Bagaimana Menyikapi Orang yang Bersumpah dengan Nama-Nya?

Bagaimana Menyikapi Orang yang Bersumpah dengan Nama-Nya?

Apa sikapmu kalau ada orang yang bersumpah di hadapanmu?

Apakah engkau menerimanya atau menolaknya?

Nabi ﷺ bersabda:

لا تحلفوا بآبائكم، من حلف بالله فليصدق, ومن حلف له بالله فليرض، ومن لم يرض فليس من الله

“Janganlah kalian bersumpah dengan nama leluhur kalian! Siapa yang bersumpah dengan nama Allah, maka hendaknya ia berkata benar. Dan siapa yang diucapkan kepadanya sumpah dengan nama Allah, maka hendaklah ia menerima. Siapa yang tidak menerima, maka lepaslah ia dari Allah.” (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadis ini, Nabi ﷺ memberikan beberapa tuntunan:

 

  1. Janganlah kalian bersumpah dengan nama leluhur kalian!

Nabi ﷺ melarang bersumpah dengan nama leluhur. Sebab, itu termasuk bersumpah dengan selain nama Allah dan itu terlarang.

Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ أَشْرَكَ

“Siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka sungguh, ia telah berbuat syirik.” (HR. Abu Daud)

Lalu mengapa dalam hadis tadi Nabi ﷺ melarang para sahabatnya bersumpah dengan nama leluhur saja? Sebab, dijelaskan oleh Ibnu ‘Umar:

وَكَانَتْ قُرَيْشٌ تَحْلِفُ بِآبَائِهَا

“Kaum Quraisy sudah biasa bersumpah dengan nama leluhur mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Siapa yang bersumpah dengan nama Allah, maka hendaknya ia berkata benar

Nabi ﷺ memerintahkan untuk berkata benar ketika bersumpah dengan nama Allah. Mengapa demikian? Sebab….

الصدق واجب ولو لم يحلف بالله فكيف إذا حلف به!

“Berkata benar itu wajib walaupun tidak sedang bersumpah dengan nama Allah, maka bagaimana pula jika sedang bersumpah dengan nama-Nya?!” (Al-Mulakhkhash Fii Syarh Kitab At-Tauhid)

Ya, bagaimana pula jika sedang bersumpah dengan nama-Nya?! Tentu lebih wajib lagi!

Karena, itu sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah.

 

  1. Dan siapa yang diucapkan kepadanya sumpah dengan nama Allah, maka hendaklah ia menerima. Siapa yang tidak menerima, maka lepaslah ia dari Allah

Kalau ada orang yang bersumpah dengan nama Allah di hadapan kita, dan ia termasuk orang yang beriman dan bertakwa, maka kita wajib menerima dan mempercayainya.

Ya, wajib menerima dan mempercayainya, sebagai bentuk pengagungan terhadap-Nya.

Kalau tidak, maka lepaslah ia dari Allah.

Allah akan berlepas diri darinya. Allah akan berlepas diri dari kita. Dan kalau Allah sudah berlepas diri dari seseorang, maka bayangkanlah bagaimana nasibnya!

 

Siberut, 12 Rabi’ul Awwal 1442

Abu Yahya Adiya