Bangga dan Mencela

Bangga dan Mencela

Seseorang mendapat hidayah mengenal sunnah, sedangkan ia melihat banyak orang masih tenggelam dalam kubangan bidah. Bagaimana kedudukan  mereka di matanya?

Seseorang rajin salat berjamaah di masjid, sementara ia melihat banyak orang masih meninggalkan masjid, bahkan melalaikan pula salat di rumah. Seperti apa kedudukan  mereka di matanya?

Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا قَالَ الرَّجُلُ: هَلَكَ النَّاسُ فَهُوَ أَهْلَكُهُمْ

“Jika seseorang berkata, ‘Binasalah orang-orang’, maka dialah yang paling binasa di antara mereka.” (HR. Muslim)

Apa maksud hadis ini?

Imam Ibnu ‘Abdil Barr berkata:

هَذَا الْحَدِيثُ مَعْنَاهُ لَا أَعْلَمُ خِلَافًا فِيهِ بَيْنَ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنَّ الرَّجُلَ يَقُولُ ذَلِكَ الْقَوْلَ احْتِقَارًا لِلنَّاسِ وَازْدِرَاءً بِهِمْ وَإِعْجَابًا بِنَفْسِهِ

“Makna hadis ini, dan saya tidak mengetahui perbedaan pendapat di antara para ulama dalam hal ini, yakni seseorang mengucapkan perkataan tadi sebagai bentuk meremehkan dan merendahkan orang-orang serta bangga terhadap dirinya sendiri.” (Al-Istidzkar)

Sebagai bentuk meremehkan dan merendahkan orang-orang serta bangga terhadap dirinya sendiri artinya perkataan tadi muncul karena ujub.

Kalau seseorang sudah memiliki penyakit ujub, maka ia akan merasa dirinya lebih saleh dan lebih baik daripada orang lain. Ia merasa dirinya lebih berilmu dan lebih pintar daripada orang lain. Ia merasa dirinya lebih mulia dan lebih terhormat daripada orang lain.

Padahal….

Ketika seseorang merasa makin baik daripada orang lain, berarti makin rusaklah dirinya.

Ketika ia merasa makin berilmu daripada orang lain, berarti makin bodohlah dirinya.

Dan ketika merasa makin mulia daripada orang lain, berarti makinlah rendahlah ia.

Kalau memiliki perasaan seperti itu saja berbahaya, maka bagaimana pula kalau ditambah dengan menyakiti orang lain? Bukankah makin berbahaya?

Imam Ka’b Al-Ahbar memberikan nasehat:

وَلَا تُؤْذِيَنَّ أَحَدًا، فَإِنَّهُ لَوْ مَلَأَ عِلْمُكَ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ مَعَ الْعُجْبِ مَا زَادَكَ اللهُ بِهِ إِلَّا سَفَالًا وَنَقْصًا

“Janganlah engkau menyakiti seorang pun, karena sesungguhnya kalaupun ilmumu memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi namun disertai rasa bangga, maka Allah tidak akan menambahkan untukmu kecuali kehinaan dan kerendahan.” (Hilyah Al-Auliya wa Thabaqaat Al-Ashfiya)

Ya, kehinaan dan kerendahan. Apalagi kalau sampai merendahkan banyak orang!

Syekh Ahmad Hathibah berkata:

فالذي يرى أن الناس كلهم سيدخلون النار وهو فقط الذي سيدخل الجنة، إذا هذا أهلكهم؛ لأنه إنسان مغرور!

“Orang yang memandang bahwa semua orang akan masuk neraka dan ia saja yang akan masuk surga, maka dialah yang paling binasa di antara mereka. Sebab, ia orang yang tertipu!” (Syarh Riyadhush Shalihin)

 

Siberut, 12 Rabi’ul Tsani 1443

Abu Yahya Adiya