- Apakah ada sujud sahwi karena lupa dalam salat sunnah?
Imam Bukhari berkata:
وَسَجَدَ ابْنُ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا سَجْدَتَيْنِ بَعْدَ وِتْرِهِ
“Ibnu ‘Abbas sujud dua kali setelah witir yang ia laksanakan.” (Shahih Al-Bukhari)
Dan salat witir itu termasuk salat sunnah dan bukan salat wajib.
Syekh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid berkata:
جمهور العلماء على أنه يسجد للسهو في صلاة التطوع كالفرض. لعموم ذكر الصلاة في أحاديث الباب من غير تفريق بين الفريضة ونافلة, ولعدم الدليل على التفريق.
“Mayoritas ulama berpendapat bahwa sujud sahwi disyariatkan dalam salat sunnah, seperti halnya dalam salat wajib, karena keumuman penyebutan kata salat dalam hadis-hadis tentang masalah sujud sahwi ini, tanpa membedakan antara salat wajib dan salat sunnah dan karena tidak ada dalil yang membedakan demikian.” (Shahih Fiqh As-Sunnah)
- Apa yang harus dilakukan oleh seorang imam jika ia menganggap dirinya tidak lupa sedangkan makmum menganggap bahwa dirinya lupa?
Syekh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid berkata:
ذهب الجمهور من الحنفية والشافعية والحنابلة إلى أن الإمام إذا زاد في صلاته وكان على يقين أو غلب على ظنه أنه مصيب, والمأمومون يرون أنه في الخامسة مثلا لم يستجب لهم
“Mayoritas ulama dari kalangan mazhab Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali berpendapat bahwa jika imam menambah dalam salatnya, sementara ia yakin atau kuat dugaannya bahwa ia benar, sedangkan para makmum berpendapat bahwa ia berada di rakaat kelima, misalnya, maka janganlah ia mengikuti mereka.” (Shahih Fiqh As-Sunnah)
Itu kalau imam yakin, lantas bagaimana kalau ia sendiri ragu?
Syekh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid berkata:
فإن كان في شك, فيلزمه الاستجابة للمأمومين, لحديث ذي اليدين المتقدم, وبهذا قال الجمهور في الشك.
“Kalau ia ragu, maka ia harus mengikuti para makmum, berdasarkan hadis Dzulyadain yang sudah berlalu. Demikianlah mayoritas ulama berpendapat tentang imam yang ragu.” (Shahih Fiqh As-Sunnah)
Hadis Dzul Yadain yaitu hadis yang menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyai julukan Dzul Yadain menegur Nabi ﷺ seusai beliau melaksanakan salat wajib di siang hari cuma 2 rakaat karena lupa. Nabi ﷺ menyangka bahwa beliau tidak lupa. Padahal, beliau ﷺ lupa, dan para sahabat yang menjadi makmum ketika itu pun membenarkan bahwa beliau ﷺ lupa.
- Jika imam harus sujud sahwi karena lupa dalam salat lalu ia pun sujud sahwi, maka makmum wajib ikut sujud sahwi.
Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ
“Sesungguhnya imam ditetapkan untuk diikuti.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnul Mundzir berkata:
وأجمعوا على أن المأموم إذا سها أمامه أن يسجد معه.
“Para ulama sepakat bahwa makmum wajib sujud sahwi bersama imam jika imam tersebut lupa.” (Al-Ijma’)
- Jika imam harus sujud sahwi karena lupa dalam salat, namun ia lupa sujud sahwi, maka apa yang harus dilakukan makmum?
Imam Asy-Syairazi berkata:
وَقَالَ الْمُزَنِيّ وَأَبُو حَفْصٍ الْبَابْشَامِيُّ لَا يَسْجُدُ
“Al-Muzani dan Abu Hafsh Al-Babsyami berkata, “Ia tidak perlu sujud.” (Al-Muhadzdzab Fii Fiqh Al-Imam Asy-Syafi’i)
Imam Ibnu Qudamah berkata:
رُوِيَ ذَلِكَ عَنْ عَطَاءٍ، وَالْحَسَنِ، وَالنَّخَعِيِّ، وَالْقَاسِمِ وَحَمَّادِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ، وَالثَّوْرِيِّ، وَأَصْحَابِ الرَّأْيِ؛ لِأَنَّ الْمَأْمُومَ إنَّمَا يَسْجُدُ تَبَعًا، فَإِذَا لَمْ يَسْجُدْ الْإِمَامُ لَمْ يُوجَدْ الْمُقْتَضِي لِسُجُودِ الْمَأْمُومِ.
“Pendapat itu diriwayatkan dari ‘Atha, Al-Hasan, An-Nakha’i, Al-Qasim, Hammad bin Abi Sulaiman, Ats-Tsauri, dan Ashhab Ar-Ra’y. Sebab, makmum hanyalah sujud karena mengikuti imam. Jika imam tidak sujud, maka tidak ada faktor pendorong bagi makmum untuk sujud.” (Al-Mughni)
- Apakah makmum masbuk harus sujud sahwi mengikuti imam yang lupa dalam salat?
Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin berkata:
إن كان سهو الإِمام فيما أدركه من الصَّلاة وجب عليه أن يسجد بعد السَّلام.
