Suatu hari Nabi ﷺ naik ke atas mimbar, lalu menyeru dengan suara yang tinggi:
يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ اْلإِيْمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لاَ تُؤْذُو الْمُسْلِمِيْنَ، وَلاَ تُعَيِّرُوْهُمْ، وَلاَ تَتَّبِعُوْا عَوْرَاتِهِمْ
“Wahai sekalian orang yang mengaku Islam dengan lisannya namun iman belum sampai ke dalam hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, janganlah menjelekkan mereka, dan jangan mencari-cari aib mereka!
فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيْهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ يَتَّبِعِ اللهُ عَوْرَتَهُ، يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ
Karena sesungguhnya siapa yang suka mencari-cari aib saudaranya sesama muslim, maka Allah akan mencari-cari aibnya. Dan siapa yang dicari-cari aibnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkar aibnya, walaupun ia ada di dalam tempat tinggalnya!” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa siapa yang melanggar kehormatan seorang muslim entah dengan menggunjingnya, atau mencari-cari aibnya, atau memfitnahnya, pasti Allah akan menghinakannya, walaupun ia sembunyi di dalam rumahnya.
Kenapa demikian?
Suatu hari ‘Abdullah bin ‘Umar memandang ke Ka’bah lalu berkata:
مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ، وَالْمُؤْمِنُ أَعْظَمَ حُرْمَةً عِنْدَ اللهِ مِنْكِ
“Alangkah mulianya dirimu dan alangkah agungnya kehormatanmu. Namun seorang mukmin lebih terhormat di sisi Allah daripada dirimu!” (HR. Tirmidzi)
Ka’bah tentu memiliki kedudukan yang agung di sisi Allah, karena itu adalah rumah-Nya. Walaupun begitu, kehormatan hamba-Nya ternyata lebih agung kedudukannya daripada rumah-Nya!
Karena itu, jangan sampai kita melanggar kehormatan seorang muslim, entah dengan lisan kita atau perbuatan kita.
Hendaknya kita menjaganya atau membelanya, niscaya Allah akan memuliakan kita. Ya, niscaya Dia memuliakan kita, bukan hanya di dunia ini melainkan juga di akhirat nanti.
Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Siapa yang menjaga kehormatan saudaranya, maka Allah menjaga wajahnya dari api neraka di hari kiamat.” (HR. Tirmidzi)
Siberut, 21 Syawwal 1442
Abu Yahya Adiya






