“Tahu kenapa kucing itu menangis? Ia sebenarnya adalah ibuku. Ia sedih melihat keadaanku!”
“Saya sih tidak perlu salat. Karena, kalau semuanya masuk surga, lantas siapa yang akan menempati neraka?”
Bolehkan seseorang mengucapkan demikian?
Dan apa hukumnya kalau seseorang mengatakan demikian?
Beriman kepada Hari Akhir Adalah Kewajiban
Alangkah banyaknya ayat dan hadis yang menyebutkan tentang hari akhir.
Karena itu, sudah merupakan kewajiban atas orang yang mengaku beriman kepada Allah untuk menerimanya dan meyakininya.
Syekh ‘Abdurrahman As-Sa’di berkata:
أن الإيمان باليوم الآخر، أحد أركان الإيمان الستة، التي لا يصح الإيمان بدونها، وكلما ازدادت معرفته بتفاصيله، ازداد إيمانه
“Sesungguhnya iman kepada hari akhir adalah salah satu rukun iman yang enam yang mana iman tidak sah tanpa itu. Setiap kali bertambah pengetahuan secara detail tentang hari tersebut, maka bertambah pula keimanannya kepadanya.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fii Tafsir Kalam Al-Mannan)
Maka, wajib atas seorang muslim beriman kepada hari akhir. Namun bagaimana cara beriman kepada hari akhir?
Cara Beriman Kepada Hari Akhir
Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin berkata:
والإيمان باليوم الآخر يتضمن ثلاثة أمور:
“Beriman kepada hari akhir mengandung 4 perkara:
الأول: الإيمان بالبعث: وهو إحياء الموتى حين ينفخ في الصور النفخة الثانية، فيقوم الناس لرب العالمين، حفاة غير منتعلين، عراة غير مستترين، غر لا غير مختتنين
Pertama: mengimani kebangkitan, yaitu dihidupkan kembali orang-orang mati tatkala ditiup sangkakala untuk kedua kalinya. Lalu orang-orang bangkit menuju Tuhan Semesta Alam dalam keadaan tidak memakai alas kaki, telanjang tanpa memakai pakaian, dan belum berkhitan.
قال الله تعالى:
Allah berfirman:
كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ[سورة الأنبياء، الآية: 104]
“Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. Itulah janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (QS. Al-Anbiya: 104)
والبعث: حق ثابت دل عليه الكتاب، والسنة، وإجماع المسلمين.
Dan kebangkitan manusia dari kubur adalah benar ditunjukkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah dan kesepakatan kaum muslimin.
قال الله تعالى:
Allah berfirman:
{ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ} [سورة المؤمنون، الآيتين: 15-16] .
“Kemudian setelah itu kalian mati lalu kalian akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti.” (QS. Al-Mu’minun: 15-16)
وقال النبي صلى الله عليه وسلم:
Nabi ﷺ bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُراةً غُرْلاً متفق عليه.
“Seluruh manusia di hari kiamat nanti dibangkitkan dalam keadaan tidak memakai alas kaki, telanjang bulat dan tidak bersunat.” Hadis ini disepakati kesahihannya.
الثاني: الإيمان بالحساب والجزاء: يحاسب العبد على عمله، ويجازى عليه
Kedua: mengimani pemeriksaan dan pembalasan terhadap amalan. Amalan hamba diperiksa lalu dibalas.
وقد دل على ذلك الكتاب، والسنة، وإجماع المسلمين
Dan yang demikian ditunjukkan oleh Al-Quran dan As-Sunnah dan kesepakatan kaum muslimin.
قال الله تعالى:
Allah berfirman:
{إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ} [سورة الغاشية، الآيتين: 25-26]
“Sesungguhnya kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah membuat perhitungan atas mereka.” (QS. Al-Ghasyiyah: 25-26)
وقال:
Dia berfirman:
{مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ} [سورة الأنعام، الآية: 160]
“Siapa yang berbuat kebaikan, maka ia mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan siapa yang berbuat kejahatan, maka dibalas seimbang dengan kejahatannya, sedangkan mereka sedikit pun tidak dirugikan.” (QS. Al-An’aam: 160)
الثالث: الإيمان بالجنة والنار، وأنهما المآل الأبدي للخلق،
Ketiga: mengimani surga dan neraka dan bahwa keduanya tempat kembali yang abadi bagi seluruh makhluk….” (Syarh Tsalatsah Al-Ushul)
3 perkara ini wajib dilakukan oleh seseorang jika ingin dianggap beriman. Kalau tidak…
Penyimpangan Dalam Hal Iman kepada Hari Akhir
- Meyakini adanya reinkarnasi.
Imam Ibnu Hazm berkata:
وأما من زعم أن الأرواح تنتقل إلى أجساد أخر فهو قول أصحاب التناسخ، وهو كفر عند جميع أهل الإسلام
“Siapa yang mengklaim bahwa arwah berpindah ke jasad lain, maka itulah pendapat orang-orang yang meyakini reinkarnasi, dan itu adalah kekafiran menurut semua umat Islam.” (Al-Muhalla)
- Menolak adanya kebangkitan manusia dari kubur dengan jasad dan rohnya.
