“Yang pertama kali melakukan kias adalah Iblis, tapi ia salah dalam melakukannya.” (Ma’alim At-Tanziil Fii Tafsiir Al-Quran)
Itulah perkataan Ibnu ‘Abbas.
Iblis menolak sujud kepada Adam dengan menggunakan kias (analogi) yang batil yakni membandingkan antara asal penciptaan dirinya dengan Adam. Ia diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Dan api lebih baik daripada tanah, menurutnya. Karena itu, ia tidak layak sujud kepada Adam!
Demikianlah kias Iblis. Dan itu adalah kias yang batil. Kebatilannya bisa kita ketahui dari beberapa sisi:
1. Kias tersebut bertabrakan dengan perintah Allah. Jika suatu kias bertabrakan dengan nas, maka itu adalah kias yang batil.
2. Tanah lebih baik daripada api. Karena, materi tanah itu mengandung unsur ketenangan dan keseimbangan. Dari tanahlah muncul berbagai macam tumbuhan. Adapun materi api, maka itu mengandung unsur kekeringan, kecerobohan, dan membakar (Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan Fii Tafsiir Kalaam Al-Mannaan).
Iblis melakukan kias tapi kias yang rusak. Maka, jangan sampai kita melakukan kias yang rusak sehingga menjadi rusak seperti Iblis.
Ibnu ‘Abbas berkata:
فَمَنْ قَاسَ الدِّينَ بِشَيْءٍ مِنْ رَأْيِهِ قَرَنَهُ اللَّهُ مَعَ إِبْلِيسَ
“Siapa yang menganalogikan perkara agama dengan suatu pemikirannya, maka Allah akan menggandengkannya dengan Iblis.” (Ma’alim At-Tanziil Fii Tafsiir Al-Quran)
Siberut, 23 Jumada Ats-Tsaniyah 1446
Abu Yahya Adiya






