Curang ketika Ujian?

Curang ketika Ujian?

“Apa ini wahai penjual makanan?!”

Itu pertanyaan Rasulullah ﷺ kepada penjual makanan, ketika tangan beliau ﷺ menyentuh sesuatu yang basah pada tumpukan makanan yang dijual oleh si penjual itu.

Penjual makanan tersebut menjawab:

أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللهِ

“Kehujanan wahai Rasulullah.”

Maka beliau ﷺ pun bersabda:

أَفَلَا جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ، مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي

“Mengapa yang basah ini tidak engkau letakkan di atas supaya dapat diketahui orang lain? Siapa yang curang, maka ia bukan termasuk umatku!” (HR. Muslim)

Siapa yang curang, maka ia bukan termasuk umatku. Bukankah ini menunjukkan bahwa kecurangan adalah perbuatan yang diharamkan?

Al-‘Azhim Abadi berkata:

وَالْحَدِيثُ دَلِيلٌ عَلَى تَحْرِيمِ الْغِشِّ وَهُوَ مُجْمَعٌ عَلَيْهِ

“Hadis ini adalah dalil yang menunjukkan diharamkannya kecurangan dan itu perkara yang disepakati oleh para ulama.” (‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud)

Bukan cuma diharamkan, bahkan kecurangan juga merupakan dosa besar yang harus ditinggalkan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللهُ رَعِيَّةً، يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلَّا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

“Tidaklah seorang hamba dianugerahi oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, lalu saat meninggal dunia ia dalam keadaan mencurangi rakyatnya, melainkan Allah mengharamkannya masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kalau suatu perbuatan sampai menyebabkan pelakunya tidak masuk surga, bukankah itu menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah dosa besar?

Ya, tentu saja itu dosa besar.

Kecurangan adalah dosa besar yang harus ditinggalkan, dalam perkara apa pun itu, meski dalam perkara ujian!

Komite Urusan Riset dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi mendapatkan pertanyaan:

ما حكم من يغش في امتحانات الدراسة كمواد الكيمياء والطبيعة؟

“Apa hukum orang yang curang dalam ujian-ujian pelajaran, seperti dalam bidang kimia dan sains?”

Komite menjawab:

الغش حرام في امتحانات الدراسة أو غيرها، وفاعله مرتكب كبيرة من كبائر الذنوب؛ لما ثبت عنه ﷺ أنه قال: «من غشنا فليس منا» ولا فرق في ذلك بين كون المواد الدراسية دينية أو غير دينية.

“Kecurangan itu haram, baik dalam ujian-ujian pelajaran atau selainnya. Dan pelakunya telah melakukan dosa yang besar. Sebagaimana telah sahih dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau bersabda, ‘Siapa yang mencurangi kami, maka ia bukan termasuk golongan kami.’ Tidak ada perbedaan dalam hal itu, baik materi yang diujikan adalah pelajaran agama maupun selain agama.” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah)

Kecurangan yang kita lakukan mungkin saja tidak ada orang yang menyaksikannya. Namun, apakah Tuhan kita tidak menyaksikannya?

Ibnu Mas’ud-semoga Allah meridainya-berkata:

وَاللَّهُ فَوْقَ الْعَرْشِ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْءٌ من أَعمالكُم

“Allah di atas Arsy, tapi tidak sedikit pun amalan kalian yang samar bagi-Nya.” (Al-‘Uluww)

Maka, jauhilah kecurangan dalam segala bentuknya!

 

Siberut, 28 Jumada Ats-Tsaniyah 1443

Abu Yahya Adiya