- Apa arti Al-Fatihah?
Al-Fatihah artinya pembuka.
- Kenapa dinamakan Al-Fatihah?
Sebab, surat ini adalah pembuka Al-Quran. Al-Quran dibuka dengan surat ini.
- Apa saja keutamaan surat Al-Fatihah?
1) Singkat tapi padat
Surat ini singkat hanya berisi 7 ayat tapi maknanya padat. Sebab, mencakup inti dari agama Islam yang sesungguhnya. Makanya, Nabi ﷺ sampai menyatakan bahwa surat ini adalah surat yang paling agung dalam Al-Quran.
Nabi ﷺ bersabda:
لأعلمنك سورة هي أعظم السور في القرآن
“Sungguh, akan kuajarkan kepadamu satu surat yang mana ia adalah surat paling agung dalam Al-Quran.” (HR. Bukhari)
2) Dibaca minimal 17 kali sehari
Surat Al-Fatihah adalah surat yang sangat penting. Saking pentingnya, sampai-sampai kita diperintahkan untuk mengulang-ulangnya paling sedikit 17 kali sehari semalam.
Itu jika kita hanya melaksanakan salat lima waktu. Namun, kalau kita melaksanakan juga salat sunnah, berarti Al-Fatihah dibaca lebih dari itu, sesuai dengan kehendak kita.
3) Salat tidak sah tanpa Al-Fatihah
Saking pentingnya surat ini sampai-sampai salat seseorang tidak sah tanpa membaca surat ini.
Nabi ﷺ bersabda:
لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب.
“Tidak ada salat bagi orang yang tidak membaca al-Fatihah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan masih banyak lagi keutamaan surat ini.
Tafsir:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
- Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Allah adalah nama Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan yang satu-satunya boleh disembah. Dan ini adalah nama-Nya yang paling khusus. Tidak boleh selain-Nya menamakan diri dengan nama ini.
الرَّحْمَن (Yang Maha Pengasih) artinya Yang memiliki rahmat yang luas, yaitu mencakup segala sesuatu dan semua makhluk.
Sedangkan الرَّحِيمِ (Yang Maha Penyayang) artinya Yang memiliki rahmat yang khusus, yaitu hanya diberikan kepada orang-orang yang beriman.
Dan keduanya adalah nama Allah yang menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat rahmat, sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya.
Maksud ayat ini: aku memulai membaca Al-Quran dengan segala nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kenapa memulai dengan nama-Nya?
Untuk mendapat berkah dan pertolongan dari-Nya. Karena…
Yang bisa memberikan berkah dari bacaan kita hanyalah Allah.
Dan yang bisa menolong kita untuk memahami ayat-ayat yang akan kita bacakan hanyalah Allah.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
- Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Ayat ini mengabarkan bahwa segala pujian, sanjungan dan penghormatan yang sesungguhnya itu hanya bagi Allah, dan hanya berhak ditujukan kepada Allah.
Kalau demikian, pujian, sanjungan, dan penghormatan yang tinggi tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Itu hanya untuk Allah dan tidak boleh untuk selain-Nya.
- Tidak Boleh Untuk Nabi.
Makanya, salahlah orang yang memuji Nabi ﷺ secara berlebihan sampai mengangkat kedudukan beliau dari tingkatan seorang makhluk (yang dicipta) menjadi tingkatan Khalik (yang mencipta).
Seperti isi sebuah kasidah:
فإن من جودك الدنيا و ضرَّتها و من علومك علم اللوح و القلم
“Sesungguhnya, di antara bentuk kedermawananmu adalah dunia dan kekayaan yang ada di dalamnya Dan di antara ilmumu adalah ilmu tentang lauhul mahfuzh dan qalam.
Pertanyaannya adalah apakah dunia dan segenap kekayaannya adalah pemberian nabi kita atau Tuhan kita?
Ia juga berkata bahwa di antara perkara yang diketahui Nabi ﷺ adalah lauhul mahfuzh dan qalam. Padahal, itu perkara gaib. Sedangkan terkait dengan perkara gaib Allah sudah berfirman:
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ
“Katakanlah, ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)
- Tidak Boleh Untuk Malaikat.
Makanya, salahlah orang yang memuji para malaikat sampai menempatkan mereka bukan pada posisi mereka yang sebenarnya.
Seperti yang dilakukan oleh orang-orang musyrik zaman dahulu. Mereka memuji para malaikat sampai menyatakan bahwa mereka adalah anak-anak perempuan Allah.
- Tidak Boleh Untuk Orang Saleh
Makanya, salahlah orang yang memuji orang saleh dengan perkataan:
“Sesungguhnya Allah memiliki beberapa hamba yang bila mengatakan kepada sesuatu, ‘Jadilah!’, Maka itu akan terjadi.”
Mengapa pujian, sanjungan dan penghormatan yang tinggi hanya boleh ditujukan kepada Allah, dan bukan kepada selain-Nya?
Sebab, Dialah….
رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Tuhan semesta alam.”
Alam adalah:
كل ما سوى الله تعالى،
“Segala sesuatu selain Allah.” (Aisar At-Tafasir Li Kalam Al-‘Aliyy Al-Kabir)
Berarti, Allah adalah Tuhan manusia, jin, binatang, matahari, bumi dan bulan dan segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi.
Allah lah yang menciptakan, menguasai, dan mengatur semua itu. Karena itu, pantaslah jika hanya Dia yang berhak mendapatkan pujian, sanjungan dan penghormatan yang tinggi.
Dalam ayat ini terdapat pelajaran dan tuntunan agar kita memuji Allah.
Kalau memang segala pujian, sanjungan, dan penghormatan yang sesungguhnya hanyalah milik Allah, maka pujilah Dia. Sanjunglah Dia.
Pujilah Allah dalam setiap keadaan. Sanjunglah Dia dalam segala zaman. Hormatilah Dia di setiap waktu.
Perhatikanlah apa yang dilakukan oleh nabi kita.
‘Aisyah berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ:
“Rasulullah ﷺ jika melihat sesuatu yang beliau suka, beliau mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
“Segala puji bagi Allah yang karena nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan.”
وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ:
Dan Jika beliau melihat apa yang tidak beliau suka, beliau mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
“Segala puji bagi Allah pada segala keadaan.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam suka, beliau memuji-Nya. Dan dalam duka, beliau pun memuji-Nya.
Siberut, 13 Rabī’u Aṡ-Ṡāni 1445
Abu Yahya Adiya






