“Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?”
Itulah pertanyaan seorang pria Anshar kepada Nabi ﷺ.
Beliau ﷺ pun menjawab:
أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا، أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ
“Orang yang paling banyak mengingat mati, dan yang paling baik persiapannya untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka itulah orang-orang yang cerdas.” (HR. Ibnu Majah)
Hadis ini menunjukkan bahwa orang yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat mati, dan paling baik dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan setelah kematian.
Itulah orang yang paling cerdas. Bagaimana tidak cerdas, orang seperti itu sadar bahwa sehebat apa pun dunia tetap saja fana.
Dan ia juga sadar bahwa setinggi apa pun jabatan dunia yang ia kejar dan sebanyak apa pun kekayaan dunia yang ia kumpulkan, tetap saja itu tidak bisa dibawa ke dalam kuburan.
Allah berfirman:
وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau saja mereka mengetahuinya.” QS. Al-Ankabuut: 64)
Kalau begitu, orang yang paling cerdas bukanlah orang yang paling pintar dalam mencari uang. Dan bukan pula orang yang paling pintar dalam meraih jabatan yang tinggi.
Orang yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi kehidupan setelah kematian.
Sudahkah kita termasuk orang yang demikian?
Siberut, 16 Dzulqa’dah 1444
Abu Yahya Adiya






