Dakwah Bawah Tanah

Dakwah Bawah Tanah

Pernahkah Anda diajak mengikuti suatu pengajian di suatu tempat yang tertutup dan tersembunyi?

Pernahkah Anda diajak mengikuti suatu taklim yang hanya berisi orang-orang ‘khusus’ dan tidak untuk umum?

Kalau pernah, maka waspadalah!

‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz berkata:

إِذَا رَأَيْتَ قَوْمًا يَتَنَاجَوْنَ فِي دِينِهِمْ دُونَ الْعَامَّةِ فَاعْلَمْ أَنَّهُمْ عَلَى تَأْسِيسِ ضَلَالَةٍ

“Jika engkau menyaksikan suatu kelompok mengadakan pembicaraan rahasia tentang agama mereka tanpa melibatkan orang umum, maka ketahuilah mereka sedang membangun kesesatan!” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah)

Ya, sedang membangun kesesatan. Karena, kalau memang yang mereka yakini itu adalah kebenaran, maka untuk apa disembunyikan dan dirahasiakan?

Syekh Saleh Alu Syekh berbicara tentang suatu kelompok dakwah yang menyimpang:

فإن من أبرز مظاهر الدعوة عندهم التكتم والخفاء والتلون, والتقرب إلى من يظنون أنه سينفعهم, وعدم إظهار حقيقة أمرهم

“Sesungguhnya di antara ciri yang nyata pada dakwah mereka yaitu tersembunyi, samar, ‘berwarna-warni’, dan mendekati orang yang mereka sangka akan bermanfaat bagi mereka, serta tidak menampakkan kenyataan mereka yang sebenarnya.

يعني: أنهم باطنية بنوع من أنواعها. وحقيقة الأمر يخفى

Maksudnya, mereka mengikuti kelompok batiniyyah dalam salah satu macam dakwah mereka, sedangkan kenyataan yang sebenarnya adalah tersembunyi.

منهم من خالط بعض العلماء والمشايخ زمانا طويلا وهو لا يعرف حقيقة أمرهم, ويظهر كلاما ويبطن غيره, ولا يقول كل ما عنده.

Di antara mereka ada yang bergaul dengan beberapa ulama dan syekh dalam waktu yang lama, sedangkan para ulama itu tidak mengetahui hakikat mereka. Ia menampakkan suatu pendapat dan menyembunyikan pendapat yang lain, serta tidak mengemukakan semua pendapat yang ia miliki.” (Fatawa Al-Ulama fi Al-Jama’at wa Atsaruha ‘Alaa Bilad Al-Haramain-Tasjilat Minhaj As-Sunnah Riyadh)

Hati-hatilah dari gerakan dakwah bawah tanah!

Mungkin ada yang ‘protes’ dengan berkata, “Bukankah nabi kita juga pernah melakukan dakwah dengan sembunyi-sembunyi?”

Ya, nabi kita memang pernah berdakwah dengan sembunyi-sembunyi. Namun, di manakah itu?

Apakah beliau ﷺ melakukan itu di tengah mayoritas umat Islam?

Apakah beliau ﷺ melakukan itu di negeri yang mana gema azan terdengar di mana-mana?

Tentu saja tidak. Beliau berdakwah dengan sembunyi-sembunyi di tempat yang ketika itu masih dikuasai oleh kaum musyrikin, yakni kota Mekah.

Makanya, bagaimana bisa perbuatan beliau ﷺ ini disamakan dengan perbuatan yang dilakukan oleh juru dakwah bawah tanah di zaman ini?

 

Siberut, 15 Dzulqa’dah 1443

Abu Yahya Adiya