Meminta Syafaat Bukan Kepada Pemilik Syafaat

Meminta Syafaat Bukan Kepada Pemilik Syafaat

“Kamu menolak adanya syafaat Nabi?”

Mungkin itulah reaksi yang muncul tatkala kita menegur orang yang beristigasah kepada Nabi ﷺ. Ia beristigasah kepada Nabi ﷺ demi meraih syafaat beliau. Baginya itu merupakan perbuatan yang mulia, bukan perbuatan yang salah.

Makanya kalau ada orang yang menyalahkan perbuatannya, ia anggap sudah tidak menghormati Nabi ﷺ dan menolak keberadaan syafaatnya.

Padahal, siapa yang mengingkari syafaat Nabi?

Kita tidak mengingkari syafaat Nabi ﷺ. Bahkan, kita meyakini bahwa beliau akan memberikan syafaat di akhirat nanti. Dan kita pun mengharapkan syafaat beliau di akhirat nanti, tapi….

 

Siapakah Yang Sebenarnya Memiliki Syafaat

Allah berfirman:

قُلْ لِلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Katakanlah, ‘Syafaat itu hanya milik Allah semuanya. Dia memiliki kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya lah kalian dikembalikan.” (QS. Az-Zumar: 44)

Pemilik langit dan bumi yang sesungguhnya adalah Allah. Begitu pula syafaat. Pemilik syafaat sesungguhnya adalah Allah.

Karena itu, mintalah syafaat kepada-Nya dan jangan meminta kepada selain-Nya. Sebab….

 

Tak Ada Syafaat Tanpa Izin-Nya

Allah berfirman:

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ

“Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 225)

Tanpa izin dari-Nya, syafaat tidak akan berguna. Tanpa izin dari-Nya, syafaat tidak akan bermanfaat, walaupun itu dari makhluk yang sangat taat, yaitu para malaikat!

Allah berfirman:

وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى

“Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna, kecuali bila Allah telah mengizinkan bagi siapa saja yang Dia kehendaki dan Dia ridai.” (QS. An-Najm: 26)

Syafaat hanya akan bermanfaat jika mendapat izin dari-Nya dan bagi orang yang mendapat keridaan-Nya!

 

Syafaat Hanya Bagi Yang Dia Ridai

Allah berfirman:

وَلا يَشْفَعُونَ إِلا لِمَنِ ارْتَضَى

“Dan mereka tidak dapat memberi syafaat, kecuali kepada orang yang Dia ridai.” (QS. Al Anbiya’: 28).

Ya, orang yang Allah ridai. Dan orang musyrik bukanlah orang yang Allah ridai!

Maka….

Kalau memang Allah lah pemilik syafaat yang sesungguhnya….

Kalau memang syafaat tidak akan berguna tanpa izin dari-Nya….

Dan kalau memang syafaat hanya bermanfaat bagi orang yang mendapat keridaan-Nya….

Mintalah syafaat kepada-Nya, dan bukan kepada selain-Nya.

Katakanlah:

“Ya Allah, jangan engkau halangi aku untuk mendapatkan syafaat Nabi-Mu…”

“Ya Allah, jadikan Nabi-Mu sebagai pemberi syafaat kepadaku…”

 

Nabi Memberikan Syafaat dan juga Melarang Syirik

Pernyataan tadi mungkin tidak disukai oleh para pencari syafaat dengan cara beristigasah kepada Nabi ﷺ.

Bisa jadi akan ada di antara mereka yang membantah, “Allah telah memberikan kepada Nabi ﷺ hak untuk memberikan syafaat, karena itu aku meminta syafaat langsung kepada beliau.”

Pernyataan itu batil dan sangat batil.

Karena, Allah memang memberikan hak untuk memberi syafaat kepada Nabi ﷺ, tapi Allah pun melarangmu berdoa kepada nabimu.

Allah berfirman:

فلا تدعوا مع الله أحدا

“Maka janganlah kalian berdoa kepada siapa pun selain Allah.” (QS. Al-Jin : 18)

Kalau engkau meminta syafaat kepada nabimu, berarti engkau telah berdoa kepadanya. Dan kalau engkau telah berdoa kepadanya, berarti engkau telah menyekutukan-Nya dengan nabi-Nya.

Apakah engkau mau menyekutukan Tuhanmu dengan nabimu?

Selain itu, yang akan memberikan syafaat di akhirat bukan cuma Nabi ﷺ, melainkan juga para malaikat, orang-orang saleh dan semacam mereka.

Kalau memang begitu, apakah engkau juga akan berkata, “Allah telah memberikan kepada mereka hak untuk memberi syafaat, karena itu aku akan meminta syafaat langsung kepada mereka”?

Kalau engkau berkata, “Ya. Aku akan meminta syafaat langsung kepada mereka”, berarti engkau sudah sama dengan orang-orang musyrik jahiliah.

Namun, kalau engkau berkata, “Tidak. Aku tidak akan meminta syafaat langsung kepada mereka”, maka kenapa itu tidak engkau praktekkan terhadap nabimu?!

Sekali lagi, mintalah syafaat kepada-Nya, dan bukan kepada selain-Nya. Semulia apa pun ia. Dan setinggi apa pun kedudukannya.

 

Siberut, 15 Rabi’ul Awwal 1442

Abu Yahya Adiya