Fikih Sujud Sahwi

Fikih Sujud Sahwi

Seseorang melaksanakan salat. Ketika sampai suatu rakaat, ia ragu: apakah ini rakaat kedua atau ketiga? Apa yang harus ia lakukan?

Seseorang melaksanakan salat Isya. Setelah sujud kedua dalam rakaat keempat ia bangkit lagi menuju rakaat berikutnya karena lupa. Apa yang harus ia lakukan?

Seseorang yang melaksanakan salat Zuhur. Ketika rakaat kedua, setelah sujud kedua, ia bangkit ke rakaat ketiga dan lupa duduk tasyahud. Apa yang harus ia lakukan?

 

  1. Apa Hukum Sujud Sahwi?

Nabi ﷺ bersabda:

وَإِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ، فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ لِيُسَلِّمْ، ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ

“Jika seseorang dari kalian ragu dalam salatnya, maka hendaknya ia berusaha mencari yang benar, kemudian hendaklah ia menyempurnakannya, lalu salam kemudian sujud dua kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis ini Nabi ﷺ memberikan perintah kepada orang yang ragu dalam salatnya untuk sujud sahwi. Dan hukum asal perintah Nabi ﷺ adalah wajib, kecuali kalau ada dalil lain yang memalingkan dari hukum itu. Dan tidak ada dalil yang memalingkan dari hukum wajib di sini. Karena itu, hukum sujud sahwi adalah wajib.

Setelah menyebutkan beberapa dalil yang menyebutkan perintah untuk sujud sahwi, Syekhul Islam berkata:

وَهَذِهِ دَلَائِلُ بَيِّنَةٌ وَاضِحَةٌ عَلَى وُجُوبِهِمَا وَهُوَ قَوْلُ جُمْهُورِ الْعُلَمَاءِ وَهُوَ مَذْهَبُ مَالِكٍ وَأَحْمَد وَأَبِي حَنِيفَةَ

“Ini adalah dalil-dalil yang jelas dan terang yang menunjukkan wajibnya sujud sahwi dan itu adalah pendapat mayoritas ulama, yaitu mazhab Malik, Ahmad, dan Abu Hanifah.” (Majmu’ Al-Fatawa)

 

  1. Sebab Diperintahkan Sujud Sahwi

Syekh Muhammad bin Saleh Al-Utsaimin berkata:

وأسبابه ثلاثة: الزيادة، والنقص، والشك..

“Sebab sujud sahwi ada 3: tambahan, kekurangan, dan keraguan.” (Risalah Fii Sujud As-Sahwi)

Kalau seorang menambah rukun salat karena lupa, maka ia harus sujud sahwi.

Kalau seorang meninggalkan rukun salat karena lupa, maka ia harus mengerjakan rukun yang ia tinggalkan itu lalu sujud sahwi.

Dan kalau seseorang ragu dalam salatnya: apakah ia meninggalkan suatu rukun atau tidak, apakah menambah rakaat atau tidak, maka ia harus sujud sahwi.

 

  1. Apakah Sujud Sahwi Sebelum Salam atau Setelah Salam?

Sebelum menjawab itu, perlu kita simak dulu hadis-hadis yang menyebutkan tentang sujud sahwi.

Hadis-hadis tentang sujud sahwi:

Hadis pertama: Abdullah bin Buhainah berkata:

صَلَّى بِنَا النَّبِيُّ ﷺ فَقَامَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِسَ، فَمَضَى فِي صَلاَتِهِ، فَلَمَّا قَضَى صَلاَتَهُ انْتَظَرَ النَّاسُ تَسْلِيمَهُ، فَكَبَّرَ وَسَجَدَ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ، ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ، ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ وَسَلَّمَ

“Nabi ﷺ mengimami salat kami lalu beliau berdiri di rakaat kedua tanpa duduk tasyahud. Beliau melanjutkan salatnya. Tatkala beliau akan menyelesaikan salatnya, para sahabat menunggu beliau mengucapkan salam, tetapi beliau bertakbir dan sujud sebelum salam, kemudian beliau angkat kepalanya kemudian bertakbir dan bersujud, kemudian beliau mengangkat kepalanya dan mengucapkan salam.” (HR. Bukhari)

Hadis kedua: Nabi ﷺ bersabda:

إذا شكَّ أحدكم في صلاته فلم يدرِ كم صلَّى ثلاثاً أم أربعاً؟ فليطرح الشك وليَبنِ على ما استيقن ثم يسجد سجدتين قبل أن يسلِّم

“Jika salah seorang dari kalian salat, lalu ia tidak tahu apakah salat 3 rakaat atau 4 rakaat? Maka hendaknya ia membuang keraguan dan mengambil yang meyakinkan lalu sujud dua kali sebelum salam.” (HR. Muslim)

Hadis ketiga: Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ، أَنْسَى كَمَا تَنْسَوْنَ، فَإِذَا نَسِيتُ فَذَكِّرُونِي، وَإِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ، فَلْيَتَحَرَّ الصَّوَابَ فَلْيُتِمَّ عَلَيْهِ، ثُمَّ لِيُسَلِّمْ، ثُمَّ يَسْجُدُ سَجْدَتَيْنِ

“Aku ini hanyalah manusia seperti kalian yang bisa lupa sebagaimana kalian juga bisa lupa. Karena itu, jika aku lupa, maka ingatkanlah. Dan jika seorang dari kalian ragu dalam salatnya, maka hendaknya ia berusaha mencari yang benar, kemudian hendaklah ia menyempurnakannya, lalu salam kemudian sujud dua kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis keempat: hadis Dzulyadain dalam Shahih Bukhari dan Muslim yaitu Nabi ﷺ pernah melaksanakan salat Zuhur atau Asar sebanyak 2 rakaat lalu salam. Dzulyadain menegur Nabi ﷺ, maka beliau pun menambah 2 rakaat lagi lalu sujud sahwi setelah salam.

Hadis kelima: Abdullah bin Masud berkata:

صَلَّى النَّبِيُّ ﷺ: الظُّهْرَ خَمْسًا، فَقَالُوا:

“Nabi ﷺ pernah melaksanakan salat Zuhur sebanyak 5 rakaat. Lalu orang-orang pun berkata:

أَزِيدَ فِي الصَّلاَةِ؟

“Apakah salat ditambah lagi?”

قَالَ:

Beliau ﷺ pun bersabda:

وَمَا ذَاكَ

“Kenapa itu?”

قَالُوا:

Mereka menjawab:

صَلَّيْتَ خَمْسًا

“Engkau melaksanakan salat sebanyak 5 rakaat.”

فَثَنَى رِجْلَيْهِ وَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ

Beliau ﷺ pun melipat kakinya dan sujud 2 kali.” (HR. Bukhari)

Dari 5 hadis ini bisa disimpulkan bahwa:

-Sujud sahwi dilakukan sebelum salam jika seseorang:

  1. lupa tasyahud awal. Itu berdasarkan hadis pertama
  2. ragu dalam salatnya lalu tidak bisa menentukan mana yang benar. Itu berdasarkan hadis kedua.

-Sujud sahwi dilakukan setelah salam jika seseorang:

  1. ragu dalam salatnya lalu setelah berpikir dan berpikir ia bisa menentukan mana yang benar. Itu berdasarkan hadis ketiga.
  2. mengurangi salat. Itu berdasarkan hadis keempat.
  3. menambah salat. Itu berdasarkan hadis kelima.

 

(bersambung)

 

Siberut, 20 Syaban 1442

Abu Yahya Adiya