Imam Ibnu Hazm berkata:
وأن البعث حق والحساب حق والجنة حق والنار حق داران مخلوقتان مخلدتان هما ومن فيهما بلا نهاية يجمع الله تعالى يوم القيامة بين الأرواح والأجساد، كل هذا إجماع من جميع أهل الإسلام، من خرج عنه خرج عن الإسلام
“Dan bahwasanya kebangkitan manusia dari kubur adalah benar, hisab itu benar, surga itu benar, neraka itu benar, keduanya adalah negeri yang telah diciptakan dan abadi, yakni keduanya dan apa yang ada di dalamnya tanpa akhir. Di akhirat Allah mengumpulkan arwah dan jasad. Semua ini adalah kesepakatan umat Islam. Siapa yang keluar darinya, maka ia keluar dari Islam.” (Ad-Durrah Fiima Yajibu I’tiqaduh)
Imam Ibnu ‘Abdi Al-Barr berkata:
وَقَدْ أَجْمَعَ الْمُسْلِمُونَ عَلَى أَنَّ مَنْ أَنْكَرَ الْبَعْثَ فَلَا إِيمَانَ لَهُ وَلَا شَهَادَةَ
“Kaum muslimin telah sepakat bahwa siapa yang mengingkari kebangkitan manusia dari kubur, maka tidak ada keimanan dan syahadat baginya.” (At-Tamhid Limaa Fii Al-Muwaththa’ Min Al-Ma’ani wa Al-Asanid)
- Mendustakan atau mengolok-olok surga dan neraka.
Al-Khatib Asy-Syirbini berkata:
يُكَفَّرُ مَنْ نَسَبَ الْأُمَّةَ إلَى الضَّلَالِ أَوْ الصَّحَابَةَ إلَى الْكُفْرِ أَوْ أَنْكَرَ إعْجَازَ الْقُرْآنِ…أَوْ أَنْكَرَ بَعْثَ الْمَوْتَى مِنْ قُبُورِهِمْ بِأَنْ يَجْمَعَ أَجْزَاءَهُمْ الْأَصْلِيَّةَ وَيُعِيدَ الْأَرْوَاحَ إلَيْهَا أَوْ أَنْكَرَ الْجَنَّةَ أَوْ النَّارَ أَوْ الْحِسَابَ أَوْ الثَّوَابَ أَوْ الْعِقَابَ أَوْ أَقَرَّ بِهَا، لَكِنْ قَالَ: الْمُرَادُ بِهَا غَيْرُ مَعَانِيهَا، أَوْ قَالَ إنِّي دَخَلْتُ الْجَنَّةَ. وَأَكَلْتُ مِنْ ثِمَارِهَا وَعَانَقْتُ حُورَهَا
“Dikafirkan orang yang menyandarkan umat pada kesesatan atau menyandarkan para sahabat Nabi pada kekafiran, atau mengingkari keajaiban Al-Quran…atau mengingkari kebangkitan orang-orang mati dari kubur mereka di mana Dia menggabungkan bagian-bagian tubuh mereka yang asli dan mengembalikan roh kepadanya, atau mengingkari surga, neraka, hisab, pahala, atau hukuman akhirat, atau mengakui semua itu, tapi berkata bahwa maksud semua itu bukan seperti makna tadi atau berkata, ‘Aku masuk surga dan memakan buah-buahan dan memeluk bidadari.” (Mughni Al-Muhtaj Ila Ma’rifah Ma’ani Alfazh Al-Minhaj)
Imam Al-Hajjawi berkata:
(وَإِنْ أَتَى بِقَوْلٍ يُخْرِجُهُ عَنْ الْإِسْلَامِ مِثْلَ أَنْ يَقُولَ: هُوَ يَهُودِيٌّ أَوْ نَصْرَانِيٌّ أَوْ مَجُوسِيٌّ أَوْ بَرِيءٌ مِنْ الْإِسْلَامِ أَوْ الْقُرْآنِ أَوْ النَّبِيِّ ﷺ أَوْ يَعْبُدُ الصَّلِيبَ وَنَحْوَ ذَلِكَ عَلَى مَا ذَكَرُوهُ فِي الْإِيمَانِ وَقَذَفَ النَّبِيَّ ﷺ أَوْ أُمَّهُ أَوْ اعْتَقَدَ قِدَمَ الْعَالَمِ أَوْ حُدُوثَ الصَّانِعِ أَوْ سَخِرَ بِوَعْدِ اللَّهِ أَوْ بِوَعِيدِهِ…فهو كافر
“Jika seseorang mengucapkan suatu perkataan yang mengeluarkan dari Islam seperti mengatakan bahwa dirinya adalah seorang Yahudi atau Nashrani atau Majusi atau berlepas diri dari Islam, Al-Quran, atau Nabi ﷺ, atau beribadah kepada salib, dan semacamnya yang sudah disebutkan oleh para ulama dalam hal iman, dan menuduh Nabi ﷺ atau ibunya berzina, atau meyakini bahwa alam ada tanpa permulaan atau bahwa pencipta ada dengan permulaan, atau mengejek janji Allah atau ancaman-Nya….maka ia telah kafir.” (Al-Iqna’)
Siberut, 2 Rajab 1442
Abu Yahya Adiya
Sumber:
- Taisir Al-Karim Ar-Rahman Fii Tafsir Kalam Al-Mannan_ karya Syekh Abdurrahman As-Sa’di.
- Syarh Tsalatsah Al-Ushul karya Syekh Muhammad bin Saleh Al-‘Utsaimin.
- dorar.net






