Fatwa Asy-Syafi’i tentang Bacaan Al-Quran

Fatwa Asy-Syafi’i tentang Bacaan Al-Quran

Seseorang bersumpah bahwa jika ia berkata, maka talak tiga jatuh kepada istrinya. Setelah itu ternyata ia membaca ayat Al-Quran. Apakah ia sudah melanggar sumpahnya?

Imam Asy-Syafi’i ditanya tentang kasus tersebut, maka beliau menjawab:

لايحنث لأن القرآن كلام الله وليس بكلام الآدميين

“Ia tidak melanggar sumpahnya. Sebab, Al-Quran adalah perkataan Allah, bukan perkataan manusia.” (Juzu Fiihi Dzikri I’tiqad As-Salaf Fi Al-Huruf wa Al-Ashwat)

Itulah keyakinan Imam Asy-Syafi’i tentang Al-Quran.

Beliau meyakini bahwa ayat Al-Quran yang kita baca adalah perkataan Allah.

Beliau tidak meyakini bahwa Al-Quran yang kita baca adalah makhluk (ciptaan-Nya), sebagaimana itu diyakini oleh sekte Jahmiyyah dan Muktazilah.

Beliau juga tidak meyakini bahwa Al-Quran yang kita baca adalah hikayat atau ungkapan tentang perkataan Allah, sebagaimana itu diyakini oleh sekte Kullabiyyah dan Asy’ariyyah.

Maka, jelaslah bahwa keyakinan Imam Asy-Syafi’i dalam hal ini adalah keyakinan Ahlussunnah wal Jama’ah yakni Al-Quran adalah perkataan Allah dan ayat Al-Quran yang kita baca adalah perkataan Allah.

Beliau meyakini itu dan bersikap tegas terhadap orang yang tidak meyakini itu.

Suatu hari tokoh Muktazilah, Hafsh Al-Fard berkata di hadapan Imam Asy-Syafi’i:

الْقُرْآنُ مَخْلُوقٌ

“Al-Quran adalah makhluk.”

Mendengar itu Imam Asy-Syafi’i pun berkata:

كَفَرْتَ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ

“Engkau telah kafir kepada Allah Yang Maha Agung!” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah)

Dan Imam Asy-Syafi’i juga pernah berkata dengan tegas:

من قال لفظي بالقرآن مخلوق فهو كافر

“Siapa yang berkata, ‘Bacaan Al-Quranku adalah makhluk’, maka ia telah kafir!” (Juzu Fiihi Dzikri I’tiqad As-Salaf Fi Al-Huruf wa Al-Ashwat)

 

Siberut, 4 Rabi’ul Tsani 1444

Abu Yahya Adiya