Apa yang kita baca ketika sujud?
Salah satu bacaan sujud yang populer di tengah-tengah kita yaitu:
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْأَعْلَى
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah)
Namun, apa yang dibaca oleh Bisyr Al-Marisi ketika sujud?
Seseorang dari Baghdad mendatangi Imam Yazid bin Harun.
Dan Imam Yazid bin Harun adalah seorang ulama tabiit tabiin yang wafat pada tahun 206 H. Puluhan tahun sebelum Imam Abul Hasan Al-Asy’ari lahir!
Orang dari Baghdad tadi mendatangi Imam Yazid lalu berkata:
سمعت المريسي يقول في سجوده:
“Aku mendengar (Bisyr) Al-Marisi dalam sujudnya mengucapkan:
سبحان ربي الأسفل.
“Maha Suci Tuhanku Yang Maha Rendah.”
Imam Yazid pun berkata:
إن كنت صادقاً إنه كافر بالله العظيم
“Kalau memang engkau benar, maka sungguh, ia telah kafir kepada Allah Yang Maha Agung!” (Al-‘Arsy)
Kenapa Bisyr Al-Marisi sampai mengganti “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi” dengan “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Rendah”?!
Bisyr Al-Marisi adalah tokoh Jahmiyyah. Sedangkan Jahmiyyah tidak meyakini bahwa Allah di atas.
Kalau ia tetap mengucapkan “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi” seperti yang biasa kita ucapkan, tentu saja itu bertentangan dengan keyakinan yang selama ini ia pegang.
Itulah keadaan ahli bidah. Mereka nekat melangkahi nas, demi mempertahankan pendapat mereka.
Kalau gentar, mereka ‘otak-atik’ nas agar sesuai dengan pendapat mereka.
Setelah menyebutkan perkataan Bisyr Al-Marisi tadi, Imam Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafi berkata:
وَإِنَّ مَنْ أَفْضَى بِهِ النَّفْيُ إِلَى هَذِهِ الْحَالِ حَرِيٌّ أَنَ يَتَزَنْدَقَ، إِنْ لَمْ يَتَدَارَكْهُ اللَّهُ بِرَحْمَتِهِ، وَبَعِيدٌ مِنْ مِثْلِهِ الصَّلَاحُ
“Sesungguhnya siapa yang meniadakan ketinggian Allah sampai begini keadaannya, maka ia pantas untuk menjadi zindik, jika Allah tidak memberikan rahmat-Nya kepadanya. Dan sangat kecil kebaikan dari orang yang semacamnya.” (Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyyah)
Siberut, 11 Jumada Al-Ulaa 1444
Abu Yahya Adiya






