4. Siapa yang wajib bayar zakat fitri?
Seseorang wajib menunaikan zakat fitri jika memenuhi 2 syarat:
1) Muslim.
Ibnu ‘Umar berkata:
فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ زَكَاةَ الْفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى الْعَبْدِ وَالْحُرِّ وَالذَّكَرِ وَالْأُنْثَى وَالصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ مِنْ الْمُسْلِمِينَ
“Rasulullah ﷺ mewajibkan zakat fitri sebanyak satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas seorang hamba sahaya maupun orang merdeka dan atas seseorang lelaki maupun wanita serta atas anak kecil maupun orang dewasa dari umat islam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perkataan Ibnu Umar مِنْ الْمُسْلِمِينَ (dari umat islam) menunjukkan bahwa Islam adalah syarat wajibnya menunaikan zakat fitri.
Karena itu, setiap muslim, apakah ia tua maupun muda, pria maupun wanita, wajib menunaikan zakat fitri!
2) Mampu membayar zakat fitri
Kapan dan bagaimana seseorang dikatakan mampu?
Syekh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid berkata:
وحد هذه القدرة: أن يكون عنده فضل عن قوته وقوت من في نفقته ليلة العيد ويومه, عند جمهور العلماء
“Batasan mampu di sini yaitu seseorang mempunyai kelebihan makanan untuk dirinya dan orang yang nafkahnya di bawah tanggung jawabnya selama sehari dan semalam Idulfitri, menurut mayoritas ulama.” (Shahih Fiqh As-Sunnah wa Adillatuh wa Taudhihi Madzahib Al-Aimmah)
Apa dalil pendapat mayoritas ulama ini?
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ سَأَلَ وَعِنْدَهُ مَا يُغْنِيهِ فَإِنَّمَا يَسْتَكْثِرُ مِنْ النَّارِ
“Siapa yang meminta-minta sedangkan ia mempunyai sesuatu yang mencukupinya, maka ia telah memperbanyak api.”
Mendengar ini para sahabat bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا يُغْنِيهِ
“Wahai Rasulullah, apa maksud dari sesuatu yang mencukupinya?”
Beliau ﷺ menjawab:
أَنْ يَكُونَ لَهُ شِبْعُ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ
“Ia mempunyai makanan yang membuatnya kenyang untuk satu hari satu malam.” (HR. Abu Daud)
Kalau begitu, yang wajib menunaikan zakat fitri adalah orang yang memiliki kelebihan makanan untuk dirinya dan keluarganya selama sehari semalam (idulfitri).
Karena itu, siapa yang mempunyai kelebihan makanan, tapi hanya cukup untuk dirinya dan tak cukup untuk keluarganya selama sehari-semalam (idulfitri), maka ia tak wajib menunaikan zakat fitri.
Begitu juga, siapa yang mempunyai kelebihan makanan untuk dirinya dan keluarganya, tapi hanya cukup untuk siang hari idulfitri, maka ia tak wajib menunaikan zakat fitri.
Ibnu ‘Umar berkata:
أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِصَدَقَةِ الْفِطْرِ عَنِ الصَّغِيرِ وَالْكَبِيرِ وَالْحُرِّ وَالْعَبْدِ مِمَّنْ تَمُونُونَ
“Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk menunaikan zakat fitri atas anak kecil dan dewasa serta orang merdeka dan hamba sahaya dari orang-orang yang kalian beri makan (tanggung).” (HR. Al-Baihaqi dan Ad-Daruquthni)
5. Kalau seseorang hanya mempunyai harta yang haram, apakah ia wajib menunaikan zakat fitri?
Abu Hamid Al-Ghazali berkata:
من في يده مال حرام محض فلا حج عليه ولا يلزمه كفارة مالية لأنه مفلس ولا تجب عليه الزكاة إذ معنى الزكاة وجوب إخراج ربع العشر مثلاً وهذا يجب عليه إخراج الكل إما رداً على المالك إن عرفه أو صرفاً إلى الفقراء إن لم يعرف المالك
“Siapa yang memiliki harta yang murni haram, maka tidak ada kewajiban haji atasnya dan ia juga tidak wajib membayar kafarat berupa harta. Sebab, ia orang yang bangkrut dan tidak wajib membayar zakat. Karena, arti dari zakat yaitu kewajiban mengeluarkan 2.5% contohnya. Sedangkan ia wajib mengeluarkan seluruh hartanya, baik dengan mengembalikan itu kepada pemilik harta itu yang sebenarnya jika memang ia tahu. Atau, ia mengalokasikannya untuk orang-orang fakir jika memang ia tidak tahu pemilik harta itu yang sebenarnya.” (Ihya ‘Ulum Ad-Diin)
6. Apakah orang tua harus membayar zakat fitri atas anaknya yang masih dalam kandungan?
Imam Ibnul Mundzir berkata:
وأجمعوا على أن لا زكاة على الجنين في بطن أمه وانفرد ابن حنبل: فكان يحبه ولا يوجبه
“Para ulama sepakat bahwa tidak wajib menunaikan zakat atas janin yang masih dalam kandungan ibunya. (Ahmad) bin Hanbal menyendiri dalam hal ini, karena ia menyukai untuk menunaikan zakat atas janin, tapi ia tidak mewajibkannya.” (Al-Ijma’)
Mengapa Imam Ahmad menyukai dan menganjurkan untuk menunaikan zakat atas janin?
Imam Ibnu Qudamah berkata:
وَكَانَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – يُخْرِجُ عَنْ الْجَنِينِ
“Utsman bin ‘Affan menunaikan zakat atas anaknya yang masih dalam kandungan.” (Al-Mughni)
8. Untuk siapa zakat fitri dialokasikan?
Apakah untuk orang miskin saja? Atau boleh juga untuk amil zakat, muallaf, dan orang semacam mereka?
(bersambung)
25 Ramadhan 1442
Abu Yahya Adiya






