Menyimpan Rahasia

Menyimpan Rahasia

“Jika seseorang berbicara lalu menoleh, maka itu adalah amanah.” (HR. Abū Dāwūd dan Tirmiżi)

Ibnu Ruslān menjelaskan:

في التفاته إعلام من يحدثه أنه يخاف أن يسمع حديثه أحد، وأنه قد خصه بسره؛ فكان الالتفات قائمًا مقام قوله:

“Dalam tolehannya terkandung pemberitahuan kepada orang yang ia ajak bicara bahwa ia khawatir orang lain mendengar perkataannya dan bahwa ia telah mengkhususkannya dengan rahasianya. Maka, tolehannya itu mengantikan perkataannya:

اكتم هذا عني، وهو أمانة عندك

“Rahasiakanlah ini dariku, dan ini adalah amanah bagimu.” (Syarh Sunan Abī Dāwūd)

Seorang mukmin harus amanah. Dan salah satu bentuk amanah adalah menjaga rahasia, sedangkan salah satu bentuk pengkhianatan adalah menyebarkan rahasia.

Al-Hasan Al-Baṣrī berkata:

إن من الخيانة أن تحدث بسر أخيك

“Sesungguhnya termasuk khianat yaitu engkau menyampaikan rahasia saudaramu.” (Syarh Sunan Abī Dāwūd)

Tidak hanya rahasia orang lain, seorang mukmin hendaknya menyimpan baik-baik rahasia dirinya dan tidak mengumbarnya kepada orang lain.

Seorang yang bijak berkata kepada anaknya:

يَا بُنَيَّ كُنْ جَوَادًا بِالْمَالِ فِي مَوْضِعِ الْحَقِّ، ضَنِينًا بِالْأَسْرَارِ عَنْ جَمِيعِ الْخَلْقِ.

“Wahai anakku, jadilah dermawan dengan hartamu di jalan kebenaran dan jagalah rahasiamu dengan ketat dari semua orang.” (Adab Ad-Dunyā wa Ad-Dīn)

Kenapa harus menjaga rahasianya dengan ketat?

Abū Ḥātim Al-Bustī berkata:

ومن كَتَمَ سِرَّهُ كَانَتِ الْخِيَرَةُ فِي يده ومن أنبأ الناس بأسراره هان عليهم وأذاعوها

“Siapa yang menyembunyikan rahasianya, maka pilihan ada di tangannya. Namun, siapa yang memberitahukan rahasianya kepada orang lain, maka jadi rendahlah ia di mata mereka dan mereka akan menyebarkan rahasianya.” (Rauḍah Al-‘Uqalā’ wa Nuzhah Al-Fudhalā’)

Jika seseorang mengumbar rahasianya sendiri, maka ia akan menjadi rendah di mata orang lain dan rahasianya akan tersebar. Jika rahasianya telah tersebar, maka ia akan merugi, sebab ia akan terjerat dan terbelenggu oleh rahasianya sendiri.

‘Ali bin Abī Ṭālib berkata:

‌سِرُّك ‌أَسِيرُك فَإِنْ تَكَلَّمْت بِهِ صِرْت أَسِيرَهُ

“Rahasiamu adalah tawananmu. Jika engkau mengucapkannya, maka engkaulah yang jadi tawanannya.” (Adab Ad-Dunyā wa Ad-Dīn)

 

Siberut, 27 Dzulhijjah 1446

Abu Yahya Adiya

 

Sumber: https://dorar.net/hadith/sharh/28786