“Berilah peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Aż-Żāriyāt: 55)
Apa maksud memberi peringatan di sini?
Syekh Muḥammad bin Ṣāliḥ Al-’Uṡaimīn menjelaskan:
أي: ذكر الناس بآيات الله وبأيامه، وشرائعه وما أوجب الله على العباد. وبأيامه: عقابه تبارك وتعالى للمكذبين وإثابته للطائعين،
“Yakni ingatkanlah manusia dengan ayat-ayat Allah, hari-hari-Nya, syariat-Nya, dan dengan apa yang Allah wajibkan atas hamba-hamba-Nya. Hari-hari-Nya, yaitu hukuman-Nya untuk orang-orang yang mendustakan dan pemberian pahala-Nya kepada orang-orang yang taat.” (Tafsīr Al-Qur‘ān Al-Karīm)
Syekh juga berkata:
وفي الآية الدليل على وجوب التذكير على كل حال،
“Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan wajibnya memberi peringatan dalam segala keadaan.” (Tafsīr Al-Qur‘ān Al-Karīm)
Berilah peringatan. Inilah wasiat Tuhan kita. Maka, hendaknya kita tetap memberi nasihat, meski hati kecil berbisik, “Untuk apa memberi nasihat? Apakah mereka mau mendengarnya? Bukankah mereka enggan mendengarnya?”
Tetaplah mengingatkan. Tetaplah meluruskan. Tetaplah menyampaikan kebenaran. Sebab, kebenaran itu cahaya. Walaupun orang lain enggan melihatnya, kita tetap membutuhkannya untuk berjalan kepada-Nya.
Sampaikanlah kebenaran. Jika kita diam, sementara kebatilan merajalela, niscaya kebenaran akan dianggap sebagai kebatilan dan kebatilan dianggap sebagai kebenaran.
Oleh karena itu…
Jangan diam! Diamnya seorang alim, bisa menyesatkan satu kaum. Satu kata kebenaran yang engkau tahan, bisa menjadi alasan banyak jiwa tersesat.
Teruslah mengingatkan. Teruslah meluruskan. Teruslah menyampaikan kebenaran, entah itu didengar atau diabaikan.
Karena, di hadapan Allah nanti, yang ditanya bukanlah “Apakah mereka mendengarkan?”,
melainkan, “Apakah engkau sudah menyampaikan?”
Siberut, 11 Jumādā Al-Ūlā 1447
Abu Yahya Adiya






