Yang Diperingatkan Oleh Semua Rasul

Yang Diperingatkan Oleh Semua Rasul

Semua rasul, tanpa terkecuali, memperingatkan umat mereka dari ini.

Semua rasul, tanpa terkecuali, mengajak umat mereka agar menjauhi ini.

Allah berfirman:

ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوت

“Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat (untuk menyerukan): ‘Beribadahlah kepada Allah dan jauhilah tagut!” (QS. An-Nahl: 36)

Ya, kita harus menjauhi tagut. Lantas, apa yang dimaksud dengan tagut?

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan:

وَالطَّاغُوتُ: كُلُّ مَا تَجَاوَزَ بِهِ الْعَبْدُ حَدَّهُ مِنْ مَعْبُودٍ أَوْ مَتْبُوعٍ أَوْ مُطَاعٍ

“Tagut adalah segala sesuatu yang diperlakukan secara melampaui batas, baik dengan disembah, diikuti, atau ditaati.” (I’lam Al-Muwaqqi’in ‘An Rabb Al-‘Alamin)

Berarti…

Kita dianggap menjauhi tagut kalau kita tidak beribadah kepada selain Allah.

Kita dianggap menjauhi tagut kalau kita tidak mengikuti kesalahan dan penyimpangan seseorang.

Kita dianggap menjauhi taghut kalau kita tidak menaati aturan dan perintah yang salah.

 

5 Pembesar Tagut

Tagut itu banyak macamnya. Namun, pembesarnya ada lima:

 

  1. Orang yang memutuskan hukum dengan selain hukum Allah.

Yang berhak memutuskan hukum hanyalah Allah. Yang berhak menyatakan ini halal dan itu haram hanyalah Allah.

Allah berfirman:

إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ أَمَرَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ

“Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kalian tidak menyembah selain Dia.” (QS. Yusuf: 40)

Karena itu, tatkala seorang memutuskan hukum dengan hukum Allah, berarti ia telah beribadah kepada Allah dan mengesakan Allah.

Sebaliknya, ketika seseorang membuat keputusan hukum yang bertentangan dengan keputusan Allah, berarti ia telah menyekutukan Allah. Dan tagutlah ia.

 

  1. Orang yang mengaku tahu perkara gaib

Apa yang dimaksud dengan gaib?

Ibnu Mas’ud dan beberapa sahabat Nabi lainnya menjelaskan:

أَمَّا الْغَيْبُ فَمَا غَابَ عَنِ الْعِبَادِ مِنْ أَمْرِ الْجَنَّةِ وَأَمْرِ النَّارِ وَمَا ذُكِرَ فِي الْقُرْآنِ

“Adapun gaib, maka itu adalah segala sesuatu yang tersembunyi bagi manusia, seperti perkara surga, neraka, dan apa yang disebutkan dalam Al-Quran.” (Tafsir Al-Quran Al-‘ Azhim)

Berarti, segala perkara yang tidak tampak oleh mata adalah perkara gaib.

Segala sesuatu yang tidak terlihat dan terjangkau oleh pancaindera adalah perkara gaib.

Seperti kebangkitan manusia dari kubur, surga, dan neraka. Termasuk adanya jin dan malaikat.

Maka, semua perkara yang dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, kalau memang itu tidak tampak oleh mata dan tidak terlihat dan terjangkau oleh pancaindera, berarti semua itu namanya perkara gaib.

Semua itu tidak ada yang mengetahui hakikat sesungguhnya kecuali Allah.

Allah berfirman:

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ

“Katakanlah: ‘Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara gaib, kecuali Allah.” (QS. An-Naml: 65)

Karena  itu, para jin tidak tahu perkara gaib. Para malaikat tidak tahu perkara gaib. Para rasul tidak tahu perkara gaib. Apalagi manusia biasa, sangat tidak tahu perkara gaib.

Makanya…

Dustalah kalau ada selain nabi yang mengaku pernah melihat surga dan neraka!

Dustalah orang yang mengaku tahu kejadian yang akan terjadi di esok hari!

Bohonglah orang yang mengaku tahu nasib seseorang di masa depan!

Siapa pun yang mengaku tahu perkara gaib, maka bohonglah ia. Dan tagut pulalah ia!

 

  1. Orang yang disembah, sedangkan ia sendiri rela

Siapa yang rela kalau orang lain rukuk dan sujud kepada dirinya, dan rela kalau orang lain mengultuskannya, maka tagutlah ia.

 

  1. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.

Seperti Fir’aun. Allah menceritakan tentang Fir’aun:

فَحَشَرَ فَنَادَى فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى

“Maka ia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: “Akulah tuhan kalian yang paling tinggi!” (QS. An-Nazi’aat: 23-24)

Lihatlah kelancangan Fir’aun. Ia telah mengucapkan perkataan dusta yang amat parah, maka tagutlah ia!

Atau seperti sebagian “syekh” yang berpesan kepada muridnya, “Kalau engkau mengalami kesulitan apapun, panggillah aku!”, padahal si murid itu akan berada di tempat yang lokasinya ribuan kilometer dari tempat “syekh”!

Ia telah musyrik dan mengajak orang lain untuk menjadi musyrik, maka tagutlah ia!

Allah berfirman:

وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ إِنْ تَدْعُوهُمْ لا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

“Dan mereka yang kalian seru selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kalian menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruan kalian. Kalaupun mereka mendengar, mereka juga tidak dapat memperkenankan permintaan kalian. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikan kalian dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepada kalian seperti yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (QS. Fathir: 13-14)

 

  1. Iblis

Iblis adalah tagut yang paling buruk dan paling jahat.

Dan ia adalah makhluk yang telah terlaknat sampai hari kiamat.

Allah berfirman:

وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

“Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” (QS. Shaad: 78)

 

Itulah 5 pembesar tagut yang harus kita jauhi dan kita ingkari.

Siapa yang beriman kepada Allah dan menjauhi serta mengingkari semua tagut tadi dan tagut lainnya, berarti ia telah berpegang teguh pada agamanya. Dan itulah sebenarnya hakekat dan konsekuensi dari syahadat لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ.

Allah berfirman:

فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا

“Siapa yang ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, ia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat dan tidak akan putus.” (QS. Al-Baqarah: 256)

Siberut, 14 Dzulqa’dah 1441

Abu Yahya Adiya