Apa Ciri-Ciri Golongan Yang Selamat?

Apa Ciri-Ciri Golongan Yang Selamat?

Bagaimana cara kita mengenali Ahlussunnah wal Jama’ah?

Apa sajakah ciri-ciri mereka?

Berikut ini beberapa ciri mereka:

  1. Mengikuti salaf

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100)

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar inilah salaf.

Orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik inilah Ahlussunnah wal Jama’ah.
Syekh Muhammad bin Jamil Zainu berkata:

سُئل الشيخ عبد العزيز بن باز عن الفرقة الناجية فقال:

“Syekh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz ditanya tentang golongan yang selamat, maka beliau menjawab:

هم السلفيون ، و كل من مشى على طريقة السلف الصالح (الرسول و صحابته).

“Mereka adalah orang-orang salaf dan setiap orang yang mengikuti jalan para salaf yang saleh (Rasul ﷺ dan para sahabatnya).” (Minhaj Al-Firqah An-Najiyah wa Ath-Thaifah Al-Manshurah)

 

  1. Minoritas di tengah mayoritas pembela kekafiran, kemusyrikan, bidah, dan kemaksiatan.

Nabi ﷺ mengabarkan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan. Lalu beliau ﷺ bersabda:

كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً

“Seluruhnya di neraka kecuali satu!”

Pernyataan beliau ﷺ itu membuat penasaran para sahabatnya, karena itu mereka bertanya:

وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

“Siapa yang satu itu wahai Rasulullah?”

Beliau ﷺ menjawab:

مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

“Yang mengikuti aku dan para sahabatku.” (HR. Tirmidzi dan lain-lain)

Dalam riwayat lain Nabi ﷺ ditanya tentang siapa yang satu itu. Maka beliau ﷺ pun menjawab, “Al-Jama’ah.”

Lihatlah, satu masuk surga, sedangkan 72 masuk neraka! Mana yang lebih banyak?

Lantas, siapa yang dimaksud dengan yang mengikuti aku dan para sahabatku dan Al-Jama’ah di sini?

Merekalah Ahlussunnah wal Jama’ah

Syekh ‘Abdul ‘Aziz Ar-Rajhi berkata:

فهذه الفرق كلها من الفرق المبتدعة متوعدة بالنار إلا واحدة وهي الجماعة، وهم أهل السنة والجماعة، وهم الفرقة الناجية، وهم أهل الحق

“Semua golongan ini termasuk golongan ahli bidah yang terancam masuk neraka kecuali satu yaitu Al-Jama’ah. Mereka itu adalah Ahlussunnah wal Jama’ah. Dan mereka itu adalah golongan yang selamat dan merekalah yang berada di atas kebenaran.” (Syarh Kitab As-Sunnah Lilbarbahari)

Ya, merekalah golongan yang selamat dan merekalah yang berada di atas kebenaran, walaupun sedikit jumlah mereka.

Syekh Muhammad bin Jamil Zainu berkata:

الفرقة الناجية: هم قلّة بين الناس

“Golongan yang selamat itu sedikit jumlah mereka di tengah umat manusia.” (Minhaj Al-Firqah An-Najiyah wa Ath-Thaifah Al-Manshurah)

Ya, sedikit jumlah mereka dibandingkan orang-orang yang tenggelam dalam kekafiran, kemusyrikan, bidah, dan kemaksiatan.

Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata:

يَا أَهْلَ السُّنَّةِ تَرَفَّقُوا رَحِمَكُمُ اللَّهُ , فَإِنَّكُمْ مِنْ أَقَلِّ النَّاسِ

“Wahai Ahlussunnah, berlemah lembutlah, semoga Allah merahmati kalian, karena sesungguhnya kalian termasuk orang-orang yang sedikit.” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah)

Kalau ini dikatakan oleh seorang ulama tabiin di zamannya, maka bagaimana pula kalau beliau melihat keadaan Ahlussunnah di zaman sepeninggalnya?

Imam Sufyan Ats-Tsauri berkata:

اسْتَوْصُوا بِأَهْلِ السُّنَّةِ خَيْرًا , فَإِنَّهُمْ غُرَبَاءُ

“Berwasiatlah untuk berbuat baik terhadap Ahlussunnah, karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang asing.” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah)

Kalau mereka sampai dikatakan sebagai orang-orang yang asing, bukankah sedikit jumlah mereka?

