“Siapa yang berusaha untuk bersabar, maka Allah akan membuatnya bersabar. Tidaklah seseorang mendapatkan pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Bukhari)
Demikianlah Nabi ﷺ memberikan wejangan. Tidak ada pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran. Mengapa demikian?
Ath-Thibi berkata:
لأنه جامع لمكارم الأخلاق
“Karena kesabaran itu mengumpulkan berbagai akhlak yang mulia.” (Al-Kasyif ‘an Haqaiq As-Sunan)
Jujur, rendah hati, pemaaf, dan perilaku mulia lainnya, itu semua berlandaskan kesabaran.
Maimun bin Mihran berkata:
ما نال أحد شيئًا من جسيم الخير، نبي فمن دونه إلا بالصبر.
“Tidaklah seseorang meraih suatu kebaikan yang besar, baik itu nabi maupun yang di bawahnya, melainkan dengan kesabaran.” (Nur Al-Iqtibas fii Misykaat Washiyyah An-Nabi libni ‘Abbas)
Semua kebaikan yang besar hanya bisa diraih dengan kesabaran, bukan dengan keluhan.
Imam Al-Munawi berkata:
فإذا رزقه الصبر كان أوسع من كل نعمة واسعة لأنه يسهل بالصبر جميع الخيرات وترك المنكرات وتحمل المكروهات المقدرات
“Jika Allah memberikan kepada seseorang kesabaran, maka itu lebih luas daripada semua nikmat yang luas. Sebab, dengan kesabaran jadi mudahlah segala kebaikan dan mudah meninggalkan kemungkaran serta menanggung kesulitan yang ditakdirkan.” (Faidh Al-Qadir)
Dengan bersabar, seseorang bisa menjalankan perintah Tuhannya. Dengan bersabar, seseorang bisa menjauhi larangan-Nya. Dengan bersabar, seseorang bisa melewati segala ketetapan pahit dari-Nya. Bukankah dengan demikian, ia bisa merasakan kebahagiaan?
Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin berkata:
ولذلك تجد الإنسان الصبور لو أوذي من قبل الناس، لو سمع منهم ما يكره، لو حصل منهم اعتداء عليه، تجده هادي البال، لا يتصلب، ولا يغضب، لأنه صابر على ما ابتلاه الله به؛ فلذلك تجد قلبه دائماً مطمئناً ونفسه مستريحة
“Karena itu, engkau dapati orang yang penyabar, kalau ia disakiti oleh orang lain, kalau ia mendengar apa yang tidak ia sukai dari mereka, dan kalau ia mendapatkan serangan dari mereka, engkau dapati pikirannya tenang, tidak tegang, dan tidak marah. Sebab, ia bersabar atas musibah yang Allah berikan kepadanya. Makanya engkau dapati hatinya selalu tenang dan jiwanya selalu tenteram.” (Syarh Riyadhush Shalihin)
Siberut, 14 Dzulqa’dah 1446
Abu Yahya Adiya






