Kontradiksi Adalah Tanda Jauh dari Petunjuk Ilahi

Kontradiksi Adalah Tanda Jauh dari Petunjuk Ilahi

“Apakah mereka tidak memerhatikan Al-Quran? Sekiranya Al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.” (QS. An-Nisa: 82)

Imam Ath-Thabari menjelaskan:

فإن ذلك لو كان من عند غير الله لاختلفت أحكامه، وتناقضت معانيه، وأبان بعضه عن فساد بعض

“Karena sesungguhnya kalau itu bukan dari sisi Allah, tentu akan berbeda-beda hukumnya, bertentangan maknanya, dan sebagiannya akan menjelaskan kerusakan sebagian yang lain.” (Jami’ Al-Bayan fii Ta’wil Al-Quran)

Al-Quran adalah perkataan-Nya, dan perkataan-Nya tidak mungkin saling bertentangan. Yang saling bertentangan hanyalah perkataan manusia, bukan perkataan Tuhannya manusia.

Qatadah menjelaskan ayat tadi:

قول الله لا يختلف، وهو حق ليس فيه باطل، وإنّ قول الناس يختلف.

“Perkataan Allah tidak akan bertentangan. Itu merupakan kebenaran dan tidak mengandung kebatilan. Adapun perkataan manusia bisa bertentangan.” (Jami’ Al-Bayan fii Ta’wil Al-Quran)

Al-Quran adalah perkataan-Nya, dan perkataannya adalah kebenaran dan kebenaran tidak akan saling bertentangan. Karena itu, siapa yang meninggalkan kebenaran, maka pasti perkataannya akan saling bertentangan.

Syekh Saleh Al-Fauzan berkata:

فمن ترك الحق فإنه يُبتلى بالتناقض وتضارب أقواله؛ لأن الضلال يتشعب، ولا حد لشعبه

“Siapa yang meninggalkan kebenaran, maka perkataannya akan saling bertentangan dan bertabrakan. Sebab, kesesatan itu bercabang-cabang, dan tidak ada batasnya.” (Syarh Masail Al-Jahiliyyah)

Itu kesesatan, lantas bagaimana dengan kebenaran?

Syekh Saleh Al-Fauzan berkata:

وأما الحق: فإنه شيء واحد لا يتشعب ولا يختلف، والله جل وعلا يقول:

“Adapun kebenaran, maka itu satu tidak bercabang-cabang dan berbeda-beda. Allah berfirman:

{فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلالُ} [يونس: 32]

“Tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan.” (QS. Yunus: 32)

فمن ترك الحق وقع في الضلال، والضلال متاهة والعياذ بالله، فتجد أصحابه مختلفين فيما بينهم؛ بل تجد الواحد منهم مختلفة آراؤه؛ لأنه ليس عنده هدىً يسير عليه، وإنما يتخبط، تارة يقول كذا، وتارة يقول كذا

Siapa yang meninggalkan kebenaran, maka ia terjatuh pada kesesatan, dan kesesatan itu berbelit-belit. Kita memohon perlindungan kepada Allah. Engkau akan dapati orang-orang sesat berselisih sesama mereka. Bahkan, engkau dapati salah seorang dari mereka pendapatnya berubah-ubah. Sebab, tidak ada padanya petunjuk yang bisa ia pegang. Ia hanya berjalan tanpa arah. Kadang ia berpendapat begini dan kadang berpendapat begitu.” (Syarh Masail Al-Jahiliyyah)

Karena itu, siapa yang pendapatnya sering berubah, hari ini pendapatnya A, esok B, lalu esok lusa C, D, dan seterusnya, maka itu tanda bahwa kesesatan ada pada dirinya. Jauhilah ia, agar tidak tertular oleh ‘penyakit’nya!

 

Siberut, 16 Dzulqa’dah 1446

Abu Yahya Adiya