Kata Pembuka Amalan Setan

Nabi ﷺ bersabda:

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَز

“Bersemangatlah menggapai segala yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah kepada Allah dan jangan engkau merasa lemah.

وإنْ أصابَك شيءٌ فلاَ تقلْ:

Dan jika engkau mengalami kegagalan, maka janganlah engkau berkata:

لَوْ أَنِّي فَعلْتُ كانَ كَذَا وَكذَا

“Seandainya saja aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu.”

وَلَكِنْ قُلْ:

Tetapi katakanlah:

قدَّرَ اللَّهُ، ومَا شَاءَ فَعَلَ

“Ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah melakukan apapun yang Dia kehendaki.”

فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَان

Karena sesungguhnya kata ‘seandainya’ itu akan membuka perbuatan setan.” (HR. Muslim)

Inilah wasiat berharga dari nabi kita.

Bersemangatlah menggapai segala yang bermanfaat untukmu maksudnya bersemangatlah. Bersungguh-sungguhlah. Jangan setengah-setengah. Kerahkan seluruh kemampuanmu dalam menggapai segala yang bermanfaat untukmu. Baik itu terkait duniamu, maupun agamamu.

Artinya, seorang mukmin adalah sosok yang bersemangat, sungguh-sungguh, dan serius dalam menjalankan ibadahnya, pekerjaannya, dan usahanya.

minta tolonglah kepada Allah artinya, setelah engkau mencurahkan dan mengerahkan seluruh kemampuanmu untuk menggapai perkara yang bermanfaat, jangan lupa..

Mintalah pertolongan Allah. Sebab…

Sekuat apapun usaha seseorang agar sukses, ia tidak akan sukses, jika Allah tidak menghendakinya.

Sehebat apapun usaha seseorang agar menjadi sosok yang pintar, ia tidak akan menjadi pintar, jika Allah tidak menghendakinya.

Manusia hanya bisa berusaha dan berusaha, namun yang menentukan hasilnya hanyalah Allah lah semata.

dan jangan merasa lemah artinya jangan sampai engkau merasa lemah dalam mencari segala yang bermanfaat untukmu. Ya, jangan sampai merasa lemah, entah itu karena faktor kemalasanmu atau karena engkau bersandar pada takdirmu-menurut anggapanmu-.

Artinya seorang mukmin sejati bukan sosok yang malas dalam ibadahnya, pekerjaannya, dan usahanya.

Dan jika engkau mengalami kegagalan, maka janganlah engkau berkata,”Seandainya saja aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu artinya setelah engkau mencurahkan dan mengerahkan seluruh kemampuanmu untuk menggapai perkara yang bermanfaat, lalu ternyata engkau mengalami kegagalan, dan tidak berhasil mendapatkannya, maka jangan sampai engkau berkata:

“Seandainya saja aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu”

Ucapan ini tidak bermanfaat sama sekali bagimu.

Terus apa yang harus diucapkan?

Tapi katakanlah,‘Ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah melakukan apa yang Dia kehendaki artinya, yakinilah bahwa kegagalanmu itu adalah takdir dari Allah, makanya bersabarlah dalam menghadapi takdir-Nya. Sebab…

Apa yang Allah takdirkan pasti akan terjadi, tidak ada seorang yang bisa menolaknya.

Dan apa yang Allah tentukan mesti akan terjadi, dan itu pasti ada hikmahnya.

Karena sesungguhnya kata “seandainya” itu akan membuka perbuatan setan Sebab, ucapan “seandainya”, “kalau saja” di sini seakan-akan menunjukkan penyesalan terhadap takdir, atau celaan terhadap takdir.

