Jangan ‘Menutup’ Pintu Rahmat-Nya!

Jangan ‘Menutup’ Pintu Rahmat-Nya!

Ia berduka. Musuh-musuhnya telah membunuh pamannya dan beberapa sahabatnya.

Dalam keadaan marah dan duka masih meliputi dirinya, ia mendoakan musuh-musuhnya agar mendapatkan laknat-Nya.

Namun, siapa sangka, Allah langsung menegurnya.

Nabi ﷺ berdoa di hari Uhud:

«اللَّهُمَّ العَنْ أَبَا سُفْيَانَ، اللَّهُمَّ العَنِ الحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ، اللَّهُمَّ العَنْ صَفْوَانَ بْنَ أُمَيَّةَ»

“Ya Allah, laknatilah Abu Sufyan. Ya Allah laknatilah Al-Harits bin Hisyam. Ya Allah laknatilah Shafwan bin Umayyah.”

Ibnu ‘Umar berkata:

فَنَزَلَتْ

“Maka turunlah firman-Nya:

{لَيْسَ لَكَ مِنَ الأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ} [آل عمران: 128]

“Bukan menjadi urusanmu sedikit pun apakah Dia menerima taubat mereka atau menyiksa mereka.” (QS. Ali-‘Imran: 128)

فَتَابَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ فَأَسْلَمُوا فَحَسُنَ إِسْلَامُهُمْ:

Ternyata Allah menerima taubat mereka. Mereka masuk Islam bahkan baik keislaman mereka.” (HR. Tirmidzi)

3 orang tadi adalah orang yang sangat keras dalam memusuhi Islam dan sangat pantas untuk bertanggung jawab atas terbunuhnya banyak kaum muslimin dalam perang Uhud.

Nabi ﷺ menganggap hidayah jauh dari mereka, karenanya beliau berharap agar laknat-Nya segera menimpa mereka, tapi….

Siapa sangka mereka semua masuk Islam, bahkan baiklah keislaman mereka.

Kejadian itu memberikan pelajaran bahwa….

Sejauh apa pun kesesatan seseorang, jangan sampai kita menganggap hidayah jauh darinya.

Dan serusak apa pun perbuatan seseorang, jangan sampai kita ‘menutup’ pintu rahmat-Nya darinya.

Hati manusia itu ada di tangan-Nya, bukan di tangan kita.

Dia memberikan hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki, karena hikmah yang Dia ketahui.

Dan Dia juga menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki, karena hikmah yang Dia ketahui.

 

Siberut, 23 Muharram 1442

Abu Yahya Adiya