Kalau memang setiap orang memiliki aib dan kekurangan, maka berlapang dada atas kekurangan orang lain adalah akhlak yang mulia.
Raja bin Haywah berkata:
من لم يؤاخ إلا من لا عيب فيه قل صديقه, ومن لم يرض من صديقه إلا بالإخلاص له دام سخطه, ومن عاتب إخوانه على كل ذنب كثر عدوه
“Siapa yang tidak mau berteman kecuali dengan orang yang tidak memiliki kekurangan, maka akan sedikit temannya. Siapa yang tidak rela kepada temannya kecuali kalau ia tulus kepadanya, maka akan selalu muncul kekesalannya. Dan siapa yang mencela sahabatnya atas setiap kesalahan yang ia lakukan, maka akan banyak musuhnya.” (Siyar A’lam An-Nubala)
Kalau seseorang berfokus pada kesalahan dan kekurangan orang lain, maka ia akan cenderung curiga, berprasangka buruk, dan membenci orang lain.
Kalau sudah begitu, hidupnya tidak akan tenang. Hidupnya tidak akan terasa lapang.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di berkata:
ومن لم يسترشد بهذا الذي ذكره النبي صلى الله عليه وسلم بل عكس القضية فلحظ المساوئ، وعمي عن المحاسن، فلا بد أن يقلق، ولا بد أن يتكدر ما بينه وبين من يتصل به من المحبة.
“Siapa yang tidak mengambil petunjuk dari sabda Nabi ﷺ tadi, bahkan melakukan sebaliknya yaitu dengan selalu melihat keburukan orang lain dan buta akan kebaikan-kebaikannya, niscaya gelisahlah dirinya, dan tidak akan harmonislah hubungan antara dirinya dengan orang yang ia cintai.” (Al-Wasail Al-Mufidah li Al-Hayah As-Sa’idah)
Penelitian kedokteran menyebutkan bahwa orang yang selalu curiga, berprasangka buruk, dan menyimpan dendam kepada orang lain akan terserang penyakit yang fatal: dari stres, penyakit jantung, stroke, dan berbagai penyakit bahaya lainnya. Dan semua itu bisa merenggut nyawanya.
Bukankah itu berbahaya?
Maka, berfokuslah pada kelebihan saudaramu dan bukan pada kekurangannya!
Siberut, 2 Dzulqa’dah 1444
Abu Yahya Adiya






