Apa jadinya jika kita melakukan suatu dosa lalu itu diketahui oleh orang lain?
Ibnu Mas’ud berkata:
كَانَ الرَّجُلُ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ إِذَا أَذْنَبَ أَصْبَحَ عَلَى بَابِهِ مَكْتُوبًا:
“Jika seorang dari Bani Israel berbuat dosa, maka di pagi harinya akan tertulis di pintunya:
أَذْنَبَ كَذَا وَكَذَا، وَكَفَّارَتُهُ مِنَ الْعَمَلِ كَذَا
“Ia telah berbuat dosa ini dan itu dan penghapusnya dengan melakukan ini dan itu.” (Syu’ab Al-Iman)
Itu yang terjadi pada umat terdahulu. Lalu bagaimana dengan umat ini?
Bayangkanlah, apa jadinya jika itu terjadi pada umat ini?
Imam Muhammad bin Wasi’ berkata:
لَوْ كَانَ لِلذُّنُوْبِ رِيْحٌ، مَا جَلَسَ إِلَيَّ أَحَدٌ
“Seandainya dosa itu memiliki aroma, tentu tidak ada seorang pun yang mau duduk denganku!” (Siyar Alam An-Nubala)
Kalau itu dikatakan oleh seorang ulama yang saleh dan ahli ibadah, maka bagaimana pula dengan kita yang bergelimang dosa?!
Kalau sampai saat ini aib dan dosa kita masih Allah tutupi, maka pujilah Dia. Bersyukurlah kepada-Nya. Segeralah bertaubat kepada-Nya. Mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan sangat menyayangi hamba-hamba-Nya.
Kalau pun Dia menghukum kita karena dosa kita, entah dengan Dia bongkar aib kita atau dengan Dia kirim siksa, maka ketahuilah Dia tetap menyayangi kita.
Nabi ﷺ bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً، أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً
“Tidaklah seorang mukmin mendapatkan musibah berupa tertusuk duri atau lebih parah dari itu kecuali dengan sebab itu Allah mengangkat derajatnya atau menghapus dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Musibah yang Allah berikan sebenarnya kebaikan bagi kita. Lewat musibah, Dia angkat derajat kita atau Dia hapuskan dosa-dosa kita.
Bukankah itu tanda kasih sayang-Nya kepada kita?
Karena itu, yakinilah bahwa Dia itu Maha Penyayang. Dan yakinilah bahwa kasih sayang-Nya lebih besar dan lebih luas daripada kemurkaan-Nya.
Nabi ﷺ bersabda:
لَمَّا خَلَقَ اللهُ الْخَلْقَ، كَتَبَ فِي كِتَابِهِ، فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ: إِنَّ رَحْمَتِي تَغْلِبُ غَضَبِي
“Ketika Allah menciptakan semua makhluk, maka Dia menulis dalam kitab-Nya, sementara kitab itu ada di sisi-Nya di atas Arsy: ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Siberut, 25 Jumada Al-Ulaa 1443
Abu Yahya Adiya






