Jika Sahabat Menjadi Pejabat

Jika Sahabat Menjadi Pejabat

Apa yang akan kita lakukan jika sahabat kita menjadi seorang pejabat?

Apa yang akan kita lakukan jika teman kita berhasil menduduki kedudukan yang terhormat?

Imam Hammad bin Zaid bercerita tentang Imam Ayyub As-Sikhtiyani:

كَانَ أَيُّوْبُ صَدِيْقاً لِيزَيْدَ بنِ الوَلِيْدِ، فَلَمَّا وَلِيَ الخِلاَفَةَ، قَالَ أَيُّوْبُ:

“Ayyub adalah teman Yazid bin Al-Walid. Tatkala Yazid menjadi khalifah, Ayyub berdoa:

اللَّهُمَّ أَنْسِهِ ذِكْرِي.

“Ya Allah, jadikan ia lupa mengingat diriku!” (Siyar A’lam An-Nubala)

Imam Ayyub ingin Yazid tidak ingat lagi akan dirinya.

Ia berharap agar temannya itu lupa akan dirinya.

Mengapa begitu?

Imam Abu ‘Utsman Sa’id bin Isma’il memberi nasehat tentang sikap menghadapi para penguasa:

وَإِيَّاكَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ أَوْ تَتَصَنَّعَ لِإِتْيَانِهِمْ أَوْ تُحِبَّ أَنْ يَأْتُوكَ

“Hati-hatilah, jangan sampai engkau mendatangi mereka atau membuat-buat alasan untuk mendatangi mereka atau suka kalau mereka mendatangimu.” (Syu’abul Iman)

Ya, jangan terlalu dekat dengan mereka, sehingga hatimu terpaut pada jabatan dan kekayaan mereka. Kalau sudah begitu, engkau menjadi budak mereka dan budak dunia!

Imam Abu Utsman Sa’id bin Isma’il berkata lagi:

واهْرَبْ مِنْهُمْ مَا اسْتَطَعْتَ، مَا دَامُوا مُقِيمِينَ عَلَى الشَّرّ

“Larilah dari mereka semampumu, selama mereka masih melakukan kemaksiatan.

فَإِنْ تَابُوا وَتَرَكُوا الشَّرَّ مِنَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ وَالْحُكْمِ وَأَخَذُوا الدُّنْيَا مِنْ وَجْهِهَا فَهُنَاكَ

Kalau mereka bertaubat dan meninggalkan kemaksiatan baik berupa ucapan, perbuatan, maupun keputusan hukum dan mengambil dunia sesuai proporsinya, maka itulah yang diharapkan.

فَاحْذَرِ الْعِزَّ بِهِمْ

Waspadalah, jangan sampai merasa bangga dengan mereka.” (Syu’abul Iman)

Ya, jangan sampai merasa bangga karena dekat dengan mereka. Sebab….

Setinggi apapun jabatan mereka, tetap saja itu adalah dunia.

Dan sebanyak apapun kekayaan mereka, tetap saja itu adalah dunia.

Ya, itu semua dunia. Sedangkan nilai dunia kata Nabi ﷺ:

أَهْونُ عَلى اللَّه مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ

“Lebih rendah di sisi Allah daripada rendahnya bangkai kambing di sisi kalian!” (HR. Muslim)

Maka, untuk apa membanggakan sesuatu yang nilainya lebih rendah daripada bangkai kambing?

Imam Ibnu Hibban Al-Busti berkata:

ومن عزت عليه نفسه صغرت الدنيا في عينيه

“Siapa yang berjiwa mulia, niscaya akan terasa kecillah dunia di depan matanya.” (Raudhah Al-‘Uqala wa Nuzhah Al-Fudhala)

 

Siberut, 29 Syawwal 1443

Abu Yahya Adiya