Ya, tentu saja sedikit. Makanya beliau juga pernah berkata:

إِذَا بَلَغَكَ عَنْ رَجُلٍ بِالْمَشْرِقِ صَاحِبِ سُنَّةٍ وَآخَرَ بِالْمَغْرِبِ , فَابْعَثْ إِلَيْهِمَا بِالسَّلَامِ وَادْعُ لَهُمَا , مَا أَقَلَّ أَهْلَ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ

“Jika sampai kepadamu berita bahwa di belahan timur bumi ada seorang Ahlussunnah dan di belahan barat bumi ada seorang Ahlussunnah, maka kirimkanlah salam untuk keduanya dan doakanlah mereka! Alangkah sedikitnya Ahlussunnah wal Jama’ah!” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah)

Ya, alangkah sedikitnya Ahlussunnah wal Jama’ah. Alangkah asingnya mereka di tengah umat manusia. Namun, apakah itu kehinaan bagi mereka?

Tidak!

Karena….

Syekh Muhammad bin Jamil Zainu berkata:

دعا لهم رسول الله ﷺ بقوله:

“Rasulullah ﷺ telah mendoakan mereka dengan sabda beliau:

“طوبى للغرباء : أناسٌ صالحون ، في أناس سوء كثير، من يَعصيهم أكثر ممن يُطيعهم” (صحيح رواه أحمد)

“Beruntunglah orang-orang yang asing, yaitu orang-orang saleh di tengah banyak orang yang berperangai buruk. Orang yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada orang yang menaati mereka.’ Hadis ini sahih diriwayatkan oleh Ahmad.” (Minhaj Al-Firqah An-Najiyah wa Ath-Thaifah Al-Manshurah)

Adakah orang yang tidak ingin beruntung sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi ﷺ ini?

Selain itu….

Syekh Muhammad bin Jamil Zainu berkata:

ولقد أخبر عنهم القرآن الكريم فقال مادحا لهم :

“Dan sungguh, Al-Quran telah mengabarkan tentang mereka. Allah berfirman memuji mereka:

“و قليل من عبادي الشكور” (سورة سبأ)

“Dan sedikit sekali hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (QS. Saba’: 13) (Minhaj Al-Firqah An-Najiyah wa Ath-Thaifah Al-Manshurah)

Banyak hamba-Nya yang kafir dan hanya sedikit hamba-Nya yang bersyukur. Dan Ahlussunnah termasuk yang sedikit itu.

 

  1. Mendapat julukan buruk dari musuh-musuh mereka

Syekh Muhammad bin Jamil Zainu berkata:

الفرقة الناجية يُعاديهم الكثير من الناس ، و يَفترون عليهم ، و يُنلبزونهم بالألقاب

“Golongan yang selamat dimusuhi, difitnah, dan diberi gelar yang buruk oleh banyak orang.” (Minhaj Al-Firqah An-Najiyah wa Ath-Thaifah Al-Manshurah)

Ahlussunnah wal Jama’ah banyak mendapat gelar yang buruk dari musuh-musuh mereka.

Kadang mereka digelari “Hasyawiyah”. Kadang mereka digelari “Zhahiriyyah”. Kadang mereka digelari “Mujassimah.” Kadang mereka digelari “Wahabi”. Kadang digelari “ekstremis”. Kadang digelari “fundamentalis”. Bahkan, kadang digelari “teroris”!

Apakah semua gelar itu membahayakan mereka?

Tidak!

Syekh Muhammad bin Jamil Zainu berkata:

و لهم أسوة بالأنبياء الذين قال الله عنهم:

“Nasib mereka seperti para nabi yang telah Allah kabarkan:

“و كذلك جعلنا لكل نبي عدوّا شياطين الإنس و الجن ، يُوحي بعضهم إلى بعض زُخْرف القول غرورا..” (سورة الأنعام)

“Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin. Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan.” (QS. Al-An’aam: 112)

وهذا رسول الله ﷺ قال عنه قومه : (ساحر كذاب) حينما دعاهم إلى التوحيد و كانوا قبل ذلك يسمونه الصادق الأمين.

Rasulullah ﷺ misalnya, ketika mengajak kepada tauhid, kaumnya berkata tentang beliau: ‘tukang sihir pendusta!’ Padahal, sebelumnya mereka menggelari beliau ash-shadiqul amin (yang jujur dan dapat dipercaya).” (Minhaj Al-Firqah An-Najiyah wa Ath-Thaifah Al-Manshurah)

Sebagaimana gelar-gelar buruk tidak membahayakan para nabi, maka begitu pula berbagai gelar buruk yang diterima oleh Ahlussunnah wal Jama’ah. Tidak akan membahayakan mereka.

Makin banyak gelar buruk yang mereka terima, justru makin membuat mereka tegar dalam membela kebenaran. Dan itu berlangsung terus-menerus, hingga maut menjemput mereka dan mereka bertemu dengan Tuhan mereka.

Nabi ﷺ bersabda:

وَلَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ

Akan selalu ada dari umatku sekelompok orang yang tegak membela kebenaran. Tidak akan merugikan mereka sedikit pun orang-orang yang menentang mereka sampai datang keputusan Allah.” (HR. Abu Daud)

 

Siberut, 20 Jumada Ats-Tsaniyah 1443

Abu Yahya Adiya