Melawan Nafsu dan Tekanan Dunia: Perjuangan Sejati Manusia

Melawan Nafsu dan Tekanan Dunia: Perjuangan Sejati Manusia

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)

Ya, susah payah, yakni:

نَصَب وَشِدَّة

“Keletihan dan kesulitan.” (Tafsir Jalalain)

Menghadapi kerasnya hidup dan getirnya perjuangan adalah bagian tak terpisahkan dari takdir seorang insan. Ia mesti melewati jalan penuh liku dalam mencari rezeki dan merangkai kehidupan yang penuh warna-warni.

Namun, ada perjuangan yang jauh lebih berat, yakni melawan hawa nafsunya dan menjaga ketaatan kepada Tuhannya. Inilah jihad yang paling berat dan melelahkan, bahkan melebihi lelahnya mencari penghidupan.

Jika lingkungan sekitar rusak sehingga membuat seseorang merasa terasing dalam kesendirian, maka bertambahlah kesulitan yang akan menghadangnya. Sebab, ia harus berjuang melawan hawa nafsunya sekaligus menghadapi tekanan dari interaksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Demikianlah hidup di dunia, penuh dengan cobaan, ujian, dan tantangan. Maka, berjuanglah menghadapi semua itu sampai kematian menjemputmu, dan tegarlah di atas kebaikan dan kebenaran sampai engkau berjumpa dengan Tuhanmu.

Allah berfirman:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Beribadahlah kepada Tuhanmu sampai yakin (maut) datang kepadamu.” (QS. Al-Ḥijr: 99)

 

Siberut, 21 Rabī’ul Ṡāni 1447

Abu Yahya Adiya

 

Sumber: Tafsīr Juz ’Amma karya Syekh Muḥammad bin Ṣaliḥ Al-’Uṡaimīn.