Orang Yang Dicela Bidadari

Orang Yang Dicela Bidadari

Orang berikut ini dicela oleh bidadari. Orang berikut ini dikecam oleh bidadari.

Nabi ﷺ bersabda:

لَا تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا، إِلَّا قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الحُورِ العِينِ:

“Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia melainkan istrinya dari kalangan bidadari akan berkata:

لَا تُؤْذِيهِ، قَاتَلَكِ اللَّهُ، فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

“Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memerangimu! Karena sesungguhnya ia di sampingmu sebagai tamu yang sebentar lagi akan berpisah denganmu dan akan datang kepadaku.” (HR. Tirmidzi)

Faidah yang bisa kita petik dari hadis ini:

 

  1. Penduduk langit bisa melihat amalan penduduk dunia.

Mullah ‘Ali Al-Qari berkata:

وَفِي هَذَا الْحَدِيثِ وَحَدِيثِ لَعْنِ الْمَلَائِكَةِ لِعَاصِيَةِ الزَّوْجِ دَلَالَةٌ عَلَى أَنَّ الْمَلَأَ الْأَعْلَى يَطَّلِعُونَ عَلَى أَعْمَالِ أَهْلِ الدُّنْيَا

“Dalam hadis ini dan hadis tentang para malaikat yang melaknat wanita yang durhaka kepada suaminya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa para malaikat mengawasi amalan penduduk dunia.” (Mirqaat Al-Mafaatiih Syarh Misykaat Al-Mashaabiih)

 

  1. Akhirat adalah negeri yang bersih dari kekacauan.

Al-‘Allamah As-Sindi berkata:

وَفِيهِ أَنَّ الْآخِرَةَ هِيَ الدَّارُ الصَّافِيَةُ عَنِ الْكَدِرِ حَتَّى أَنَّ أَهْلَ الْمَرْءِ فِي تِلْكَ الدَّارِ لَا يُرِيدُونَ التَّعَبَ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا

“Dalam hadis ini terdapat keterangan bahwa akhirat adalah negeri yang bersih dari kekeruhan sampai-sampai istri seseorang di negeri tersebut tidak ingin keletihan ada pada suaminya ketika di dunia.” (Kifayah Al-Hajah Fii Syarh Sunan Ibn Majah)

 

  1. Waktu di dunia itu singkat.

Karena itulah bidadari berkata, “Sesungguhnya ia di sampingmu sebagai tamu yang sebentar lagi akan berpisah denganmu dan akan datang kepadaku.”

Syekh Faishal Al-Mubarak berkata:

وعبرت بذلك لأن مدة المقام بالدنيا وإن طالت فهي يسيرة بالنظر إلى الآخرة التي لا أَمَد لها.

“Bidadari menggunakan ungkapan demikian karena masa tinggal di dunia walaupun panjang, tetaplah sebentar kalau dibandingkan dengan akhirat yang waktunya tidak terbatas.” (Tathriiz Riyadh Ash-Shalihin)

Allah berfirman:

وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ

“Dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Ghafir: 39)

 

  1. Bahaya perbuatan menyakiti suami.

Syekh Abu Al-Asybal Hasan Az-Zuhairi berkata:

وكثير من الزوجات ينسين هذا، ويعتبرن إيذاء الزوج أمراً يسيراً، بل هو أمر يحول بينها وبين الجنة

“Banyak para istri yang lupa akan hal ini dan menganggap perbuatan menyakiti suami sebagai perbuatan kecil. Padahal, itu perkara yang bisa menghalanginya dari surga.” (Syarh Shahih Muslim)

Dan itu telah dikabarkan oleh nabi kita.

Nabi ﷺ pernah bersabda:

وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ

“Aku melihat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita! ”
Para sahabat pun terkejut dan bertanya:

بِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

“Karena apa, wahai Rasulullah?”

Beliau ﷺ menjawab:

بِكُفْرِهِنَّ

“Karena kekufuran mereka. ”

Ada yang bertanya:

يَكْفُرْنَ بِاللَّهِ؟

“Apakah mereka kufur kepada Allah?”

Beliau ﷺ menjawab:

يَكْفُرْنَ العَشِيرَ، وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ، لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ كُلَّهُ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا، قَالَتْ:

“Mereka kufur kepada suami mereka, dan mengingkari kebaikan suami mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sepanjang waktu, lalu ia melihat suatu (kesalahan) darimu, niscaya ia mengatakan:

مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ

“Aku tidak pernah melihat kebaikan sedikit pun darimu!” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menyakiti suami bisa menghalangi seorang wanita dari surga. Sebaliknya, kalau seorang wanita menunaikan hak suaminya dan membahagiakannya, maka itu akan menyebabkannya masuk surga.

Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا:

“Jika seorang wanita melaksanakan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, maka dikatakan kepadanya:

ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Masuklah ke surga dari pintu mana pun yang kau inginkan!” (HR. Ahmad)

 

Siberut, 1 Sya’ban 1444

Abu Yahya Adiya