Apa yang akan dilakukan oleh seseorang kalau ia mendapat surat dari seorang presiden?
Apakah ia akan membuangnya? Atau membacanya dan berusaha memahaminya?
Tentu saja ia akan membacanya dan berusaha memahaminya. Sebab, surat itu bukan dari orang biasa, melainkan dari orang istimewa.
Nah, kalau memang seperti itu sikap kita terhadap surat dari penguasa suatu negara, maka bagaimana pula sikap kita terhadap surat dari penguasa alam semesta, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta’aala?!
Allah telah mengirim ‘surat’-Nya kepada kita, lantas maukah kita membaca ‘surat’-Nya dan berusaha memahaminya?
Allah berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Kitab (Al-Quran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS. Shaad: 29)
Ya, Allah turunkan Al-Quran kepada kita agar kita memerhatikannya, memahaminya, menghayatinya, dan mengambil pelajaran darinya, lalu mengamalkannya.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana caranya agar kita bisa memahami Al-Quran dan mengambil pelajaran darinya?
Pentingnya Ilmu Tafsir
- Ilmu tafsir adalah ilmu yang sangat berharga dan mulia .
Ya, sangat berharga dan mulia. Karena, suatu ilmu bisa dikatakan berharga dan mulia, kalau bahasannya berharga dan mulia. Dan bahasan ilmu tafsir adalah perkataan Allah Yang Maha Mulia.
Lantas, adakah yang lebih berharga daripada perkataan Allah Yang Maha Mulia?
Karena itu, ilmu tafsir adalah ilmu yang sangat berharga dan mulia.
- Dengan belajar tafsir, kita bisa memahami Al-Quran.
Sebab, apa manfaatnya membaca Al-Quran tanpa memahaminya?
Nabi ﷺ bersabda:
سَيَخْرُجُ أَقْوَامٌ مِنْ أُمَّتِي يَشْرَبُونَ الْقُرْآنَ كُشُرْبِهِمُ اللَّبَنَ
“Akan keluar dari umatku orang-orang yang meminum Al-Quran seperti halnya mereka meminum susu.” (Al-Jami’ Ash-Shaghir)
Imam Al-Munawi menerangkan maknanya:
يسلقونه بألسنتهم من غير تدبر لمعانيه ولا تأمل في أحكامه بل يمر على ألسنتهم كما يمر اللبن المشروب عليها بسرعة
“Mereka mengucapkan Al-Quran dengan lisan mereka tanpa merenungkan maknanya dan tanpa memerhatikan hukum-hukumnya. Bahkan, Al-Quran melewati lisan mereka seperti halnya minuman susu yang melewati lisan mereka dengan cepat.” (Faidhul Qadir Syarh Al-Jami’ Ash-Shaghir)
Dan sekadar baca Al-Quran tanpa memahaminya itu juga merupakan ciri khas kelompok sesat Khawarij. Nabi ﷺ menyebutkan ciri kelompok Khawarij.
يقرؤون القرآن لا يجاوز حناجرهم، يقتلون أهل الإسلام ويدعون أهل الأوثان
“Mereka membaca Al-Quran tapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka membunuh umat Islam tapi membiarkan umat penyembah berhala.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mereka membaca Al-Quran tapi tidak melewati kerongkongan mereka. Artinya, bacaan mereka tidak sampai ke hati mereka. Mereka cuma membaca saja dengan lisan mereka tapi tidak memahaminya dan menghayatinya dengan hati mereka.
Karena itu, mempelajari tafsir Al-Quran bukanlah perkara yang remeh. Sebab, dengan mempelajari tafsir Al-Quran, kita bisa memahami Al-Quran.
Dan kalau kita sudah memahami Al-Quran, kita bisa mengambil pelajaran yang ada di dalamnya.
Dan kalau seseorang sudah mengambil pelajaran yang ada dalam Al-Quran, maka ia sudah menemukan petunjuk dari Allah untuk menghadapi segala permasalahan.
Allah berfirman:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89)
Dan kalau seseorang sudah menemukan petunjuk dari Allah untuk menghadapi segala permasalahan, maka ia akan merasakan ketenangan dan ketentraman. Ia tidak akan terkena stress, depresi, frustasi dan penyakit hati lainnya yang biasanya menyerang orang yang jauh dari Al-Quran.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Tuhan kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)
Kalau begitu, dengan mempelajari tafsir Al-Quran, kita bisa memahami Al-Quran.
Dan kalau sudah memahami Al-Quran, maka kita bisa mengambil pelajaran dari Al-Quran. Dan kalau sudah bisa mengambil pelajaran dari Al-Quran, maka kita sudah menemukan petunjuk dari Allah untuk menghadapi segala permasalahan. Dan kalau sudah menemukan petunjuk dari Allah untuk menghadapi segala permasalahan, maka kita akan merasakan ketenangan dan ketenteraman.
Siberut, 19 Dzulqa’dah 1441
Abu Yahya Adiya






