Apakah ada hubungan antara zikir yang dilakukan seseorang dengan kekuatannya?
Ada.
Fathimah merasa kelelahan dan kerepotan dalam mengurus pekerjaan rumah tangga. Lalu ia mendatangi ayahnya yaitu Nabi ﷺ untuk meminta pembantu.
Ketika itu, Nabi ﷺ sedang tidak ada di rumah beliau. Yang ada di situ hanyalah istri beliau, yaitu ‘Aisyah. Fathimah menceritakan maksud kedatangannya kepada ‘Aisyah, lalu ia pun pulang.
Tidak berapa lama, Nabi ﷺ pun datang. Kemudian ‘Aisyah mengabarkan kepada beliau ﷺ kedatangan Fathimah dan tujuannya mendatangi beliau ﷺ.
‘Ali bin Abi Thalib berkata:
فَجَاءَ النَّبِيُّ ﷺ إِلَيْنَا وَقَدْ أَخَذْنَا مَضَاجِعَنَا، فَذَهَبْتُ لِأَقُومَ، فَقَالَ:
“Lalu Nabi ﷺ mendatangi kami sedangkan kami telah menempati tempat tidur kami. Maka aku beranjak untuk bangun, namun beliau ﷺ bersabda:
عَلَى مَكَانِكُمَا
“Tetaplah di tempat kalian!”
فَقَعَدَ بَيْنَنَا حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ قَدَمَيْهِ عَلَى صَدْرِي، وَقَالَ
Lalu beliau ﷺ duduk di antara kami hingga kurasakan dinginnya kaki beliau pada dadaku lalu beliau ﷺ bersabda:
أَلاَ أُعَلِّمُكُمَا خَيْرًا مِمَّا سَأَلْتُمَانِي
“Maukah kalian berdua kuajarkan perkara yang lebih baik daripada apa yang kalian minta?
إِذَا أَخَذْتُمَا مَضَاجِعَكُمَا تُكَبِّرَا أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ، وَتُسَبِّحَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ، وَتَحْمَدَا ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمَا مِنْ خَادِمٍ
Jika kalian telah berada di tempat tidur kalian, maka bacalah takbir tiga puluh empat kali, dan bacalah tasbih tiga puluh tiga kali, serta bacalah tahmid tiga puluh tiga kali. Itu semua lebih baik bagi kalian berdua daripada seorang pembantu!” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ya, membaca Allahu akbar 34 kali , subhanallah 33 kali , dan alhamdulillah 33 kali, itu lebih baik daripada mendapatkan pembantu!
Kenapa begitu?
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani menerangkan:
وَفِيهِ أَنَّ مَنْ وَاظَبَ عَلَى هَذَا الذِّكْرِ عِنْدَ النَّوْمِ لَمْ يُصِبْهُ إِعْيَاءٌ لِأَنَّ فَاطِمَةَ شَكَتِ التَّعَبَ مِنَ الْعَمَلِ فَأَحَالَهَا ﷺ عَلَى ذَلِكَ كَذَا أفاده ابن تَيْمِيَةَ وَفِيهِ نَظَرٌ
“Dalam hadis ini terdapat keterangan bahwa siapa yang menjaga zikir ini tatkala hendak tidur, maka kelelahan tidak akan menimpanya. Sebab, Fatimah mengadukan kelelahan karena pekerjaan rumah. Lalu Nabi ﷺ pun mengarahkannya untuk mengucapkan zikir tadi. Demikianlah faidah yang disebutkan oleh Ibnu Taimiyyah. Namun, itu pendapat yang perlu ditinjau lagi.
وَلَا يَتَعَيَّنُ رَفْعُ التَّعَبِ بَلْ يَحْتَمِلُ أَنْ يَكُونَ مَنْ وَاظَبَ عَلَيْهِ لَا يَتَضَرَّرُ بِكَثْرَةِ الْعَمَلِ وَلَا يَشُقُّ عَلَيْهِ وَلَو حصل لَهُ التَّعَب وَالله اعْلَم
Tidak mesti hilang kelelahan. Akan tetapi, siapa yang menjaga zikir ini mungkin tidak mendapatkan bahaya dan tidak merasa berat karena banyaknya pekerjaan, walaupun rasa letih terjadi pada dirinya. Allahu a’lam.” (Fath Al-Bari Syarh Shahih Al-Bukhari)
Dan serupa dengan penjelasan Al-Hafizh Ibnu Hajar ini yaitu penjelasan Imam Ibnul Qayyim. Beliau berkata:
أن الذكر يعطي الذاكر قوة، حتى إنه ليفعل مع الذكر ما لم يظن فعله بدونه
“Sesungguhnya zikir memberikan kekuatan kepada orang yang melakukannya. Sampai-sampai dengan zikir bisa melakukan apa yang disangka tidak bisa dilakukan tanpa zikir.
وقد شاهدت من قوة شيخ الإسلام ابن تيمية في سننه وكلامه وإقدامه وكتابه أمراً عجيباً
Sungguh, aku menyaksikan kekuatan yang menakjubkan pada Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kebiasaannya, perkataannya, langkahnya, dan tulisannya.
فكان يكتب في اليوم من التصنيف ما يكتبه الناسخ في جمعه وأكثر، وقد شاهد العسكر من قوته في الحرب أمراً عظيماً
Dalam sehari beliau bisa menulis karya tulis sebanyak yang ditulis oleh seorang penulis dalam seminggu atau lebih. Dan sungguh, para tentara juga telah menyaksikan kekuatannya yang hebat dalam peperangan.” (Al-Wabil Ash-Shayyib Min Al-Kalim Ath-Thayyib)
Kenapa beliau bisa kuat seperti itu? Memang seperti apa zikir beliau itu?
Imam Ibnul Qayyim berkata:
وحضرت شيخ الاسلام ابن تيمية مرة صلى الفجر ثم جلس يذكر الله تعالى إلى قريب من انتصاف النهار، ثم التفت إلي وقال:
“Suatu kali aku pernah berada dekat Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah. Beliau melaksanakan salat Subuh lalu duduk berzikir kepada Allah sampai mendekati pertengahan siang! Lalu beliau menengok kepadaku dan berkata:
هذه غدوتي، ولو لم أتغد الغداء سقطت قوتي.
“Ini adalah makananku. Jika aku tidak memakan makanan, maka jatuhlah kekuatanku!” (Al-Wabil Ash-Shayyib Min Al-Kalim Ath-Thayyib)
Siapa yang senantiasa berzikir kepada-Nya, maka Dia akan memberikan kekuatan kepadanya. Yakni kekuatan yang terkait dengan fisiknya maupun batinnya.
Siberut, 29 Rajab 1443
Abu Yahya Adiya






