Apa itu istisqa?
Istisqa yaitu:
طَلَبُ السَّقْيِ
“Meminta hujan.” (Mukhtar Ash-Shihaah)
3 Cara Istisqa tanpa salat
Ada 3 cara istisqa tanpa salat yang telah dicontohkan oleh nabi kita.
1. Istisqa di masjid ketika khutbah Jumat.
Nabi ﷺ pernah berkhutbah pada hari Jum’at, lalu orang-orang berdiri dan berseru:
يَا رَسُولَ اللَّهِ قَحَطَ الْمَطَرُ وَاحْمَرَّتْ الشَّجَرُ وَهَلَكَتْ الْبَهَائِمُ فَادْعُ اللَّهَ يَسْقِينَا
“Wahai Rasulullah, hujan sudah tidak turun hingga memerahlah pepohonan dan matilah hewan-hewan. Karena itu, mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami!”
Beliau ﷺ lalu berdoa:
فَقَالَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا مَرَّتَيْنِ
“Ya Allah, berilah kami air hujan.” Beliau mengucapkan itu dua kali.
Anas bin Malik:
وَايْمُ اللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ قَزَعَةً مِنْ سَحَابٍ فَنَشَأَتْ سَحَابَةٌ وَأَمْطَرَتْ وَنَزَلَ عَنْ الْمِنْبَرِ فَصَلَّى فَلَمَّا انْصَرَفَ لَمْ تَزَلْ تُمْطِرُ إِلَى الْجُمُعَةِ الَّتِي تَلِيهَا
“Demi Allah, sebelumnya kami tidak melihat ada awan yang tipis lalu muncullah awan tebal, kemudian turunlah hujan. Setelah itu beliau turun dari mimbar lalu melaksanakan salat. Setelah selesai salat, hujan masih terus turun bahkan hingga Jumat berikutnya.” (HR. Bukhari dan Muslim dan ini adalah redaksi Bukhari)
2. Istisqa di masjid di selain hari Jumat dan selain salat.
Jabir bin ‘Abdillah berkata:
أَتَتِ النَّبِيَّ ﷺ بَوَاكِي، فَقَالَ:
“Wanita-wanita yang menangis mendatangi Nabi ﷺ. Lalu beliau pun berdoa:
اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا، مَرِيئًا مَرِيعًا، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ آجِلٍ
“Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan pertolongan, yang menyenangkan, menyuburkan, bermanfaat, dan tidak membawa mudarat, segera dan tidak terlambat.”
قَالَ:
Jabir berkata:
فَأَطْبَقَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ
“Maka langit di atas mereka mendung.” (HR. Abu Daud)
3. Istisqa di luar masjid.
Disebutkan dalam Sunan Abu Daud dari ‘Umair maula bani Abu Lahm, bahwasanya ia pernah melihat Nabi ﷺ memohon hujan dekat Ahjar Az-Zait dekat Az-Zaura, dengan berdiri sambil berdoa memohon agar diturunkan hujan, seraya mengangkat kedua tangannya ke depan tidak melebihi kepala.
Bagaimana Cara Salat Istisqa?
‘Aisyah berkata:
فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ حِينَ بَدَا حَاجِبُ الشَّمْسِ فَقَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَكَبَّرَ ﷺ وَحَمِدَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ قَالَ
“Rasulullah ﷺ keluar ketika matahari mulai terbit, lalu duduk di atas mimbar, membaca takbir, dan memuji Allah Azza wa Jalla. Kemudian beliau bersabda:
إِنَّكُمْ شَكَوْتُمْ جَدْبَ دِيَارِكُمْ وَاسْتِئْخَارَ الْمَطَرِ عَنْ إِبَّانِ زَمَانِهِ عَنْكُمْ وَقَدْ أَمَرَكُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ تَدْعُوهُ وَوَعَدَكُمْ أَنْ يَسْتَجِيبَ لَكُمْ
“Sesungguhnya kalian telah mengadukan kegersangan negeri kalian, terlambatnya hujan, dan masa paceklik. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menyuruh kalian untuk berdoa kepada-Nya, dan berjanji akan mengabulkan doa kalian.”
ثُمَّ قَالَ
Selanjutnya beliau bersabda:
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ اللَّهُمَّ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
“Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang Menguasai hari pembalasan. Tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Dia Melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Ya Allah, Engkaulah Allah, tidak ada yang berhak disembah selain Engkau. Yang Maha Kaya, sedangkan kami yang membutuhkan. Turunkanlah kepada kami hujan. Dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan untuk kami dan sebagai bekal untuk hari kiamat.”
ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَلَمْ يَزَلْ فِي الرَّفْعِ حَتَّى بَدَا بَيَاضُ إِبِطَيْهِ ثُمَّ حَوَّلَ إِلَى النَّاسِ ظَهْرَهُ وَقَلَبَ أَوْ حَوَّلَ رِدَاءَهُ وَهُوَ رَافِعٌ يَدَيْهِ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ وَنَزَلَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ فَأَنْشَأَ اللَّهُ سَحَابَةً فَرَعَدَتْ وَبَرَقَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ بِإِذْنِ اللَّهِ
Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya dan terus mengangkatnya, hingga nampak putihnya kedua ketiaknya. Setelah itu beliau membelakangi orang-orang, dan membalikkan atau mengubah kain atasnya dalam keadaan beliau mengangkat kedua tangannya. Setelah itu beliau menghadap kepada orang-orang dan turun, lalu mengerjakan salat dua rakaat. Maka Allah mendatangkan awan disertai guruh dan kilat. Setelah itu turunlah hujan dengan izin Allah.” (HR. Abu Daud)
Apa Hukum Salat Istisqa?
Syekh Al-Jaziri berkata:
هي سنة مؤكدة عند الحاجة إلى الماء، فمتى احتاج الناس إلى الماء فإنه يسن لهم أن يصلوا صلاة الاستسقاء…..أما كونها سنة مؤكدة فقد اتفقت عليه المذاهب ما عدا الحنفية
“Itu sunah muakadah tatkala membutuhkan air. Ketika orang-orang membutuhkan air, maka disunahkan bagi mereka untuk melaksanakan salat istisqa…adapun itu sunah muakadah, maka mazhab-mazhab yang ada telah sepakat akan demikian kecuali para ulama mazhab Hanafi.” (Al-Fiqh ‘Alaa Al-Madzahib Al-Arba’ah)
Apa Saja Yang Disunahkan dalam Istisqa?
1. Orang-orang keluar bersama penguasa menuju tanah lapang dalam keadaan memakai pakaian yang sederhana, tunduk dan merendahkan diri kepada Allah.
Ibnu ‘Abbas berkata:
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ خَرَجَ مُتَبَذِّلًا مُتَوَاضِعًا مُتَضَرِّعًا، حَتَّى أَتَى المُصَلَّى، فَلَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ، وَلَكِنْ لَمْ يَزَلْ فِي الدُّعَاءِ وَالتَّضَرُّعِ وَالتَّكْبِيرِ، وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَمَا كَانَ يُصَلِّي فِي العِيدِ
“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ keluar dengan memakai pakaian yang sederhana, tunduk, dan merendahkan diri hingga tiba di tanah lapang. Lalu beliau tidak menyampaikan khutbah sebagaimana khutbah kalian ini. Namun, beliau senantiasa berdoa, merendah, bertakbir dan mengerjakan salat dua rakaat sebagaimana beliau melaksanakan salat di hari raya.” (HR. Abu Daud)
2. Imam berkhutbah di atas mimbar sebelum salat istisqa.
‘Abdullah bin Zaid berkata:
خَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ يَسْتَسْقِي، فَتَوَجَّهَ إِلَى القِبْلَةِ يَدْعُو وَحَوَّلَ رِدَاءَهُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَهَرَ فِيهِمَا بِالقِرَاءَةِ
“Nabi ﷺ pernah keluar untuk salat istisqa’. Beliau menghadap kiblat berdoa, dan membalikkan kain atas beliau lalu melaksanakan salat dua rakaat dengan mengeraskan bacaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Imam berdoa dalam keadaan menghadap kiblat dan mengangkat tangan setinggi mungkin dengan menjadikan punggung tangan ke arah atas dan membalikkan kain atasnya dan orang-orang pun ikut berdoa dengan mengangkat tangan.
Yang demikian berdasarkan hadis ‘Aisyah tentang istisqa di luar masjid tadi.
Adapun makmum ikut mengangkat tangan dalam berdoa ketika itu, maka itu berdasarkan kabar Anas yang menyebutkan istisqa Nabi ﷺ ketika salat Jumat:
فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يَدَيْهِ، يَدْعُو، وَرَفَعَ النَّاسُ أَيْدِيَهُمْ مَعَهُ يَدْعُونَ
“Rasulullah ﷺ mengangkat kedua tangannya untuk berdoanya dan orang-orang pun mengangkat tangan mereka untuk berdoa bersama beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Siberut, 28 Dzulhijjah 1442
Abu Yahya Adiya
Sumber:
- Shahih Fiqh As-Sunnah karya Syekh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid
- Al-Fiqh ‘Alaa Al-Madzahib Al-Arba‘ah karya Syekh Abdurrahman Al-Jaziri.






