Beberapa kabilah Arab murtad sepeninggal Nabi ﷺ. Mereka meninggalkan Islam, bahkan hendak menyerang jantung pertahanan umat Islam yaitu Madinah.
Dalam kondisi genting seperti itu, khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq tetap mengirim pasukan Usamah bin Zaid untuk memerangi Romawi, sebagaimana itu perintah Nabi ﷺ sebelum beliau meninggal dunia.
‘Ashim bin Adi berkata:
نَادَى مُنَادِي أَبِي بَكْرٍ، مِنْ بَعْدِ الْغَدِ مِنْ متوفى رسول الله ﷺ:
“Dua hari setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, utusan Abu Bakar menyerukan:
لِيُتَمَّ بَعْثُ أُسَامَةَ أَلا لا يَبْقَيَنَّ بِالْمَدِينَةِ أَحَدٌ مِن جُنْدِ أُسَامَةَ إِلا خَرَجَ إِلَى عَسْكَرِهِ بِالْجُرْفِ
“Pasukan Usamah harus diteruskan. Ketahuilah tidak seorang pun dari pasukan Usamah yang tinggal di Madinah melainkan harus bergabung dengan pasukannya di Jurf.” (Tarikh Ar-Rusul wa Al-Muluk)
Beberapa orang sahabat Nabi membujuk Abu Bakar agar membatalkan rencana pengiriman pasukan tersebut, karena gentingnya situasi di Madinah.
Lantas, apa sikap Abu Bakar Ash-Shiddiq ketika itu?
Abu Bakar berkata:
أَنَا أَحْبِسُ جَيْشًا بَعَثَهُمْ رَسُول اللَّهِ ﷺ! لَقَدِ اجْتَرَأْتَ عَلَى أَمْرٍ عَظِيمٍ
“Aku harus menahan pasukan yang telah dikirim oleh Rasulullah?! Sungguh, aku telah lancang dalam perkara yang besar!”
Kemudian Abu Bakar bersumpah:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَأَنْ تَمِيلَ عَلَيَّ الْعَرَبُ أَحَبَّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَحْبِسَ جَيْشًا بَعَثَهُمْ رَسُول اللَّهِ ﷺ
“Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya! Sungguh, serangan dari kabilah-kabilah Arab lebih kusukai daripada aku harus menahan tentara yang telah dikirim oleh Rasulullah!”
Lalu Abu Bakar berkata kepada Usamah:
امض يا أسامة فيجَيْشِكَ لِلْوَجْهِ الَّذِي أُمِرْتَ بِهِ، ثُمَّ اغْزُ حَيْثُ أَمَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ
“Lanjutkan pasukanmu ke arah yang telah diperintahkan kepadamu wahai Usamah, lalu berperanglah sebagaimana yang diperintahkan oleh Rasulullah!” (Tarikh Al-Islam)
Bukan cuma itu, Abu Bakar sampai berkata:
لَوْ خَطَّفَتْنِي الْكِلابُ وَالذِّئَابُ لَمْ أَرُدَّ قَضَاءً قَضَى به رسول الله ﷺ
“Seandainya anjing dan serigala menerkamku, tetap tidak akan kutarik keputusan yang telah dikeluarkan oleh Rasulullah ﷺ!” (Tarikh Ar-Rusul wa Al-Muluk)
Abu Bakar tetap melepas pasukan Usamah untuk memerangi Romawi dengan resiko besar yang akan ia hadapi.
Lantas, apa yang kemudian terjadi?
Pasukan Romawi kabur dan kabilah-kabilah Arab yang murtad pun mundur.
Pasukan Romawi merasa heran dan kagum menyaksikan kenekatan pasukan kaum muslimin. Mereka berkata:
مَا بَالُ هَؤُلَاءِ يَمُوتُ صَاحِبُهَا ثُمَّ أَغَارُوا عَلَى أَرْضِنَا
“Ada apa mereka ini?! Nabi mereka mati, lalu mereka malah menyerang negeri kita?!” (Tarikh Al-Islam)
Dan kabilah-kabilah Arab yang murtad dan ingin menyerang Madinah pun merasa heran dan kagum menyaksikan kenekatan pasukan kaum muslimin.
Mereka berkata:
مَا خَرَجَ هَؤُلَاءِ مِنْ قَوْمٍ إِلَّا وَبِهِمْ مَنَعَةٌ شَدِيدَة
“Pasukan ini tidak keluar dari Madinah kecuali karena mereka memiliki pertahanan yang kuat!” (Al-Bidayah wa An-Nihayah)
Banyak yang mengira keputusan Abu Bakar akan merugikan umat Islam, tapi nyatanya keputusan itu malah membawa kemaslahatan yang besar bagi umat Islam.
Karena itu….
Tidak akan celaka orang yang memegang erat sunnah nabi-Nya.
Tidak akan sengsara orang yang mempertahankan sunnah nabi-Nya.
Tidak akan tersesat orang yang berpegang teguh pada sunnah nabi-Nya
Imam Az-Zuhri berkata:
كَانَ مَنْ مَضَى مِنْ عُلَمَائِنَا يَقُولُونَ:
“Para ulama kita yang terdahulu berkata:
الِاعْتِصَامُ بِالسُّنَّةِ نَجَاةٌ
“Berpegang teguh pada sunnah adalah keselamatan.” (Sunan Ad-Darimi)
Siberut, 28 Jumada Ats-Tsaniyah 1446
Abu Yahya Adiya






