Selamat dari Jerat Perpecahan

Selamat dari Jerat Perpecahan

Mana yang lebih baik, persatuan atau perpecahan?

Mana yang kita sukai, bersatu atau berpecah-belah?

Bersatu, bukan?

Maka itu pula yang Allah cintai.

Nabi ﷺ bersabda:

الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ

“Persatuan itu rahmat sedangkan perpecahan adalah azab.” (HR. Ahmad)

Karena Allah mencintai persatuan, wajarlah jika Dia menyuruh kita untuk bersatu dan tidak berpecah-belah.

Allah Ta’ala berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Dan berpegang teguhlah kalian pada tali Allah dan jangan bercerai-berai.” (QS. Ali Imran: 103)

Bersatu itu perbuatan yang terpuji. Sebaliknya, berpecah-belah itu perbuatan yang tercela. Dan itu merupakan sifat orang-orang yang menyekutukan-Nya.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“Dan janganlah kalian termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” (QS. Ar-Ruum: 31-32)

Walaupun itu perbuatan yang tercela, tetapi tetap saja ada sebagian muslimin yang lebih memilih berpecah-belah daripada bersatu.

Itu sebagaimana telah dikabarkan oleh Nabi ﷺ dalam sabdanya:

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Aku berwasiat kepada kalian agar kalian bertakwa kepada Allah, dan agar mendengarkan dan menaati pemimpin kalian sekalipun ia seorang budak dari Ethiopia. Karena sesungguhnya siapa yang hidup di antara kalian sepeninggalku, niscaya ia melihat perselisihan yang banyak. Karena itu, berpeganglah pada sunnahku dan sunnah para khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah pada sunnah tadi dan gigitlah itu dengan gigi geraham kalian.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Dalam hadits ini Nabi ﷺ mengabarkan bahwa sepeninggal beliau akan terjadi banyak perselisihan pada umat ini. Dan apa yang beliau kabarkan itu ternyata benar-benar terjadi.

Setelah khalifah ‘Utsman bin ‘Affan terbunuh secara zalim, mulailah perpecahan terjadi di umat ini. Terjadilah perang besar antar umat Islam yaitu perang Jamal dan Shiffin, lalu diikuti munculnya sekte Khawarij, Syiah, Murjiah, dan berbagai sekte bidah lainnya. Terjadilah perpecahan pada umat ini dan itu makin parah hari demi hari.

Itu merupakan fenomena yang menyedihkan. Dan itu telah Nabi ﷺ kabarkan. Namun….

Nabi ﷺ adalah seorang pendidik yang baik. Tatkala beliau ﷺ melemparkan suatu masalah, beliau berikan juga solusinya.

Seandainya beliau ﷺ hanya melemparkan masalah, lalu tidak memberikan solusinya, tentu putus asalah para sahabatnya.

Tatkala Nabi ﷺ mengabarkan berita yang menyedihkan tentang perpecahan umatnya, beliau berikan juga solusinya.

Solusinya yaitu “berpeganglah pada sunnahku dan sunnah para khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah pada sunnah tadi dan gigitlah itu dengan gigi geraham kalian!”

Ya, ikutilah petunjuk Nabi ﷺ dan petunjuk Khulafaur Rasyidin yakni Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali. Peganglah itu dan jangan lepaskan. Itulah solusi agar kita selamat dari buruknya perpecahan.

Kita sebagai umat Islam diwajibkan bersatu dan tidak boleh berpecah belah. Namun, kalau perpecahan sudah terjadi, maka hendaknya kita kembali kepada petunjuk nabi kita dan para sahabatnya yang mulia.

Itulah yang telah dituntunkan oleh nabi kita dan itu pula yang diridai oleh Tuhan kita.

 

Siberut, 1 Rabi’ul Tsani 1443

Abu Yahya Adiya

 

Sumber: Manhaj Al-Firqah An-Najiyah karya Syekh Muhammad bin Jamil Zainu