Akibat Tidak Adil dalam Memimpin

Akibat Tidak Adil dalam Memimpin

“Sesungguhnya kalian bersemangat untuk mendapatkan kekuasaan, padahal itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat.” (HR. Bukhari)

Ya, itu akan menjadi penyesalan di hari kiamat bagi orang yang tidak pantas mengembannya atau tidak menjalankan kewajibannya sebagaimana mestinya.

Karena itu, mengemban suatu jabatan dan kekuasaan bukanlah perkara ringan. Sebab, itu akan dipertanggungjawabkan.

Siapa pun yang menjadi pemimpin, pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya di hari kiamat. Ya, dimintai pertanggungjawaban. Baik ia pemimpin rumah tangga, apalagi pemimpin negara!

Nabi ﷺ bersabda:

كُلُّكُمْ راعٍ، وكُلُّكُمْ مسئولٌ عنْ رعِيَّتِهِ

“Setiap dari kalian adalah pemimpin dan setiap dari kalian akan ditanya tentang apa yang ia pimpin.

والأِمَامُ رَاعٍ، ومسئولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Penguasa adalah pemimpin, dan ia akan ditanya tentang rakyat yang ia pimpin.

والرَّجُلُ رَاعٍ في أَهْلِهِ ومسئولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya, dan ia akan ditanya tentang keluarga yang ia pimpin.

والمرْأَةُ راعِيةٌ في بيْتِ زَوْجِهَا ومسئولة عنْ رعِيَّتِهَا

Seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin.

والخَادِمُ رَاعٍ في مالِ سيِّدِهِ ومسئولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Pembantu juga pemimpin terkait harta majikannya, dan ia akan ditanya tentang apa yang ia pimpin.

فكُلُّكُمْ راعٍ ومسئولٌ عنْ رعِيتِهِ

Setiap dari kalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang apa yang ia pimpin.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kalau memang kepemimpinan itu akan dipertanggungjawabkan, maka hendaknya seorang pemimpin berlaku lurus dan adil dalam menghadapi orang yang ia pimpin. Niscaya Allah menolongnya dan mengasihinya.

Nabi ﷺ bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ

“Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.”

Siapakah mereka?

Nabi ﷺ menyebutkan yang pertama:

الْإِمَامُ الْعَادِلُ

“Pemimpin yang adil…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sebaliknya, siapa yang menjadi pemimpin, tapi ia tidak berlaku lurus dan adil dalam menghadapi orang yang ia pimpin, maka Allah murka kepadanya dan akan menyengsarakannya.

Nabi ﷺ bersabda:

اللَّهُمَّ مَنْ وَلي مِنْ أمْرِ أُمتي شَيْئاً فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ فَارفُقْ بِهِ

“Ya Allah, siapa yang mengurus urusan umatku, kemudian ia menyengsarakan mereka, maka sengsarakanlah ia. Dan siapa yang mengurus urusan umatku, kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia.” (HR. Muslim)

Itu doa Nabi ﷺ, dan ternyata doa beliau benar-benar dikabulkan dan terjadi.

Berapa banyak pemimpin yang membuat rakyatnya sengsara. Dan ternyata, di kemudian hari dialah yang sengsara.

Berapa banyak pemimpin yang membuat rakyatnya menderita. Dan ternyata, di kemudian hari dialah yang menderita.

Ada di antara mereka yang menjatuhkan rakyatnya. Akhirnya, di kemudian hari rakyatnyalah yang menjatuhkannya dari kekuasaannya.

Ada di antara mereka yang selama berkuasa memasukkan ribuan orang yang tidak bersalah ke dalam penjara. Akhirnya, di kemudian hari ia menghabiskan masa tuanya di dalam penjara.

Ada di antara mereka yang menyebut rakyatnya sebagai tikus-tikus. Akhirnya, di kemudian hari ia mati di dalam got layaknya tikus.

Itu baru siksa dunia yang sesaat. Lantas, bagaimana pula dengan siksa akhirat?!

Nabi ﷺ bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

“Tidaklah seorang hamba dianugerahi oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, lalu saat meninggal dunia ia dalam keadaan menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkannya masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Siberut, 16 Dzulqa’dah 1443

Abu Yahya Adiya