Mau Dipuji atau Dikritik?

Mau Dipuji atau Dikritik?

Pujian itu memang terasa ‘nikmat’ di telinga dan membuat ‘nyaman’ dada. Namun, seringnya itu membuat kita terbuai dan terlena.

Sedangkan kritikan itu memang terasa menyakitkan, tapi sebenarnya itu membawa kebaikan.

Dengan dikritik, kita jadi tahu bahwa kita punya kekurangan, sehingga dengan itu kita bisa menutup kekurangan kita dan memperbaiki diri kita menjadi lebih baik lagi.

Pelaut yang ulung bukan lahir dari laut yang tenang. Pelaut yang ulung itu lahir dari laut yang berombak besar dan bergelombang.

Orang yang sukses bukanlah orang yang tidak jatuh sama sekali. Orang yang sukses justru pernah jatuh, bahkan sering jatuh. Namun, setelah jatuh ia bangkit lagi dan memperbaiki diri.

Sebuah karya dalam bidang apa pun bisa menjadi besar dan monumental bukanlah tanpa kritikan. Justru setelah melewati kritikan demi kritikan yang demikian banyak.

Makanya, jangan alergi kritik. Sebab, sebenarnya itu baik.

Imam Ibnu Hibban berkata:

وضرب الناصح خير من تحية الشانىء

“Pukulan dari orang yang menasihati itu lebih baik daripada penghormatan dari orang yang benci.” (Raudhah Al-‘Uqala wa Nuzhah Al-Fudhala)

 

Siberut, 17 Rajab 1442

Abu Yahya Adiya