Rasulullah ﷺ pernah memasuki kebun milik seorang sahabat Anshar dan ternyata di situ ada seekor unta.
Tatkala unta itu melihat beliau ﷺ melenguhlah ia dan berlinanglah air matanya.
Beliau menghampirinya lalu mengusap kepala dan punuknya. Unta itu pun jadi tenang. Lalu beliau ﷺ bersabda:
مَنْ رَبُّ هَذَا الْجَمَلِ، لِمَنْ هَذَا الْجَمَلُ؟
“Siapa pemilik unta ini? Milik siapa unta ini?”
Lalu datanglah seorang pemuda Anshar dan berkata:
لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ
“Itu milikku, wahai Rasulullah.”
Beliau ﷺ pun bersabda:
أَفَلَا تَتَّقِي اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهِيمَةِ الَّتِي مَلَّكَكَ اللَّهُ إِيَّاهَا؟، فَإِنَّهُ شَكَا إِلَيَّ أَنَّكَ تُجِيعُهُ وَتُدْئِبُهُ
“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dalam urusan hewan yang telah Allah kuasakan kepadamu?! Dia mengeluh kepadaku bahwa engkau telah membiarkannya lapar dan membebaninya dengan pekerjaan yang berat!” (HR. Abu Daud)
Dalam hadis ini Nabi ﷺ menuntun kita untuk berbuat baik kepada hewan, tidak menelantarkannya dan membebaninya dengan pekerjaan berat.
Mengapa demikian?
Sebab, itu sebuah kezaliman. Dan kezaliman terlarang sekalipun kepada hewan.
Nah, kalau hewan saja tidak boleh dizalimi, apalagi manusia!
Maka, jangan berbuat zalim kepada siapa pun. Sebab, kezaliman adalah kegelapan di hari kiamat
Nabi ﷺ bersabda:
اتَّقُوا الظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Hati-hatilah kalian dari kezaliman, karena sesungguhnya kezaliman adalah kegelapan demi kegelapan di hari kiamat.” (HR. Muslim)
Siberut, 29 Dzulhijjah 1441
Abu Yahya Adiya