“Jika lupanya imam itu masih didapati oleh makmum dalam salat, maka ia wajib sujud sahwi setelah salam.
وإن كان سهو الإِمام فيما مضى من صلاته قبل أن يدخل معه لم يجب عليه أن يسجد.
Jika lupanya imam itu pada waktu yang sudah lewat yaitu sebelum makmum bergabung bersamanya, maka ia tidak wajib sujud sahwi.” (Asy-Syarh Al-Mumti’ ‘Alaa Zaad Al-Mustaqni’)
Contohnya, jika seseorang ikut salat jamaah di rakaat kedua lalu ketika itu imam melakukan rukuk 2 kali karena lupa, maka makmum wajib sujud sahwi di akhir salatnya. Sebab, ia sempat menjumpai imam lupa.
Tapi, kalau makmum baru ikut salat jamah di rakaat ketiga, maka ia tidak wajib sujud sahwi. Sebab, ia tidak sempat menjumpai imam lupa.
- Ketika seseorang lupa dalam keadaan menjadi makmum, apakah ia wajib sujud sahwi?
Imam An-Nawawi berkata:
إذَا سَهَا خَلْفَ الْإِمَامِ تَحَمَّلَ الْإِمَامُ سَهْوَهُ وَلَا يَسْجُدُ وَاحِدٌ مِنْهُمَا بِلَا خِلَافٍ لِحَدِيثِ مُعَاوِيَةَ.
“Jika makmum lupa, maka imam menanggung lupanya dan tidak perlu seorang pun dari keduanya sujud, tanpa perbedaan pendapat di antara ulama, berdasarkan hadis Mu’awiyah.” (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab)
Imam Asy-Syairazi berkata:
لِأَنَّ مُعَاوِيَةَ بْنَ الْحُكْم رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ شَمَّتَ الْعَاطِسَ فِي الصَّلَاةِ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ” إنَّ هذه الصلاة لا يصح فيها شئ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ ” وَلَمْ يَأْمُرْهُ بِالسُّجُودِ
“Sebab, ketika menjadi makmum, Mu’awiyah bin Al-Hakam mendoakan orang yang mengucapkan Alhamdulillah setelah bersin dalam salat, lalu Nabi ﷺ bersabda, ‘Sesungguhnya di dalam salat tidak boleh ada sedikit pun ucapan manusia.’ Dan beliau tidak menyuruhnya untuk sujud sahwi.” (Al-Muhadzdzab Fii Fiqh Al-Imam Asy-Syafi’i)
Imam An-Nawawi berkata:
أَمَّا إذَا ظَنَّ الْمَأْمُومُ أَنَّ الْإِمَامَ سَلَّمَ فَسَلَّمَ فَبَانَ أَنَّهُ لَمْ يُسَلِّمْ فَسَلَّمَ مَعَهُ فَلَا سُجُودَ عَلَيْهِ لِأَنَّهُ سَهَا فِي حَالِ الْقُدْوَةِ…..
“Adapun jika makmum menyangka bahwa imam telah mengucapkan salam, lalu ia pun mengucapkan salam, namun ternyata jelas baginya bahwa imam belum mengucapkan salam kemudian ia pun mengucapkan salam bersama imam, maka tidak ada kewajiban sujud sahwi atasnya. Sebab, ia lupa ketika menjadi makmum.
وَلَوْ سَلَّمَ الْإِمَامُ فَسَلَّمَ الْمَسْبُوقُ سَهْوًا ثُمَّ تَذَكَّرَ بَنَى عَلَى صَلَاتِهِ وَسَجَدَ لِأَنَّ سَهْوَهُ بَعْدَ انْقِضَاءِ الْقُدْوَةِ
Dan kalau imam mengucapkan salam, lalu makmum yang masbuk mengucapkan salam karena lupa, lalu ia teringat akan salahnya, maka hendaknya ia meneruskan salatnya dan sujud sahwi. Sebab, lupanya itu setelah ia selesai menjadi makmum.” (Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab)
- Apakah imam wajib sujud sahwi karena makmum lupa?
Imam Al-Maushili berkata:
وَإِذَا سَهَا الْإِمَامُ فَسَجَدَ سَجَدَ الْمَأْمُومُ وَإِلَا فَلَا وَإِنْ سَهَا الْمُؤْتَمُّ لَا يَسْجُدَانِ
“Jika imam lupa kemudian sujud sahwi, maka makmum hendaknya sujud sahwi. Tapi kalau imam tidak sujud sahwi, maka makmum jangan sujud sahwi. Dan jika makmum lupa, maka imam dan makmum tidak sujud sahwi.” (Al-Ikhtiyar Lita’liil Al-Mukhtar)
Padang, 10 Syawwal 1442
Abu Yahya Adiya
Sumber:
- Al-Majmu‘ Syarh Al-Muhadzdzab karya Imam An-Nawawi.
- Al-Mughni karya Imam Ibnu Qudamah.
- Asy-Syarh Al-Mumti‘ ‘Alaa Zaad Al-Mustaqni’ karya Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin.
- Shahih Fiqh As-Sunnah karya Syekh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid.
- dan lain-lain






