Kesaksian Para Jin

Didustakan, diejek, dan dilempari dengan batu. Itulah nasib nabi kita ﷺ ketika berdakwah di Thaif.

Akhirnya beliau keluar dari situ dalam keadaan terluka. Beliau dihujani batu sehingga kedua sandal beliau bersimbah darah.

Setelah merasakan pedihnya penolakan dari penduduk Thaif, beliau singgah di lembah Nakhlah. Beliau melaksanakan salat Subuh dan mengeraskan bacaan beliau.

Siapa sangka, bacaan beliau terdengar oleh para jin yang ada di situ. Mereka kagum dengan apa yang mereka dengar. Mereka pun masuk Islam.

Allah mengabadikan kejadian itu dalam surat Al-Jin.

Allah berfirman:

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا

“Katakanlah (hai Muhammad), “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Quran), lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan,

يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا

(yang) memberi petunjuk pada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami,

وَأَنَّهُ تَعَالَى جَدُّ رَبِّنَا مَا اتَّخَذَ صَاحِبَةً وَلَا وَلَدًا

dan sesungguhnya Maha Tinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak beranak.

وَأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ شَطَطًا

Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah,

وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ تَقُولَ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا

dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin itu tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah.

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Dan sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, maka para jin menjadikan mereka makin takut dan berdosa.

وَأَنَّهُمْ ظَنُّوا كَمَا ظَنَنْتُمْ أَنْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ أَحَدًا

Dan sesungguhnya mereka menyangka sebagaimana persangkaan kalian, bahwa Allah tidak akan membangkitkan seorang pun.” (QS. Al-Jin: 1-7)

Faidah yang bisa kita petik dari ayat-ayat ini:

 

  1. Nabi Muhammad ﷺ adalah nabi dan rasul yang diutus kepada umat jin dan manusia. Sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah: “Telah diwahyukan kepadaku bahwa sekumpulan jin.”

Nabi ﷺ bersabda:

وَبُعِثْتُ إِلَى كُلِّ أَحْمَرَ وَأَسْوَدَ

“Aku diutus kepada setiap yang merah dan yang hitam.” (HR. Muslim)

Sebagian ulama menafsirkan setiap yang merah adalah manusia, sedangkan yang hitam adalah jin. (lihat Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj juz 5 hal 5)

 

  1. Kemuliaan Al-Quran di mana para jin bersaksi bahwa ia adalah bacaan yang menakjubkan.

Sebagaimana firman-Nya: “sekumpulan jin telah mendengarkan (Al-Quran), lalu mereka berkata, “Kami telah mendengarkan bacaan yang menakjubkan.”

Kalau jin saja bersaksi demikian, maka bagaimana bisa manusia mengingkari dan mendustakannya?!

 

  1. Al-Quran adalah kitab yang menakjubkan baik dari sisi kandungannya maupun gaya bahasanya. Sebagaimana firman-Nya: “bacaan yang menakjubkan.”

 

  1. Siapa yang menginginkan hidayah, maka carilah di dalam kitab yang telah diturunkan dari langit. Bukan mencarinya di dalam cerpen, dongeng, novel, filsafat dan yang semacamnya.

Sebab, tidak ada jalan yang mengantarkan kepada Allah kecuali apa yang datang dari Allah. Sebagaimana firman-Nya: “memberi petunjuk pada jalan yang benar.”

 

  1. Keimanan yang benar menuntut untuk meninggalkan syirik. Sebagaimana firman-Nya: “memberi petunjuk pada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami.”

Karena itu, siapa yang melakukan syirik, maka katakanlah kepadanya, “Ada di mana keimananmu?!”

 

  1. Allah tidak mungkin mempunyai istri dan anak. Sebab, itu adalah sifat tercela bagi-Nya. Sebagaimana firman-Nya: “dan sesungguhnya Maha Tinggi keagungan Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak beranak.”

 

  1. Orang kafir adalah orang yang bodoh. Sebagaimana firman-Nya: “Dan sesungguhnya orang yang bodoh di antara kami dahulu selalu mengucapkan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah.”

Siapapun yang tidak beriman kepada Allah, tidak beriman kepada rasul-Nya, kitab-Nya dan agama-Nya, maka ia pada hakikatnya bodoh, walaupun mempunyai berbagai gelar duniawi!

 

  1. Jin itu seperti halnya manusia. Ada yang saleh dan ada yang tidak. Ada yang suka berdusta atas nama Allah dan ada  yang tidak. Sebagaimana firman-Nya: “dan sesungguhnya kami mengira, bahwa manusia dan jin itu tidak akan mengatakan perkataan yang dusta terhadap Allah.”

 

  1. Meminta tolong dan perlindungan kepada jin adalah perbuatan syirik.

Sebab, setelah bertobat dengan menyatakan, “kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami”, para jin menyebutkan beberapa perbuatan yang terjadi sebelum mereka bertobat, dalam rangka mengingkarinya, di antaranya: ada beberapa orang laki-laki dari kalangan manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin.

 

  1. Ketika seseorang takut kepada jin lalu meminta perlindungan kepadanya, maka yang demikian tidak akan menghilangkan rasa takutnya, malah bertambahlah rasa takutnya, bahkan makin beranilah jin untuk mengganggunya.

Sebagaimana firman-Nya: “maka jin-jin itu menjadikan mereka makin takut dan berdosa.”

 

‘Ikrimah berkata:

كَانَ الْجِنُّ يَفْرَقُون مِنَ الْإِنْسِ كَمَا يفرَق الْإِنْسُ مِنْهُمْ أَوْ أَشَدَّ

“Para jin takut kepada manusia, sebagaimana manusia takut kepada mereka, bahkan lebih takut lagi.

وَكَانَ الْإِنْسُ إِذَا نَزَلُوا وَادِيًا هَرَبَ الْجِنُّ

Jika rombongan manusia singgah di suatu lembah, para jin kabur dari situ.

فَيَقُولُ سَيِّدُ الْقَوْمِ: نَعُوذُ بِسَيِّدِ أَهْلِ هَذَا الْوَادِي. فَقَالَ الْجِنُّ: نَرَاهُمْ يَفْرَقُونَ مِنَّا كَمَا نَفْرَقُ مِنْهُمْ.

Lalu kalau pemimpin rombongan berkata, “Kami berlindung kepada pemimpin penghuni lembah ini”, maka para jin berkata, “Kita melihat mereka takut kepada kita, sebagaimana kita takut kepada mereka.”

فَدَنَوْا مِنَ الْإِنْسِ فَأَصَابُوهُمْ بِالْخَبَلِ وَالْجُنُونِ

Akhirnya mereka berani untuk mendekati manusia, lalu menimpakan kepada mereka kebingungan dan kegilaan.” (Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim)

Jin adalah hamba Allah, sama seperti dirimu, maka untuk apa sangat takut kepadanya, sehingga engkau menyekutukan Tuhanmu dengannya?!

Siberut, 19 Syawwal 1441

Abu Yahya Adiya

 

Sumber:

  1. Al-Mulakhash Fii Syarh Kitab At-Tauhid karya Syekh Saleh Al-Fauzan.
  2. Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim karya Imam Ibnu Katsir.
  3. Aisar At-Tafaasir Lii Kalam Al-‘Aliyy Al-Kabiir karya Syekh Abu Bakr Al-Jazairi.
  4. Ar-Rahiqul Al-Makhtum karya Syekh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri.