Jihad dengan Ilmu

Jihad dengan Ilmu

“Siapa yang keluar dalam rangka mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali.” (HR. Tirmidzi)

Ya, ia dianggap berjuang di jalan Allah sampai ia kembali ke rumahnya. Kenapa begitu?

Imam Ibnul Qayyim berkata:

لَان بِهِ قوام الاسلام

“Karena dengan itu tegaklah Islam.” (Miftah Daar As-Sa’aadah)

Para pencari ilmu agama adalah orang yang berjuang di jalan Allah. Karena, mereka menjadi sebab tegaknya agama Allah.

Agama ini tetap tegak selama ada orang yang mempelajarinya, mengamalkannya, dan menyampaikannya kepada umat manusia.

Kalau tidak ada lagi orang yang melakukan tugas demikian, maka rusaklah agama ini dan runtuhlah dunia ini.

Nabi ﷺ sudah mengabarkan yang demikian. Beliau ﷺ bersabda:

إنَّ اللَّه لاَ يقْبِض العِلْم انْتِزَاعاً ينْتزِعُهُ مِنَ النَّاسِ، ولكِنْ يقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَماءِ حتَّى إِذَا لمْ يُبْقِ عَالِماً، اتَّخَذَ النَّاسُ رُؤوساً جُهَّالاً فَسئِلُوا، فأفْتَوْا بغَيْرِ علمٍ، فَضَلُّوا وأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah itu tidak mencabut ilmu dari umat manusia dengan sekali cabut, tetapi Allah mencabutnya dengan cara mewafatkan para ulama. Hingga bila tidak tersisa lagi seorang alim pun, maka orang-orang pun mengangkat para pemimpin yang bodoh. Mereka ditanya, lalu memberikan fatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Karena itu, mencari ilmu agama bukanlah amalan yang biasa. Itu merupakan jihad di jalan-Nya. Amalan yang sangat istimewa!

Imam Ibnul Qayyim berkata:

وَلِهَذَا كَانَ الْجِهَاد نَوْعَيْنِ:

“Karenanya, jihad ada dua macam.” (Miftah Daar As-Sa’aadah)

Apa sajakah itu?

Imam Ibnul Qayyim menyebutkan:

جِهَاد بِالْيَدِ والسنان وَهَذَا المشارك فِيهِ كثير

“Jihad dengan tangan dan senjata. Dan orang yang melakukan ini banyak.” (Miftah Daar As-Sa’aadah)

Itu jihad yang pertama. Lantas apa jihad yang kedua?

Imam Ibnul Qayyim menyebutkan:

وَالثَّانِي الْجِهَاد بِالْحجَّةِ وَالْبَيَان وَهَذَا جِهَاد الْخَاصَّة من اتِّبَاع الرُّسُل وَهُوَ جِهَاد الائمة وَهُوَ افضل الجهادين لعظم منفعَته وَشدَّة مُؤْنَته وَكَثْرَة اعدائه

“Dan jihad yang kedua yaitu jihad dengan hujah dan penjelasan. Ini adalah jihad orang yang istimewa dari kalangan pengikut para rasul. Itu adalah jihadnya para imam. Dan itulah jihad yang paling utama karena besarnya manfaatnya dan berat biayanya serta banyaknya musuhnya.” (Miftah Daar As-Sa’aadah)

Itulah jihad dengan ilmu. Dan itulah jihad yang sangat istimewa. Apa dalilnya demikian?

Imam Ibnul Qayyim berkata:

قَالَ-تَعَالَى-فِي سُورَة الْفرْقَان-وَهِي مَكِّيَّة-:

“Allah berfirman dalam surat Al-Furqan dan itu adalah surat Makkiyyah:

{وَلَو شِئْنَا لبعثنا فِي كل قَرْيَة نذيرا فلاتطع الْكَافرين وجاهدهم بِهِ جهادا كَبِيرا}:

“Kalau Kami menghendaki, niscaya Kami utus seorang yang memberi peringatan (rasul) pada setiap negeri. Maka janganlah engkau mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al-Qur’an dengan jihad yang besar.”

فَهَذَا جِهَاد لَهُم بِالْقُرْآنِ-وَهُوَ أكبر الجهادين-, وَهُوَ جِهَاد الْمُنَافِقين-أيضا-؛ فَإِن الْمُنَافِقين لم يَكُونُوا يُقَاتلُون الْمُسلمين, بل كانوامعهم-فِي الظَّاهِر-, وَرُبمَا كَانُوا يُقَاتلُون عدوهم مَعَهم! وَمَعَ هَذَا؛ فقد قَالَ-تَعَالَى-:

Ini adalah jihad memerangi mereka dengan Al-Quran dan itu adalah jihad yang paling besar. Dan begitu pula jihad memerangi orang-orang munafik. Karena sesunguhnya orang-orang munafik tidak memerangi kaum muslimin, melainkan bersama mereka secara lahir. Bahkan, bisa jadi mereka bersama kaum muslimin memerangi musuh mereka! Walaupun begitu, Allah berfirman:

يَا أَيهَا النَّبِي جَاهد الْكفَّار وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِم

“Hai Nabi! Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik, serta bersikap keraslah terhadap mereka.”

وَمَعْلُوم ان جِهَاد الْمُنَافِقين بِالْحجَّةِ وَالْقُرْآن. وَالْمَقْصُود ان سَبِيل الله هِيَ الْجِهَاد, وَطلب الْعلم, ودعوة الْخلق بِهِ الى الله.

Dan telah diketahui bahwa jihad memerangi orang-orang munafik adalah dengan hujah dan Al-Quran. Maksudnya di sini bahwa jalan Allah adalah jihad, mencari ilmu, dan mengajak orang-orang kepada Allah dengannya.” (Miftah Daar As-Sa’aadah)

Karena itu, siapa yang mencari ilmu dengan niat menjaga agama, maka ia seorang mujahid. Pejuang di jalan-Nya. Selain itu, ia juga digolongkan sebagai pengikut setia nabi-Nya.

Imam Ibnul Qayyim berkata:

فَمن طلب الْعلم ليحيى بِهِ الاسلام فَهُوَ من الصديقين ودرجته بعد دَرَجَة النُّبُوَّة

“Siapa yang mencari ilmu agar Islam tetap hidup, maka ia termasuk dari kalangan pengikut setia para nabi dan kedudukannya setelah kedudukan nabi.” (Miftah Daar As-Sa’adah)

 

Siberut, 19 Sya’ban 1445

Abu Yahya Adiya