Allah berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
“Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan balasan penuh atas pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan.
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud: 15-16)
Siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya maksudnya:
أي: يريد بعمله ثواب الدنيا ومالها.
“Yaitu dengan amalnya ia menginginkan balasan dunia dan harta dunia.” (Al-Mulakhkhash Fii Syarh Kitab At-Tauhid)
Kami berikan balasan penuh atas pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna maksudnya:
نوفر لهم ثواب أعمالهم بالصحة، والسرور بالأهل والمال والولد
“Kami menyediakan bagi mereka balasan atas amalan mereka berupa kesehatan, dan kegembiraan karena memiliki anak, keluarga, dan harta.” (Al-Mulakhkhash Fii Syarh Kitab At-Tauhid)
Mengapa itulah orang-orang yang tidak memperoleh sesuatu di akhirat, kecuali neraka?
لأنهم لم يعملوا إلا للحياة الدنيا
“Sebab, mereka tidak melakukan amalan kecuali untuk kehidupan dunia.” (Al-Mulakhkhash Fii Syarh Kitab At-Tauhid)
Faidah yang bisa kita petik dari 2 ayat ini:
- Terlarangnya melakukan amal saleh, kebajikan, dan ibadah apapun dengan tujuan mendapatkan dunia.
Contoh beribadah karena tujuan dunia:
- Menjadi muazin karena ingin mendapat honor sebagai muazin.
- Melaksanakan haji karena ingin mendapat uang.
- Belajar agama agar menjadi mulia di tengah-tengah masyarakat.
- Berpuasa agar badan menjadi sehat.
- Menyumbang harta kepada fakir miskin agar menang dalam p
Dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Pertanyaan: bolehkah seseorang melakukan amal saleh, kebajikan, dan ibadah apapun dengan tujuan mendapatkan dunia dan akhirat?
Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin berkata:
أن الإنسان إذا أراد بعمله الحسنيين- حسنى الدنيا، وحسنى الآخرة-; فلا شيء عليه لأن الله يقول:
“Seseorang jika dengan amalannya ia menginginkan dua kebaikan yaitu kebaikan dunia dan akhirat, maka itu tidak mengapa. Sebab, Allah berfirman:
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجاً وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لا يَحْتَسِبُ} [الطلاق: من الآية2-3]
“Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
فرغبه في التقوى بذكر المخرج من كل ضيق والرزق من حيث لا يحتسب.
Dia memberikan dorongan untuk bertakwa dengan menyebutkan jalan keluar dari kesempitan dan juga menyebutkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
ولا مانع أن يدعو الإنسان في صلاته، ويطلب أن يرزقه الله المال، ولكن لا يصلي من أجل هذا الشيء; فهذه مرتبة دنيئة
Dan tidak mengapa seseorang berdoa dan memohon dalam salatnya agar Allah memberinya rezeki. Akan tetapi janganlah ia melaksanakan salat karena tujuan itu. Itu kedudukan yang rendah.” (Al-Qaul Al-Mufid ‘Alaa Kitab At-Tauhid)
- Orang yang melakukan kebaikan dengan tujuan dunia tidak akan mendapatkan ganjaran di akhirat. Sedangkan di dunia?
Allah berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ
“Siapa yang menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia ini apa yang Kami kehendaki bagi siapa yang Kami kehendaki.” (QS. Al-Isra’: 18)
Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin berkata:
ما قال: عجلنا له ما يريد؛ بل قال: (عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ) ، لا ما يشاء هو؛ (لِمَنْ نُرِيدُ) لا لكل إنسان….
“Allah tidak berfirman: ‘Kami segerakan baginya di dunia ini apa yang ia inginkan’, melainkan Dia berfirman: ‘Kami segerakan baginya di dunia ini apa yang Kami kehendaki.’ Bukan apa yang ia hendaki. Dan itu juga ‘bagi siapa yang Kami Kehendaki’, bukan bagi semua manusia….
فمن الناس: من يعطي ما يريد من الدنيا ومنهم: من يعطي شيئاً منه، ومنهم: من لا يعطي شيئاً أبدا.
Makanya, di antara manusia ada orang yang diberi dunia sesuai dengan yang ia inginkan. Ada lagi yang diberi sedikit dari apa yang ia inginkan dan ada pula yang tidak diberi sama sekali dunia seperti yang ia inginkan.” (Syarh Riyadhush Shalihin)
Itu kalau tujuannya dunia. Adapun kalau tujuannya akhirat, Allah berfirman:
وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُوراً
“Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itulah orang-orang yang usaha mereka dibalasi dengan baik.” (QS. Al-Isra’: 19)
Berarti, orang yang melakukan kebajikan dan kebaikan dengan niat meraih pahala akhirat, pasti ia akan mendapatkan apa yang ia niatkan.
Sedangkan orang yang melakukan kebaikan dan kebajikan dengan niat mendapatkan dunia, maka mungkin saja ia mendapatkan apa yang ia niatkan secara sempurna, dan mungkin saja separuhnya, dan mungkin saja tidak mendapatkannya sama sekali, sehingga akhirnya kecewa, bahkan gila!
3.Wajibnya beribadah kepada Allah dengan ikhlas.
Kita wajib beribadah hanya kepada Allah. Dan wajib beribadah hanya untuk Allah. Bukan untuk selain-Nya. Bukan untuk mencari pujian manusia. Bukan untuk meraih keuntungan dunia.
Jakarta, 24 Dzulhijjah 1441
Abu Yahya Adiya
Sumber:
- Al-Mulakhkhash Fii Syarh Kitab At-Tauhid karya Syekh Saleh Al-Fauzan.
- Al-Qaul Al-Mufid ‘Alaa Kitab At-Tauhid karya Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin.
- Syarh Riyadhush Shalihin karya Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin.






