Pernahkah kita menyaksikan orang yang sering berjudi, mabuk-mabukan, dan berzina, tapi terus bertambah aset kekayaannya?
Atau pernahkah kita menyaksikan pegawai yang malas menunaikan tugas, tidak serius bekerja, dan berkhianat, tapi jabatannya terus meningkat?
Kalau kita pernah menyaksikan orang-orang seperti itu…
Jangan tertipu!
Jangan tertipu oleh mereka!
Jangan tertipu oleh jabatan dan kekayaan mereka!
Jangan tertipu oleh kenikmatan yang ada pada mereka!
Abu Hazim berkata:
كُلُّ نِعْمَةٍ لَا تُقَرِّبُ مِنَ اللَّهِ فَهِيَ بَلِيَّةٌ
“Setiap nikmat yang tidak mendekatkan seseorang kepada Allah, itu adalah bencana.” (Asy-Syukr)
Allah memberimu nikmat berupa jabatan atau kekayaan. Engkau menikmatinya dan merasa senang dengannya.
Dan setelah engkau menikmatinya, ternyata engkau tetap melalaikan perintah-Nya, dan terus saja melanggar larangan-Nya, berarti jabatan dan kekayaan yang engkau dapatkan akan menjadi bencana yang membuatmu sengsara!
Nabi ﷺ bersabda:
إِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ
“Kalau engkau menyaksikan seorang yang bermaksiat diberikan oleh Allah berupa kenikmatan dunia yang ia sukai, maka itulah istidraj!”
Ya, istidraj, yaitu penguluran waktu dan siksa. Allah terus-menerus memberikan nikmat kepadanya. Hingga ketika ia benar-benar lalai dan lupa, Allah menyiksanya dengan tiba-tiba.
Setelah mengucapkan perkataan tadi, Nabi ﷺ membaca surat Al-An’aam ayat 44:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka. Hingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itulah mereka terdiam putus asa.” (HR. Ahmad)
Harta, kekayaan, dan jabatan yang diraih para pelaku maksiat, semua itu akan membuat mereka sengsara di akhirat.
Makin banyak kenikmatan yang mereka rasakan, maka makin membuat mereka sengsara!
Imam Al-Hasan Al-Bashri pernah ditanya oleh seseorang:
ﻣﻦ ﺃﺷﺪ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺻﺮﺍﺧﺎ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ؟
“Siapa orang yang jeritannya paling keras di hari kiamat nanti?”
Beliau menjawab:
ﺭﺟﻞ ﺭﺯﻕ ﻧﻌﻤﺔ؛ ﻓﺎﺳﺘﻌﺎن بها ﻋﻠﻰ ﻣﻌﺼﻴﺔ ﺍﷲ
“Yaitu orang yang diberi nikmat oleh Allah, lalu ia gunakan itu untuk bermaksiat kepada-Nya.” (Az-Zuhd)
Siberut, 20 Shafar 1442
Abu Yahya Adiya






