Abu Ad-Darda memiliki unta yang disebut dengan Dammuun. Jika ada orang yang meminjam untanya itu, Abu Ad-Darda selalu berpesan kepada yang meminjam:
هُوَ يَحْمِلُ كَذَا وَكَذَا، فَلَا تَحْمِلُوا عَلَيْهِ إِلَّا كَذَا وَكَذَا
“Ia hanya bisa membawa beban sampai segini dan segitu, makanya jangan memberinya beban lebih dari itu!”
Tatkala Abu Ad-Darda akan wafat, ia berkata:
دَمُّونُ، لَا تُخَاصِمْنِي عِنْدَ رَبِّي، فَإِنِّي كُنْتُ لَا أُحَمِّلُكَ إِلَّا طَاقَتَكَ
“Wahai Dammuun, jangan engkau mendebatku di hadapan Tuhanku, karena sesungguhnya aku tidak pernah memberimu beban kecuali apa yang kau mampu.” (Az-Zuhd wa Ar-Raqaiq)
Apa yang ingin diajarkan oleh Abu Ad-Darda?
Kasih sayang. Kasih sayang kepada hewan. Hendaknya kita mengasihi dan menyayangi hewan yang kita miliki. Di antara bentuk kasih sayang kepada hewan yang kita miliki yaitu tidak membebaninya dengan pekerjaan yang di luar kemampuannya.
Kalau itu sikap kita yang seharusnya kepada makhluk yang tidak berakal, apalagi kepada makhluk yang berakal, yaitu manusia!
Tidak boleh kita membebani anak, istri, pembantu, dan siapa pun orang yang ada di bawah kekuasaan kita dengan memberi mereka pekerjaan yang di luar kemampuan mereka.
Hendaknya kita menjadi sosok yang penyayang agar disayangi oleh Yang Maha Penyayang.
Nabi ﷺ bersabda:
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Para penyayang itu disayangi oleh Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi oleh Yang ada di atas langit.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Siberut, 15 Dzulqa’dah 1445
Abu Yahya Adiya






