Pintu-pintu surga akan terbuka di hadapan mereka. Mereka bisa masuk ke surga dari pintu mana pun yang mereka suka. Ya, dari pintu mana pun yang mereka suka, jika mereka mengamalkan hadis berikut ini:
Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا:
“Jika seorang wanita melaksanakan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya:
ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Masuklah ke surga dari pintu mana pun yang kau suka!” (HR. Ahmad)
Inilah kunci surga bagi kaum wanita:
1. Salat lima waktu.
Nabi ﷺ bersabda:
وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَلَا نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ، وَفِرْعَوْنَ، وَهَامَانَ، وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ
“Siapa yang tidak menjaga salat, maka ia tak akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan. Kelak di hari kiamat ia bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad)
Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf adalah orang-orang yang sangat jahat dan sangat kafir di muka bumi. Nah, di neraka nanti, orang yang meninggalkan salat akan berkumpul
bersama mereka.
Itu balasan bagi yang melalaikan salat. Adapun balasan bagi orang yang menjaga salat:
Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا، وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَة
“Siapa yang menjaga salat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan di hari kiamat.” (HR. Ahmad)
Karena itu, wanita yang menjaga salat lima waktu akan bahagia dan tidak akan kecewa.
2. Puasa di bulan Ramadhan.
Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, niscaya diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berpuasa di bulan Ramadhan bukan cuma membawa kebaikan bagi kaum pria, melainkan juga bagi kaum wanita.
Karena itu, wanita yang berpuasa di bulan Ramadhan akan bahagia dan tidak akan kecewa.
3. Menjaga kemaluan.
Apa maksud menjaga kemaluan di sini?
Imam Al-Munawi menjelaskan:
عن الجماع المحرم والسحاق
“Yaitu dari persetubuhan yang diharamkan dan lesbianisme.” (Faidh Al-Qadhir)
Allah berfirman:
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ…وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim… laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. ” (QS. Al-Ahzab: 35)
Siapa pun yang menjaga kemaluannya, maka Allah akan memberikan ganjaran yang besar dari-Nya.
Karena itu, wanita yang menjaga kemaluannya akan bahagia dan tidak akan kecewa.
4. Menaati suami.
Nabi ﷺ bersabda:
خَيْرُ النِّسَاءِ الَّتِيْ اِذَا نَظَرْتَ اِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَاِذَا اَمَرْتَهَا اَطَاعَتْكَ وَاِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ
“Sebaik-baik wanita adalah wanita yang jika engkau memandangnya, ia membuatmu senang. Jika engkau memberikan perintah kepadanya, ia menaatimu. Dan jika engkau sedang jauh darinya, ia menjaga dalam dirinya kehormatanmu dan keluargamu.” (HR. Abu Daud Ath-Thayalisi)
Beliau ﷺ juga pernah ditanya:
أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ
“Siapakah wanita yang paling baik?”
Beliau ﷺ menjawab:
الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِيمَا يَكْرَهُ فِي نَفْسِهَا، وَلَا فِي مَالِهِ
“Yaitu yang menyenangkan suami ketika dipandang, menaatinya ketika diperintah, dan tidak menyalahinya dengan sesuatu yang tidak ia sukai, baik terkait dengan dirinya maupun hartanya.” (HR. Ahmad, dan An-Nasai)
Karena itu, wanita yang taat kepada suaminya akan bahagia dan tidak akan kecewa.
Itulah empat amalan yang istimewa bagi kaum wanita. Kalau mereka mengamalkannya, maka-kata Nabi-dikatakan kepada mereka:
ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Masuklah ke surga dari pintu mana pun yang kau suka!” (HR. Ahmad)
Siberut, 21 Shafar 1445
Abu Yahya Adiya






