Menjelang datangnya wahyu untuk pertama kalinya, Nabi ﷺ sering menyendiri di gua Hira.
‘Aisyah berkata:
وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا
“Beliau ﷺ menyendiri di gua Hira dan bertahannuts di dalamnya yaitu beribadah di malam hari dalam beberapa waktu lamanya sebelum beliau kembali kepada keluarganya dan mempersiapkan bekal untuk bertahannuts kembali. Lalu beliau ﷺ pun menemui Khadijah kemudian mempersiapkan bekal untuk bertahannuts lagi.” (HR. Bukhari)
Nabi ﷺ mempersiapkan bekal. Dan perbuatan beliau ﷺ itu sesuai dengan petunjuk Allah:
وَتَزَوَّدُوا
“Berbekallah….” (QS. Al-Baqarah: 197)
Ibnu ‘Abbas berkata:
كَانَ أَهْلُ اليَمَنِ يَحُجُّونَ وَلاَ يَتَزَوَّدُونَ، وَيَقُولُونَ: نَحْنُ المُتَوَكِّلُونَ، فَإِذَا قَدِمُوا مَكَّةَ سَأَلُوا النَّاسَ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى:
“Dahulu para penduduk Yaman berhaji, tetapi tidak membawa bekal, dan mereka berkata, ‘Kami adalah orang-orang yang bertawakal.’ Lalu jika mereka tiba di Mekah, mereka meminta-minta kepada orang-orang. Maka Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (HR. Bukhari)
Kalau memang Nabi ﷺ saja membawa bekal, maka apa faidah yang bisa kita petik dari perbuatan beliau ﷺ ini?
Ibnu Baththal berkata:
وتزوده (صلى الله عليه وسلم) فى تحنثه يرد قول الصوفية: أن من أخلص لله أنزل الله عليه طعامًا.
“Perbuatan beliau ﷺ membawa bekal ketika beliau melakukan ibadah di malam hari itu membantah pendapat kaum Sufi yang menyatakan bahwa siapa yang ikhlas karena Allah, maka Allah akan menurunkan makanan kepadanya.
والرسول (صلى الله عليه وسلم) كان أولى بهذه المنزلة، لأنه أفضل البشر، وكان يتزود
Dan Rasul ﷺ adalah orang yang paling pantas menempati kedudukan ikhlas tersebut, karena beliau adalah manusia yang paling utama. Namun, beliau ﷺ juga membawa bekal.” (Syarh Shahih Bukhari)
Ya, beliau ﷺ adalah manusia yang paling baik, paling ikhlas, dan paling bertawakal kepada-Nya. Walaupun begitu, beliau tetap membawa bekal. Maka, bagaimana bisa kaum Sufi tidak mau membawa bekal dalam perjalanan mereka? Apakah mereka lebih hebat daripada nabi kita? Atau Iblis telah memperdaya mereka?
Imam Ibnul Jauzi berkata tentang kaum Sufi:
قد لبس عَلَى خلق كثير منهم فأوهمهم أن التوكل ترك الزاد
“Sungguh, iblis telah memperdaya banyak orang dari mereka sehingga mereka menganggap bahwa tawakal adalah tidak membawa bekal.” (Talbis Iblis)
Siberut, 28 Sya’ban 1444
Abu Yahya Adiya
