Anak Kecil dan Puasa Ramadhan

Anak Kecil dan Puasa Ramadhan

Di bulan Ramadhan, memang anak kecil tidak wajib puasa. Namun, apakah boleh ketika itu ia berpuasa? Kalau memang boleh, di umur berapakah ia disuruh berpuasa? Dan bagaimanakah cara melatihnya berpuasa?

Berikut ini pembahasannya:

 

Apakah Anak Kecil Boleh Berpuasa?

Tatkala orang-orang sedang berpuasa Ramadhan, tiba-tiba ada orang mabuk karena meminum minuman keras.

Orang itu pun didatangkan  ke hadapan ‘Umar bin Al-Khaththab. Maka ‘Umar berkata kepadanya:

وَيْلَكَ، وَصِبْيَانُنَا صِيَامٌ

Celakalah engkau! Engkau meminum khamar padahal anak-anak kita berpuasa?!

Lalu ‘Umar pun mencambuknya 80 kali cambukan. (HR. Bukhari dan Al-Baghawi)

Hadis ini menunjukkan bolehnya anak kecil berpuasa. Seandainya itu tak diperbolehkan, tentu akan diingkari oleh ‘Umar.

Dan hadis ini merupakan bantahan terhadap pendapat ulama mazhab Maliki yang menyatakan bahwa berpuasa bagi anak kecil adalah tidak disyariatkan.

Karena itu, anak kecil boleh berpuasa dan kalau ia berpuasa, sahlah puasanya. Dan itulah pendapat mayoritas ulama.

 

Apakah Seseorang Harus Mengganti Puasa yang Ia Tinggalkan di Masa Kecil?

Imam An-Nawawi berkata:

فَلَا يَجِبُ صَوْمُ رَمَضَانَ عَلَى الصَّبِيِّ وَلَا يَجِبُ عَلَيْهِ قَضَاءُ مَا فَاتَ قَبْلَ الْبُلُوغِ بِلَا خِلَافٍ

Puasa Ramadhan tidak wajib atas anak kecil dan tidak wajib pula atasnya untuk mengganti puasa yang ia tinggalkan sebelum balig. Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal itu. (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab)

 

Apakah Orang Tua Harus Menyuruh Anaknya Berpuasa dan Kapankah Itu?

Imam An-Nawawi berkata:

قَالَ الْمُصَنِّفُ وَالْأَصْحَابُ: وَإِذَا أَطَاقَ الصَّوْمَ وَجَبَ عَلَى الْوَلِيِّ أَنْ يَأْمُرَهُ بِهِ لِسَبْعِ سِنِينَ بِشَرْطِ أَنْ يَكُونَ مُمَيِّزًا وَيَضْرِبَهُ عَلَى تَرْكِهِ لِعَشْرٍ لِمَا ذَكَرَهُ الْمُصَنِّفُ وَالصَّبِيَّةُ كَالصَّبِيِّ فِي هَذَا كُلِّهِ بِلَا خِلَافٍ

Penulis (Imam Asy-Syairazi) dan para sahabat (ulama mazhab Syafi’i) berpendapat bahwa jika anak sanggup berpuasa, maka walinya wajib menyuruhnya untuk berpuasa di usia 7 tahun dengan syarat sudah mumayiz dan ia dipukul karena tidak berpuasa di usia 10 tahun, karena alasan yang disebutkan oleh penulis. (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab)

Apa alasan yang disebutkan oleh penulis?

Imam Asy-Syairazi berkata:

قياسا على الصلاة

“Sebagai bentuk penyamaan puasa dengan salat.” (Al-Muhadzdzab)

Artinya, sebagaimana orang tua diperintahkan untuk menyuruh anaknya untuk melaksanakan salat di usia 7 tahun dan memukulnya jika enggan melaksanakan salat di usia 10 tahun, maka begitu pula puasa.

 

Pertanyaan: untuk apa menyuruh anak kecil berpuasa sementara ia belum wajib berpuasa?

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:

وَاسْتَحَبَّ جَمَاعَةٌ مِنَ السّلف مِنْهُم بن سِيرِينَ وَالزُّهْرِيُّ وَقَالَ بِهِ الشَّافِعِيُّ أَنَّهُمْ يُؤْمَرُونَ بِهِ لِلتَّمْرِينِ عَلَيْهِ إِذَا أَطَاقُوهُ

“Sekelompok salaf di antara mereka Ibnu Sirin, Az-Zuhri dan itu juga pendapat Asy-Syafi’i menganjurkan agar anak-anak kecil diperintahkan untuk berpuasa untuk melatih mereka berpuasa jika memang mereka sanggup.” (Fath Al-Bari Syarh Shahih Al-Bukhari)

Artinya, orang tua menyuruh anaknya berpuasa untuk melatih dirinya agar kelak ketika dewasa ia sudah terbiasa dan bisa untuk berpuasa.

Catatan: memukul di sini untuk menegur kesalahan anak. Bukan untuk meyakiti. Karena itu, tidak boleh memukul anak sampai melukainya.

 

Bagaimana Cara Melatih Anak Kecil Berpuasa?

Sahabat Nabi ﷺ memberi contoh…

Tatkala Nabi ﷺ menyuruh para sahabatnya untuk berpuasa hari Asyura’, Rubayyi’ binti Mu’awwidz mengabarkan:

فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدُ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا، وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ العِهْنِ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَاكَ حَتَّى يَكُونَ عِنْدَ الإِفْطَارِ

“Maka kami pun berpuasa hari itu dan kami juga mendidik anak-anak kecil kami untuk berpuasa. Kami buatkan untuk mereka alat permainan dari bulu. Bila seorang dari mereka menangis karena meminta makan, kami beri ia permainan itu. Demikianlah terus kami lakukan hingga tiba waktu berbuka.” (HR. Bukhari)

 

Siberut, 11 Ramadhan 1442

Abu Yahya Adiya

 

Sumber:

  1. Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab karya Imam An-Nawawi.
  2. Fath Al-Bari Syarh Shahih Al-Bukhari karya Al-Hafizh Ibnu Hajar.
  3. Irsyad As-Sari Lii Syarh Shahih Al-Bukhari karya Imam Al-Qasthalani.
  4. Syarh As-Sunnah karya Imam Al-Baghawi.