Tips Mendapat Tempat di Hati Pemimpin

Tips Mendapat Tempat di Hati Pemimpin

Abbas bin Abdul Muththalib menyaksikan khalifah Umar bin Al-Khaththab menjadikan putranya, Abdullah bin Abbas sebagai orang dekat dengannya.

Abbas pun memberi wasiat kepada putranya itu:

يَا بُنَيَّ! إِنَّ عُمَرَ يُدنِيكَ، فَاحفَظْ عَنِّي ثَلاَثاً: لاَ تُفْشِيَنَّ لَهُ سِرّاً، وَلاَ تَغْتَابَنَّ عِنْدَهُ أَحَداً، وَلاَ يُجَرِّبَنَّ عَلَيْكَ كَذِباً

“Wahai anakku, sesungguhnya Umar menjadikanmu dekat dengannya. Maka jagalah dariku tiga perkara: jangan engkau menyebarkan rahasianya, jangan engkau menggunjing seorang pun di sisinya, dan jangan sampai ia mendapati dirimu berdusta.” (Siyar Alam An-Nubala)

Inilah wasiat berharga dari seorang ayah untuk anaknya. Abbas memberikan wasiat kepada Abdullah, agar jangan menyebarkan rahasia pemimpinnya, menggunjing seorang pun di dekatnya, dan berdusta di hadapannya.

Siapa yang menyebarkan rahasia, maka ia telah terjatuh dalam dosa besar. Selain itu, tidak ada  pemimpin yang suka kalau bawahannya menyebarkan rahasianya.

Siapa yang menggunjing orang lain, maka ia telah terjatuh dalam dosa besar. Selain itu, kalau seseorang menggunjing orang lain di hadapan pemimpinnya, maka ada kemungkinan ia sedang cari muka kepada pemimpinnya. Dan bukan mustahil, suatu saat ia menggunjing juga pemimpinnya. Apa ada pemimpin yang ingin memiliki bawahan yang suka cari muka atau menggunjing dirinya?

Siapa yang berdusta, maka ia telah terjatuh dalam dosa besar. Selain itu, tidak ada pemimpin yang suka memiliki bawahan pendusta.

Karena itu, kalau seseorang ingin mendapat tempat di hati pemimpinnya, maka hendaknya ia menjaga kepercayaan pemimpinnya.

Ya, menjaga kepercayaan pemimpinnya, yakni dengan menjaga rahasianya dan menjaga lisannya dari dusta dan mencela.

 

Siberut, 27 Syaban 1444

Abu Yahya Adiya