Siapa Yang Mendapat Ilham?

Siapa Yang Mendapat Ilham?

Dalam keadaan sakit keras, Abu Bakar memberi wasiat kepada ‘Aisyah, putrinya agar memerhatikan dua saudarinya.

‘Aisyah pun terkejut. Selama ini ia hanya mempunyai satu saudari, yaitu Asma. Lantas siapa yang satu lagi?

‘Aisyah bertanya:

إِنَّمَا هِيَ أَسْمَاءُ فَمَنْ الْأُخْرَى

“Saudariku adalah Asma, lalu siapa lagi yang harus kuperhatikan?”

Abu Bakar berkata:

ذُو بَطْنِ بِنْتِ خَارِجَةَ أُرَاهَا جَارِيَةً

“Kandungan yang ada dalam perut binti Kharijah. Aku menduga ia anak perempuan.” (Al-Muwaththa’)

Binti Kharijah adalah istri Abu Bakar yang lain selain ibunya ‘Aisyah.

Aku Bakar berkata tentang kandungan yang ada dalam perut istrinya itu, “Aku menduga ia anak perempuan.”

Dan di kemudian hari, ternyata yang lahir benar-benar anak perempuan!

Apa ini?

Apakah  Abu Bakar tahu perkara gaib?

 

Ilham Itu Ada

Ya, ilham itu ada. Dan orang yang mendapatkan ilham pun ada.

Syekh Nashir Al-‘Aql berkata:

في الأمة محدثون ملهمون كـ عمر بن الخطاب رضي الله عنه

“Pada umat ini ada orang-orang yang memperoleh bisikan dan ilham dari Allah, seperti ‘Umar bin Al-Khaththab.” (Mujmal Ushul Ahlissunnah wa Al-Jama’ah)

Ya, seperti ‘Umar bin Al-Khaththab.

Sebagaimana kabar Nabi ﷺ:

إِنَّ اللَّهَ جَعَلَ الحَقَّ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ وَقَلْبِهِ

“Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebenaran pada lisan dan hati ‘Umar.” (HR. Tirmidzi)

Syekh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbad berkata:

وكان يقول الشيء فيجري الحق على لسانه في كثير من الأمور، وموافقات عمر في الأشياء التي يشير بها على رسول الله عليه الصلاة والسلام ثم ينزل القرآن بها معروفة وعديدة

“Umar berpendapat tentang sesuatu, maka kebenaran mengalir lewat lisannya dalam banyak perkara. Ketepatan ‘Umar dalam berbagai masalah yang ia sarankan kepada Rasulullah ﷺ lalu turunlah Al-Quran yang menyetujui itu adalah sesuatu yang diketahui dan ada banyak.” (Syarh Sunan Abu Daud)

Di antara usulan ‘Umar kepada Nabi ﷺ yang ternyata disetujui Allah, yaitu:

‘Umar mengusulkan agar Maqam Ibrahim dijadikan tempat salat, maka turunlah firman-Nya:

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلّىً

“Dan jadikanlah maqam Ibrahim tempat salat.” (QS. Al-Baqarah: 125)

Dan ‘Umar mengusulkan agar istri-istri Nabi ﷺ memakai hijab, maka turunlah ayat tentang hijab.

Dan masih banyak lagi usulan ‘Umar yang sesuai dengan kebenaran dan disetujui oleh Allah. Itu semua namanya ilham.

Lantas, apakah semua orang bisa mendapatkan ilham?

 

Ilham dari Allah dan Ilham dari Setan

Kalau seseorang dalam suatu keadaan menghadapi suatu masalah yang rumit, kemudian ia merasa mendapatkan solusi, apakah itu ilham?

Apakah ketika itu malaikat menyampaikan ilham dari Allah kepadanya atau justru setan menyampaikan ‘ilham’ kepadanya?

Sebelum memastikan apakah itu ilham atau bukan, kita lihat terlebih dahulu apakah solusi yang muncul itu sesuai dengan syariat-Nya, atau bertentangan dengan syariat-Nya?

Imam Ibnul Qayyim menyebutkan perbedaan antara ilham yang disampaikan oleh malaikat dengan bisikan dari setan:

Perbedaan pertama:

أَن مَا كَانَ لله مُوَافقا لمرضاته وَمَا جَاءَ بِهِ رَسُوله فَهُوَ من الْملك وَمَا كَانَ لغيره غير مُوَافق لمرضاته فَهُوَ من إِلْقَاء الشَّيْطَان

“Segala sesuatu yang berasal Allah itu sesuai dengan keridaan-Nya dan apa yang dibawa oleh rasul-Nya, maka itu dari Allah. Sedangkan apa yang dari selain-Nya, itu tidak sesuai dengan keridaan-Nya, maka itu disampaikan oleh setan.” (Ar-Ruh)

Kalau seseorang yang dirundung suatu masalah mendapatkan bisikan untuk mempraktekkan suatu sunnah Nabi ﷺ, maka itulah ilham dari Allah. Sebab, mempraktekkan sunnah Nabi ﷺ itu dicintai Allah.

Namun, kalau ia mendapatkan bisikan untuk mengamalkan suatu ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi ﷺ, maka itulah bisikan setan. Sebab, Allah murka terhadap orang yang mengada-ada dalam agama.

Perbedaan kedua:

أَن مَا أثمر إقبالا على الله وإنابة إِلَيْهِ وذكرا لَهُ وهمة صاعدة إِلَيْهِ فَهُوَ من إِلْقَاء الْملك وَمَا أثمر ضد ذَلِك فَهُوَ من إِلْقَاء الشَّيْطَان

“Segala sesuatu yang menyebabkan seseorang menghadap kepada Allah, kembali kepada-Nya, dan mengingat-Nya, serta semangatnya naik kepada-Nya, maka itu dari Allah. Sedangkan yang menyebabkan selain itu, maka itu dari setan.” (Ar-Ruh)

Kalau seseorang setelah melaksanakan dorongan tertentu dalam hatinya, ia menjadi semangat dalam ibadah dan merasa dekat dengan Allah, maka itulah ilham dari Allah.

Namun, kalau setelah melaksanakan dorongan yang ada dalam hatinya, ia jadi malas ibadah dan merasa makin jauh dari Allah, maka itulah bisikan setan.

Perbedaan ketiga:

وَمِنْهَا أَن مَا أورث سكينَة وطمأنينة فَهُوَ من الْملك وَمَا أورث قلقا وإنزعاجا واضطرابا فَهُوَ من الشَّيْطَان

“Segala sesuatu yang menimbulkan ketenangan dan ketenteraman, maka itu dari Allah. Sedangkan yang menimbulkan kegelisahan, kecemasan, dan kebimbangan, maka itu dari setan.” (Ar-Ruh)

Kalau seseorang setelah melaksanakan dorongan tertentu dalam hatinya, jadi tenang hatinya, maka itulah ilham dari Allah. Sebab, siapa yang mengamalkan petunjuk Allah, pasti tenang hatinya.

Namun, kalau setelah melaksanakan dorongan yang ada dalam hatinya, jadi gelisah hatinya, berarti itulah bisikan setan. Sebab, siapa yang mengikuti kehendak setan, pasti gelisahlah hatinya.

Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah apakah orang yang ‘menemukan’ solusi itu adalah orang yang saleh dan selalu menjaga ibadah? Atau ia orang yang tidak saleh dan sering melalaikan ibadah?

Syekh Nashir Al-‘Aql berkata:

فالله عز وجل قد يلقي في قلوب بعض العباد إدراك الحق في هذه المسألة، فيسمى هذا إلهاماً

“Allah kadang memasukkan ke dalam hati sebagian hamba pengetahuan tentang kebenaran dalam suatu masalah yang rumit, dan itu dinamakan ilham.

لكن ليس عن طريق الوحي إنما هو أمر ينكشف للإنسان مما يتوافق مع الكتاب والسنة، إذا توافرت صفات الإيمان والتقوى والفقه في الدين.

Namun, itu bukan lewat wahyu. Itu hanyalah perkara yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah dan tersingkap bagi seseorang, jika terpenuhi sifat iman, takwa, dan paham agama.” (Mujmal Ushul Ahlissunnah wa Al-Jama’ah)

Tengoklah ‘Umar bin Al-Khaththab. Bukankah ia orang yang beriman, bertakwa, dan paham agama?

Ya, tentu saja. Makanya ia sering mendapat ilham.

Dan tengoklah Abu Bakar. Bukankah ia orang yang beriman, bertakwa, dan paham agama?

Ya, tentu saja. Makanya ia sering mendapat ilham.

 

Ilham Bukanlah Sumber Ahkam

Walaupun mendapat ilham adalah keutamaan bagi seseorang, tapi bukan berarti itu bisa dijadikan dalil dalam hukum agama.

Syekh Muhammad Basyir As-Sahsawani

أجمع أهل السنة على أن إلهام غير النبي صلى الله عليه وسلم ليس بحجة

“Seluruh Ahlussunnah telah sepakat bahwa ilham dari selain Nabi bukanlah hujah.” (Shiyanah Al-Insan Min Waswasah Syekh Dahlan)

Dan walaupun mendapat ilham adalah keutamaan bagi seseorang, tetap saja pengetahuan yang ia dapatkan dari ilham tidak sempurna dan terbatas.

Makanya, apa yang dikatakan Abu Bakar terkait kandungan yang ada dalam perut istrinya?

Abu Bakar berkata, “Aku menduga ia anak perempuan.”

Ya, menduga ia anak perempuan! Bukan memastikan ia anak perempuan!

Imam Asy-Syathibi berkata:

فَإِذَا لَاحَ لِأَحَدٍ مِنْ أَوْلِيَاءِ اللَّهِ شَيْءٌ مِنْ أَحْوَالِ الْغَيْب؛ فَلَا يَكُونُ عَلَى عِلْمٍ مِنْهَا مُحَقَّقٍ لَا شَكَّ فِيهِ، بَلْ عَلَى الْحَالِ الَّتِي يُقَالُ فِيهَا: “أَرَى” وَ”أَظُنُّ”

“Karenanya, jika tampak suatu perkara gaib bagi seorang wali Allah, maka itu bukan berdasarkan pengetahuan yang pasti dan tidak diragukan. Bahkan, itu masih dalam keadaan yang dikatakan: ‘Aku kira’ dan ‘Aku sangka”.  (Al-Muwafaqaat)

Makanya tidak boleh seseorang mengaku tahu perkara gaib dengan alasan dapat ilham! Karena kalau demikian, ia terjatuh dalam perbuatan haram, bahkan keluar dari Islam!

 

Siberut, 21 Jumada Al-Ulaa 1442

Abu Yahya Adiya