 

Faidah yang bisa kita petik dari hadis ini:

 

  1. Islam mendorong umatnya untuk produktif dan memanfaatkan waktu mereka dengan baik.

 

  1. Perintah untuk bersungguh-sungguh dalam mencari perkara yang bermanfaat di dunia dan akhirat.

 

  1. Larangan menyia-nyiakan waktu dan tenaga dalam perkara yang tidak bermanfaat.

Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin berkata:

أنه لا ينبغي للعاقل أن يمضي جهده فيما لا ينفع; لقوله:

“Sesungguhnya tidak pantas bagi orang yang berakal untuk mencurahkan kesungguhannya dalam perkara yang tidak bermanfaat.sebagaimana sabda beliau:

احرص على ما ينفعك

“Bersemangatlah menggapai segala yang bermanfaat untukmu.” (Al-Qaul Al-Mufiid ‘Alaa Kitab At-Tauhid)

 

  1. Larangan bergantung pada diri sendiri dalam segala urusan.

Semudah apapun urusan yang akan kita hadapi, jangan sampai kita bergantung pada kemampuan kita semata. Janganlah sampai kita bersandar dengan kekuatan kita semata.

Mintalah pertolongan kepada Allah. Mohonlah taufik dan hidayah dari-Nya.

Karena kita ini makhluk yang lemah dan benar-benar lemah di hadapannya. Amat membutuhkan pertolongan-Nya.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Fathir: 15)

Karena itu, di antara doa yang diajarkan Nabi ﷺ kepada sahabatnya:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ، وَشُكْرِكَ، وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Ya Allah, tolonglah aku agar bisa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Daud)

 

  1. Larangan merasa lemah dan malas.

Merasa lemah dan malas adalah sikap yang tercela. Karena itu, Nabi ﷺ melarangnya dan berlindung kepada Allah darinya.

Di antara doa yang Nabi ﷺ ucapkan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ، وَالعَجْزِ وَالكَسَلِ…

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gundah dan sedih, lemah dan malas… ” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

  1. Keimanan kepada takdir menuntut seseorang menjalankan sebab-sebab.

Rezeki, dan kesuksesan kita ada di tangan Allah. Tapi, walaupun begitu, kita tidak boleh hanya berpangku tangan. Kita tetap diperintahkan untuk berusaha mencari rezeki dan kesuksesan yang ada di tangan-Nya.

 

  1. Larangan mengucapkan “seandainya” dan “kalau saja” ketika terjadi musibah dan perkara menyakitkan. Sebab, kata itu menunjukkan sikap tidak rida terhadap takdir Allah dan membangkitkan kesedihan dalam hati.

Maka, jangan katakan:

“Seandainya saja saya melakukan itu, tentu saya tidak akan tertimpa musibah.”

“Kalau saja saya tidak melakukan itu, tentu saya akan mendapatkan untung.”

 

  1. Wajibnya bersabar tatkala terjadi musibah.

 

  1. Siapa yang melarang dari sesuatu, hendaknya menyebutkan alasan pelarangannya, agar mudah diterima.

Seperti halnya Nabi ﷺ dalam hadis tadi. Beliau melarang mengucapkan: “Seandainya saja…” lalu beliau menyebutkan alasannya: “Karena sesungguhnya kata ‘seandainya’ itu akan membuka perbuatan setan”.

 

  1. Siapa yang melarang orang lain dari sesuatu yang terlarang, hendaknya ia menunjukkan kepadanya sesuatu yang diperbolehkan sebagai gantinya.

Sebagaimana dalam hadis tadi, tatkala Nabi ﷺ melarang mengucapkan: “Seandainya saja…” Nabi memberikan gantinya yaitu: “Ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah melakukan apa yang Dia kehendaki”.

Jangan sampai seseorang melarang orang lain dari sesuatu, lalu membiarkannya kebingungan.

Siberut, 3 Shafar 1442

Abu Yahya Adiya

 

Sumber:

  1. 1. Al-Mulakhash fi Syarh Kitab At-Tauhid karya Syekh Saleh Al-Fauzan.
  2. Al-Qaul Al-Mufiid ‘Alaa Kitab At-Tauhid karya Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin.